Bab 1
Pendahuluan
Sejak tahun 1930-an,ilmu ekonomi telah di bagi kedalam dua bagian,yaitu
mikro ekonomi dan makro ekonomi. Mikro ekonomi adalah cabang ilmu ekonomiyang
menelaah perilaku dari unit-unit ekonomi individual seperti rumah tangga(households),perusahaan(firms),
dan struktur industry. Perhatiannya lebih di fokuskan pada besar-besaran
seperti : output atau harga dari produk tertentu,jumlah tenaga kerja yang di
pekerjakan oleh perusahaan tertentu,penerimaan atau pendapatan dari perusahaan
atau rumah tangga atau keluarga tertentu,dan sebagainya. Sebaliknya, makro
ekonomi merupakan cabang ilmu ekonomi yang menelaah perilaku dari perekonomian
atau tingkat kegiatan ekonomi secara keseluruhan (aggregate), termasuk didalamnya
faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja perekonomian atau kegiatan ekonomi
agregat tersebut.
Singkatnya, makro ekonomi kini telah
muncul dan berkembang sebagai salah satu cabang ilmu ekonomi yang berdiri
sendiri. Ada beberapa kejadian atau peristiwa yang mendorong muncul dan
berkembangnya ilmu atau analisis makro ekonomi, yaitu :
Pertama, adalah adanya usaha dari
para ahli statistic ekonomi untuk mengumpulkan dan mensistimasitasi berbagai
data aggregate dalam rangka untuk menyediakan landasan ilmiah bagi kepentingan
penelitian makro ekonomi.
Kedua, adanya usaha untuk melakukan
identifikasi yang lebih hati-hati menyangkut siklus bisnis atau konjungtur
sebagai suatu fenomena yang terjadi berulang.
Ketiga, adalah timbulnya depresi
besar ekonomi pada tahun 1929-1933 yang ditandai dengan meningkaynya tingkat
pengangguran dari hanya 3,2 persen pada tahun 1929 menjadi 24,9 persen pada
tahun 1933.
Keempat, adalah terbitnya buku karya
john maynard Keynes yang berjudul the general theory of employment,dimana di
dalam buku tersebut Keynes mengemukakan suatu teori yang menunjukan bahwa
pengangguran bisa saja terjadi untuk jangka waktu yang lama atau bahkan dalam
jangka waktu yang tidak terbatas.
Singkatnya Keynes di anggap sebagai ekonom baru yang telah menciptakan
suatu revolusi didalam pemikiran atau teori ekonomi.
BAB 2
Perhitungan Pedapatan nasional
Perhitungan
pendapatan nasional (national income accounting ) menunjukkan
kepada seperangkat aturan ( rules ) dan teknik ( techniques ) untuk mengukur aliran seluruh output barang dan
jasa yang dihasilkan dan aliran seluruh input ( faktor-Faktor produksi ) yang
digunakan oleh suatu perekonomian untuk menghasilkan output barang dan jasa
tersebut.
Perhitungan pendapatan dan produk nasinal
yang dikembangkan tahun 1930-an itu dimaksudkan sebagai alat bantu didalam kita
melakukan kuantifikasi terhadap berbagai peristiwa ekonomi rill yang terjadi
dalam masyarakat. Dalam perkembangan lebih lanjut, perhitungan pendapatan
nasional ini bhkan telah menjadi bagian yang amat penting didalam makroekonomi,
khususnya didalam upaya mengembangkan tentang suatu analisis perekonomian.
2.2
Arus perputaran Output dan pengeluaran
Arus perputaran output dan pengeluaran atau
yang lebih sering dikenal dengan arus perputaran kegiatan ekonomi (circular
flows of economic activity) adalah suatu diagram yang menggambarkan
bagaimana saling keterkaitan (interrelationships) diantara berbagai
pelaku ekonomi (economic agents) dan berbagai pasar yang ada di dalam
perekonomian. Arus perputaran Output mencakup:
-
Rumah
tangga
-
Perusahaan
-
Pemerintah
-
Sektor
luar negeri
Selain itu, didalam perekonomian juga
terdapat berbagai pasar diantaranya adalah faktor pasar produksi.
2.3 berbagai konsep tentang pendapatan
nasional
Berbicara mengenai pendapatan nasional bruto
(GNP), maka setidak-tidaknya ada lima konsep yang perlu dibedakan secara tegas satu
dengan yang lainnya. Kelima konsep yang dimaksud adalah:
1.
produk
nasional bruto
produk nasional bruto adalah total nilai atau
harga pasar dari seluruh barang dan jasa akhir yang dihasilkn oleh suatu
perekonomian selama kurun waktu tertentu.
Dari pengertian GNP diatas, setidaknya ada
tiga hal yang penting yang perlu dijelaskan lebih lanjut, yakni:
Pertama,
adalah produk nasional bruto (GNP) harus mencakup barang-barang akhirdan/nilai
tambah saja.
Kedua,
adalah bahwa GNP hanya menghitung atau memasukan nilai dari barang-barang yang
merupakan hasil produksi pada tahun berjalan yaitu tahun pada saat dilakukan
perhitungan.
Ketiga,
adalah bahwa barang-barang dan jasa-jasa atau GNP yang dihasilkan itu dinilai
menurut harga pasar yang berlaku.
2.
Produk Nasional Netto
Produk
nasional netto merupakan ukuran lain dari output netto (barang – barang dan jasa
– jasa) yang dihasilkan oleh suatu perekonomian, dimana hanya memperhitungkan
investasi netto. Artinya penyusutan tidak ikut diperhitungkan. Jadi. Penyusutan
atau depresiasi disini merupakan faktor yang membedakan antara GNP dan NNP. Per
definisi, penyusutan atau depresiasi adalah biaya – biaya yang dikeluarkan
untuk menggantikan peralatan yang rusak selama penggunaan dalam tahun yang
bersangkutann. Oleh karenanya, penyusutan atau depresiasi sering disebut juga
sebagai investasi penggantian. Secara sistematis, produk nasional netto (NNP)
dapat dirumuskan sebagai berikut:
NNP = GNP – D
3.
pendapatan Nasional
Pendapatann
nasional (NI) sering pula digunakan sebagai suatu ekspresi umum yang sinonim
dengan GNP atau NNP. Namun demikian di dalam perhitungan pendapatan nasional,
istilah pendapatan nasional memiliki pengertian yang lebih khusus. Pendapatan
nasional adalah pendapatan agregat yang diperoleh oleh faktor – faktor
produksi. Dengan perkataan lain, pendapatan nasional mengukur pendapatan
agregat yang diterima oleh faktor – faktor produksi sebelum pajak langsung dan
pembayaran transfer.
Jadi,
pendapatan nasional adalah produk nasional netto dikurangi pajak tidak langsung
(IBT) dan kewajiban bukan pajak,
pembayaran transfer oleh sektor bisnis, ditambah subsidi pemerintah dan
dikurangii lagi dengan surplus yang diperoleh perusahaan atau badan usaha milik
negara (BUMN). Secara matematis, pendapatan nasional dapat dirumuskan sebagai
berikut:
GNI =
NNP – IBT
4.
Pendapatan
Perorangan
Pendapatan
perorangan (PI) merupakan pendapatan agregat yang secara aktual diterima oleh
seseorang atau rumah tangga. Langkah pertama dalam menghitung pendapatan
perorangan (PI) adalah mengeluarkan atau mengurangkan unsur – unsur yang
termasuk di dalam NI, tetapi tidak diterima oleh rumah tangga. Pertama adalah
keuntungan perusahaan yang menggambarkan pendapatan bagi perusahaan. Kedua
adalah kontribusi – kontribusi untuk jaminan sosial yang dibayarkan dari
pendapatan seseorang atau rumah tangga, sehingga dikeluarkan dari PI, dan ketiga
adalah bunga netto yang tidak dibayarkan kepada individu atau rumah tangga,
sehingga tidak perlu dimasukkan ke dalam PI. Langkah selanjutnya adalah
menambahkan pendapatan yang diterima oleh seseorang atau rumah tangga, tetapi
belum dimasukkan ke dalam definisi GNP, NNP, ATAU NI
PI = NI – ( CPT + UCP + SIT ) + ( Div + Tr )
Keterangan:
CPT = pajak keuntungan perusahaan
UCP = laba perusahaan yang tidak dibagikan
SIT = pajak jaminan sosial
Div = dividen
Tr =
pembayaran transfer
5. Pendapatan Disposable
Pendapatan
disposable adalah jumlah pendapatan yang secara aktual tersedia bagi seseorang
atau rumah tangga untuk dibelanjakan atau digunakan, baik untuk konsumsi (C)
atau tabungan (S). Pendapatan disposable ini merupakan konsep penting karena
mengukur pendapatan bersih setelah dikenakan pajak.
DI = PI – Ptax
Keterangan:
Ptax = pajak perorangan
2.4. Pendekatan Dalam Perhitungan Pendapatan
Nasional
2.4.1. Pendekatan Pengeluaran
Pendekatan
pengeluaran adalah suatu pendekatan dimana produk nasional atau produk nasional
atau produk domestik bruto diperoleh dengan cara menjumlahkan nilai pasar dari
seluruh permintaan akhir atas output yang dihasilkan di dalam perekonomian,
diukur pada harga pasar yang berlaku.
Y = C +
I + G + ( X – M )
Keterangan
:
Y = Pendapatan
Nasional
C =
konsumsi
I =
Investasi
G =
pengeluaran pemerintah
X =
ekspor
M =
impor
a.
Pengeluaran
konsumsi rumah tangga
Pengeluaran konsumsi rumah tangga adalah
total nilai pasar dari barang – barang dan jasa – jasa yang dibeli oleh rumah
tangga dan institusi – institusi nir laba dan nilai dari barang – barang dan
jasa yang diterima oleh mereka sebagai pendapat. Pengeluaran konsumsi rumah
tangga terdiri atas tiga komponen utama yaitu : pengeluaran untuk barang –
barang tahhan lama seperti mobil, mesin cuci dll.
b.
Pengeluaran
investasi
Pengeluaran investasi atau pembentukan modal
domestik bruto adalah total nilai pasar dari pembelian bangunan – bangunan yang
baru dihasilkan dan peralatan – peralatan tahan lama milik produsen, ditambah
nilai perubahan di dalam volume persediaan yang diimiliki atau dikuasai oleh
perusahaan.
c.
Pengeluaran
pemerintah untuk barang – barang dan jasa
Pengeluaran pemerintah untuk barang – barang
dan jasa mencakup berbagai pengeluaran yang dilakukan oleh pemerintah, baik
pusat maupun daerah dan jenisnya meliputi pengeluaran pemerintah baik untuk
menambah perangkat keras militer untuk kepentingan negara, pengeluaran untuk
membayar gaji pegawai, dll.
d.
Pengeluaran
ekspor netto
Pengeluaran ekspor netto adalah nilai pasar ekspor barang
– barang dan jasa – jasa dikurangi dengan nilai pasar impor barang – barang dan
jasa – jasa.
2.4.2.
Pendekatan Pendapatan
Unsur
– unsur atau jenis – jenis pendapatan sebagai berikut:
·
Kompensasi
untuk pekerja
·
Keuntungan
perusahaan
·
Pendapatan
usaha perorangan
·
Pendapatan
sewa
·
Bunga
netto
2.4.3.
Pendekatan Produksi
Dengan
pendekatan produksi nasional atau produk domestik bruto diperoleh dengan
menjumlahkan nilai pasar dari seluruh barang dan jasa yang dihasilkan oleh
berbagai sektor di dalam perekonomian.
2.5. Beberapa
Identitas Penting Dalam Makroekonomi
1. Model Dua Sektor
Dalam model makroekonomi dua sektor,
yang hanya terdiri atas sektor rumahtangga dan sektor bisnis, identitas yang
dianggap penting adalah:
Y = C + I
Y = S + C
C + I =Y = C + S
I = Y – C = S
2.
Model Makro Empat Sektor
Dalam
model makro 4 sektor dimana terdapat sektor pemerintah dan luar negeri.
Y = C + I + G + Xn
Yd = Y + Tr – T
2.6. Produk Nasional Bruto : Nominal versus
Rill
Produk nasional bruto nominal adalah produk
nasional ytang dihitung menurut harga pasar yang berlaku dan belum disesuaikan
dengan perubahan yang terjadi dalam tingkat harga atau tingkat inflasi,
karenanya sering pula dinamakan sebagai produk nasional yang belum disesuaikan.
Sedangkan produk nasional riil (real GNP) adalah produk nasional yang
dihitung berdasarkan harga konstanta atu harga tahun dasar (GNP at constan or
at base year princes)
2.7. Keterbatasan
GNP sebagai Ukuran Kesejahteraan Ekonomi
Walaupun GNP bisa
menghasilkan suatu kesejahteraan material (material well-being) bagi penduduk,
namun ia masih jauh dari memadai sebagai suatu indikator sosial yang tepat
karena beberapa alasan.
pertama, Banyak kegiatan ekonomi yang hasilnya tidak
diperjualbelikan atau tidak melalui pasar (nonmarket transactions), maka
sulit sekali untuk mengadakan perhitungan GNP secara cermat.
Ada dua alasan yang diberikan yang diberikan
untuk tidak memasuki aktivitas nonmarket ke dalam GNP, yaitu: sulit untuk
menentukan nilai jasa atau pelayanan yang dilakukan orang untuk diri mereka
sendiri karena kualitas pelayanan itu
sangat bervariasi, dan ahli ekonomi mendapat kesulitan untuk menentukan
aktivitas nonmarket mana yang harus dimasukkan ke dalam GNP.
Kedua, karena GNP perdefinisi lebih merupakan
ukuran yang bersifat kuantitas atas barang-barang dan jasa-jasa yang
dihasilkan.
Ketiga, perubahan didalam komposisi dal
alokasi total output diantara rumahtangga tertentu mungkin saja akan
mempengaruhi kesejahteraan ekonomi.
Keempat, nilai barang-barang dan jasa-jasa
yang dihasilkan (GNP) bergantung pada biaya untuk memproduksi barang-barang dan
jasa-jasa.
Singkatnya, kesejahteraan ekonoki netto (NEW)
adalah ukuran jumlah produksi nasional yang disesuaikan, dimana didalamnya
mencakup barang-barang konsumsi dan investasi yang menyumbang langsung kepada
kesejahteraan perekonomian.
Bab 3
Perdebatan Antara
Klasik dan Keynes
3.1 Pandangan kaum klasik
Gagasan
utama yang penting dari kaum klasik adalah menyangkut pandangan mereka yang
mengatakan bahwa tingkat output dan harga keseimbangan hanya bisa dicapai kalau
perekonomian berada pada tingkatkesempatan kerja penuh dan keseimbangan dengan
tingkat kerja penuh itu hanya bisa dicapai melalui bekerjanya mekanisme pasar
yang bekerja secara bebas.
Keyakinan
dari kaum Klasik bahwa di dalam perekonomian akan selalu terwujud keadaan
keseimbangan dengan tingkat kesempatan kerja penuh itu dilatar belakangi oleh
keyakinan mereka akan tiga hal berikut :
Pertama,
bahwa suatu perekonomian pasar itu memiliki kekuatan – kekuatan atau
diibaratkan sebagai suatu mekanisme yang memiliki kemampuan self – correcting
atau self – adjusting atau self – regulating, yang dapat membawa perekonomian
tersebut kepada kondisi yang diinginkan.
Kedua,
bahwa hukum pasar dari Jean Baptist Say, yang mengatakan bahwa penawaran akan
menciptakan permintaan sendiri, selalu berlaku bagi perekonomian secara
keseluruhan.
Ketiga,
bahwa tingkat harga dan upah di dalam perekonomian adalah cukup fleksibel,
artinya harga – harga barang dan upah tenaga kerja sewaktu – waktu dapat dengan
cepat disesuaikan.
Pada
intinya madel makroekonomi dari kaum klasik tersebut, memiliki beberapa
implikasi yang penting, yaitu:
Pertama, bahwa kesempatan kerja penuh selalu terwujud. Teori klasik
mengkombinasikan kurva penawaran agregat yang vertikal dengan kurva permintaan
agrerat yang memiliki kemiringan yang negatif (diturunkan dari teori kuantitas
jangka panjang membentuk suatu model tentang tingkat output dan harga.
Kedua, bahwa pergeseran permintaan agregat (
aggregate demand, AD) hanya akan mempengaruhi atua mengubah tingkat harga
(P) market-clearing, tetapi tidak mempengaruhi tingkat output riil
keseimbangan (Y) dan kesempatan kerja (employment) di dalam perekonomian
(lihat gambar 3.2)
Ketiga, Penawaran merupakan faktor kunci bagi
pertumbuhan ekonomi. Didalam suatu kerangka institusional akumulasi kapital dan
inovasi teknologi serta kuntitan dan kualitas angkatan kerja merupakan
faktor-faktor yang mendorong pertumbuhan ekonomi jangka panjang.
Keempat, Inflasi yang terjadi merupakan akibat ketidakmampuan bank
sentral. (lihat gambar 3.4)
3.2 Pandangan Keynes
keynes
mengatakan bahwa tidak terdapat kecendrungan secara otomatis atau ilmiah bagi
perekonomian untuk menuju kearah keseimbangan dengan kesempatan kerja penuh.
Untuk menunjukan hal ini Keynes menunjukan beberapa kelemahan dari pandangan
kaum klasik dengan mengatakan bahwa penurunan di dalam tingkat bunga tidak akan
secara otomatis mendorong investasi bisnis secara memadai untuk mewujudkan
kesempatan kerja penuh.
Pendapat
lain dari Keynes adalah menyangkut peranan uang. Kalau di dalam makro ekonomi
klasik, uang itu dianggap netral dalam arti tidak mempunyai pengaruh terhadap
peubah – peubah sektor rill seperti output dan kesempatan kerja, maka dalam
model makroekonominya Keynes, uang merupakan peubah yang cukup penting karena
menentukan tingkat output dan kesempatan kerja.
Anggaran
pemerintah juga merupakan instrumen yang penting di dalam model makronya
Keynes, yaitu dalam rangka untuk mengatur permintaan agregat di dalam
perekonomian. Jika perekonomian berada di bawah full employment, maka
permintaan agrregat dapat ditingkatkan/ dinaikan dengan meningkatkan
pengeluaran pemerintah ( G ) atau menurunkan pajak ( T ) atau tingkat pajak
(t).
Singkatnya
Keynes tidak percaya bahwa perekonomian akan selalu berada pada kondisi
keseimbangan dengan kesempatan kerja penuh. Selain itu, keynes juga tidak
percaya bahwa mekanisme pasar itu akan selalu dapat bekerja dengan baiik,
sehingga menjamin perekonomian itu selalu dalam kondisi yang diharapkan.
BAB 4
PERKEMBANGAN
PEMIKIRAN DALAM MAKROEKONOMI MODERN PASCA KEYNES
Keynes
mengembangkan suatu teori yang bersifat revolusioner yang mencoba menjelaskan
sebab – sebab timbulnya depresi besar pada tahun 1929 dan menawarkan suatu
resep kebijakan. Visi ekonomi dari keynes boleh dikatakan sangat bertolak
belakang dengan pendapat kaum klasik, dimana dalam pandangan keynes kekuatan –
kekuatan atau mekanisme koreksi yang bersifat otomatis adalah begitu lemah dan
lamban, dan perekonomian dianggapnya sebagai sesuatu yang penuh dengan
ketidakstabilan dan ketidakpastian sehingga atas dasar itu menurut Keynes
intervensi pemerintah adalah sangat perlu dan merupakan suatu keharusan.
4.1 Aliran Keynesian
Adapun gagasan –
gagasan yang utama atau penting dari aliran Keynesian adalah sebagai berikut:
·
Perekonomian
pasar pada dasarnya adalah tidak stabil dan kegiatan ekonomi banyak diliputi
ketidakpastian.
·
Kekuatan
– kekuatan koreksi otomatis yang ada di dalam perekonomian bekerjanya sangat
lemah dan lamban.
·
Kebijakan
manajemen permintaan agregat yang diskresioner merupakan sesuatu yang penting
atau perlu. Dalam hal ini pemerintah hendaknya sselalu siaga untuk campur
tangan apabila perekonomian menunjukan tanda – tanda akan terjadinya resesi.
4.2 Aliran Moneteris
Bagi
kaum moneteris, jumlah uang beredar merupakan faktor penentu yang utama dari
tingkat kegiatan ekonomi dan harga – harga di dalam suatu perekonomian. Dalam
jangka pendek, jumlah uang beredar mempengaruhi tingkat output dan kesempatan
kerja, sedangkan dalam jangka panjang jumlah uang beredar mempengaruhi tingkat
harga atau inflasi.
Adapun
gagasan – gagasan pokok ( main ideas) aliran moneteris yang dianggap penting
diantaranya adalah:
1.
Sektor
atau perekonomian swasta ( private economy) pada dasarnya adalah stabil. Dalam
hal ini mereka bertitik tolak dari teori kuantitas uang dari kaum klasik yang
mengatakan bahwa peubah – peubah kecepatan perputaran uang (V) dan output (Y)
dari persamaan identitas MV = PY adalah
konstan. Sehingga apabila terjadi perubahan di dalam peubah M yang
menggambarkan jumlah uang beredar (money supply, atau yang dalam pembahasan
lebih lanjut digunakan Ms sebagai singkatan dari Money supply), hanya akna
menyebabkan perubahan dalam peubah tingkat harga (P).
2.
Kebijakan
makroekonomi diskresioner atau aktif seperti kebijakan fiskal dan moneter hanya
akan membuat keadaan perekonomian menjadi lebih buruk. Bahkan secara ekstrim
mereka mengatakan bahwa “ kebijakan makroekonomi yang aktif itu lebih merupakan
kegiatan dari masalah, dan bukan bagian dari solusi. Dengan perkataan lain,
kaum moneteris merekomendasikan kepada para pembuat kebijakan untuk menggunakan
aturan – aturan yang tetap, seperti aturan pertumbuhan moneter yang konstan,
aturan anggaran berimbang, tanpa harus disertai campur tangan aktif dari
pemerintah, dan sebagainya.
3.
Seperti
halnya dengan kaum klasik, kaum moneteris berpendapat bahwa harga – harga dan
upah dalam perekonomian adalah relatif fleksibel, yang akan menjamin keadaan
keseimbangan di dalam perekonomian selalu bisa diwujudkan.
4.
Jumlah
uang beredar merupakan faktor penentu yang sangat penting dari tingkat kegiatan
ekonomi secara keseluruhan.
Berbagai pendapat atau gagasan kaum moneteris
di atas memiliki dua implikasi kebijakan yang penting, yaitu:
·
Bahwa
stabilitas di dalam pertumbuhan jumlah uang beredarlah yang merupakan kunci
dari stabilitas makroekonomi aktif yang menimbulkan fluktuasi dalam pertumbuhan
jumlah uang beredar yang menjadi penentu kestabilan makroekonomi.
·
Bahwa
kebijakan fiskal itu sendiri memiliki pengaruh sistematis yang sangat kecil,
baik terhadap pendapat nasional rill maupun pendapat nasional nominal, dan
bahwa kebijakan fiskal bukanlah suatu sarana atau alat stabilisasi yang efektif.
Apabila dicermati
secara mendalam, maka antara aliran Keynesians terutama dari neo – Keynesian
dengan moneteris terdapat beberapa perbedaan yang cukup mendasar, diantaranya
adalah :
Pertama, kedua
aliran tersebut tidak sependapat menyangkut kekuatan atau faktor yang
mempengaruhi permintaan agregat (AD). Kaum moneteris percaya bahwa permintaan
agregat hanya atau terutama dipengaruhi oleh jumlah uang beredar terhadap
permintaan agregat tersebutadalah stabil dan dapat diprediksikan. Selain itu,
kaum moneteris juga percaya pada percaya bahwa pengaruh dari perubahan –
perubahan yang bersifat otonom di dalam peubah kebijakan fiskal terhadap output
dan harga – harga adalah tidak berarti, meskipun disertai dengan perubahan di
dalam peubah moneter. Sebaliknya, para ekonom Keynesians percaya bahwa dunia
ini jauh lebih kompleks daripada itu.
Kedua, adalah
menyangkut perilaku penawaran agregat. Para ahli akonomi dari kelompok
Keynesians lebih menekan pada kelemahan harga dan upah. Sebaliknya kelompok
Moneteris berpikir bahwa para ekonom Keynesians terlalu membesar – besarkan
kelemahan upah dan harga dalam perekonomian, dan percaya bahwa kurva penawaran
agregat jangka pendek sangat curam, jauh lebih curam dibandingkan dengan yang
diasumsikan oleh kaum Keynesians.
4.3 Aliran Makroekonomi Klasik Baru
Adapun hakekat atau
esensi dari aliran makroekonomi klasik baru tersebut adalah asumsi bahwa pasar
akan terus menerus berada dalam keseimbangan. Selain itu aliran ini juga
mengasumsikan adanya ekspektasi yang rasional dari para pelaku , dalam arti
dibentuk berdasarkan informasi ekonomi yang relevan.
Seperti halnya
dengan aliran moneteris, para pendukung aliran makroekonomi klasik baru juga
cendrung bersikap konservatif, yang mengharapkan peran yang relatif kecil dari
kebijakan pemerintah yang aktif di dalam perekonomian.
Dalam garis
besarnya, pandangan – pandangan dari aliran makroekonomi klasik baru dapat
diringkas sebagai berikut:
1.
Perekonomian
pasar pada dasarnya adalah stabil
2.
Fleksibilitas
upah dan harga akan menciptakan sifat – sifat koreksi secara otomatis yang kuat
3.
Dalam
membentuk ekspektasi, para pelaku ekonomi selalu menggunakan setiap informasi
relevan yang tersedia pada mereka dengan efisien dan tidak akan membuat
kesalahan yang bersifat sistematik atau berulang
4.
Uang
adalah netral. Perubahan – perubahan yang bersifat antisipatif di dalam jumlah
uang beredar hanya akan mempengaruhi tingkat harga dan tidak memiliki dampak
terhadap sektor rill dari perekonomian.
5.
Kebijakan
stabilisasi. Hal ini terjaadi karena setiap perubahan dalam kebijakan
makroekonomi yang bersifat diskresioner dapat diantisipasi oleh para pelaku
ekonomi.
4.4 Aliran Makroekonomi Sisi Penawaran
Horold McClure dan Thomas Willett, membedakan para ekonom yang termasuk
dalam aliran makroekonomi sisi penawaran
ke dalam dua kubu, yaitu:
Pertama,
adalah kubu arus utama yang menekankan pada pentingnya insentif pajak didalam
mendorong pertumbuhan melalui pengaruhnya atas tabungan dan investasi.
Kedua, adalah kubu radikal,
bahwa penurunan tarif pajak akan memiliki dampak atas upaya kerja.
Para pendukung
aliran makroekonoomi sisi penawaran juga membenarkan adanya campur tangan
pemerintah di dalam perekonomian. Hal ini menurut mereka penting karena dapat
mendorong masyarakat untuk bekerja keras, menabung dan menginvestasikan
uangnya, yang pada akhirnya dapat meningkatkan produktivitas dan penawaran
agregat di dalam perekonomian.
Secara garis besar,
ada sebelas proposisi yang sering dikategorikan sebagai proposisi dari aliran
makroekonomi sisi penawaran, yaitu:
·
Penawaran
merupakan unsur penting dari analisis ekonomi
·
Peningkatan
penawaran output total penting bagi kesejahteraan individu dan ketahanan sosial
·
Penawaran
output bergantung pada penawaran atau ketersediaan sumber daya alam atau inputs
·
Penawaran
sumber daya dan output total dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah
·
Penawaran
sumber daya juga dipengaruhi oleh sistem perpajakan
·
Penurunan
di dalam pajak akan membuat pendapatan nasional menjadi lebih tinggi daripada
kalau tidak terjadi penurunan pajak, dan oleh karena itu kehilangan penerimaan
sebagai akibat dari penurunan pajak akan menjadi lebih kecil daripada jika
pendapatan nasional tidak didorong untuk meningkat
·
Penurunan
pajak akan menaikan pendapatan nasional dengan jumlah yang lebih besar daripada
penurunan pajak
·
Penurunan
pajak akan meningkatkan penerimaan pajak total
·
Penurunan
pajak, yang tidak diikuti dengan penurunan pengeluaran pemerintah
·
Penuruna
di dalam tarif pajak yang tidak diikuti dengan penurunan pengeluaran pemerintah
akan meningkatkan output rill meskipun akan menurunkan penerimaan pajak secara
keseluruhan
·
Penurunan
pajak merupakan cara terbaik untuk menjinakan masalah inflasi adalah sisi
penawaran
4.5 Aliran Makroekonomi Keynesian Baru
Salah satu unsur
penting yang menjadi perhatian dari aliran Keynesian baru ini adalah menyangkut
persoalan kekakuan harga dan upah. Dalam arti aliran ini berusaha untuk
menjelaskan mengenai sebab – sebab terjadinya kekakuan harga dan upah di dalam
perekonomian.
Berkaitan dengan
persoalan kekakuan upah tersebut, ada beberapa model yang mencoba memberi
penjelasan, diantaranya adalah sebagai berikut:
1.
Model
Kontrak kerja
2.
Model
“Insider – Outsider”
3.
Model
Kontrak Implisit
4.
Model
upah efisien
Sedangkan
menyangkut kekakuan harga dapat dikemukakan beberapa penjelasan sebagai
berikut:
1.
Persaingan
monopolistik
2.
Model
biaya menu
BAB 5 Analisis Penentuan Pendapatan
Keseimbangan
5.1
Penentuan
Pendapatan Dalam Model Makro Dua Sektor
Dalam analisis pendapatan nasional
keseimbangan untuk model makro 2 sektor ini ada beberapa asumsi yang perlu
diperhatikan, yaitu:
a.
Upah
uang dan harga dianggap sebagai peubah eksogen.
b.
Tingkat
suku bunga dianggap fixed karena sisi moneter dari perekonomian tidak dimasukan
c.
Sektor
luar negeri tidak dimasukkan atau diabaikan
d.
Tidak
terdapat sektor pemerintah
e.
Sektor
bisnis dan rumah tangga diperhatikan dalam model ini
1)
Fungsi
Konsumsi
Keynes menekankan bahwa bagi usatu perekonomian tingkat pengeluaran
konsumsi oleh rumahtangga bervariasi secara langsung dengan tingkat pendapatan
disposable dari rumah tangga tersebut. Hubungan pendapatan dengan konsumsi
inilah ygna dikenal sebagai fungsi konsumsi (consumption )
2)
Fungsi
Tabungan
Fungsi tabungan (saving function) adalah fungsi yang
menghubungkan tingkat tabungan (S) dengan pendapatan (Yd)
3)
Fungsi
Investasi
Investasi
disini diasumsikan sebagai peubah eksogen artinya nilainya dianggap konstan dan
hanya dipengaruhi oleh peubah- peubah yang berada di luar model yang digunakan.
Sebagai peubah eksogen, fungsi investasi dapat ditulis sebagai berikut .
I – I0 (
I0 >
0 ) ......
4)
Penentuan
Pendapatan Keseimbangan
a.
Pendekatan
penawaran agregat – permintaan agregat
Dengan menggunakan pendekatan ini kita dapat menentukan
tingkat pendapatan keseimbangan. Penawaran agregat (AS) menggambarkan output
barang – barang dan jasa –jasa dari suatu negara, sedangkan permintaan agregat
menggambarkan permintaan masyarakat terhadap barang – barang dan jasa – jasa
tersebut agar pendapatan berada pada tingkat keseimbangannya.
b.
Pendekatan
Tabungan – Investasi
Berdasarkan pendekatan tabungan – investasi,
agar pendapatan berada dalam tingkat keseimbangannya, maka syaratnya investasi
harus sama dengan tabungan (I=S). Kondisi ini tentu saja hanya bisa diterapkan
untuk satu perekonomian tertutup sederhana (model dua sektor).
5)
Analisis
Pengganda
Pengganda adalah perbandingan
atau rasio antara perubahan didalam pendapatan keseimbangan dengan perubahan
didalam peubah eksogen (exogeneous variable). Ada beberapa pengganda di
antaranya adalah pengganda investasi (Investment multiplier) dan
pengganda konsumsi.
Sedikitnya
ada tiga kegunaan dari analisis pengganda yaitu sebagai berikut:
Pertama, ia menunjukan bahwa suatu perubahan di
dalam pengeluaran otonom mempunyai pengaruh atau dampak yang lebih besar atas
perekonomian.
Kedua, dengan membandingkan pengganda yang
diturunkan dari berbagai model, suatu saat dapat dibandingkan berbagai
implikasi dari model – model tersebut.
Ketiga, dengan mengestimasikan pengganda untuk
berbagai peubah fiskal dan moneter, maka dimungkinkan untuk mengestimasikan
keefektifan dari kebijakan fiskal dan moneter tersebut.
5.2 Penentuan Pendapatan dalam Model Makro Tiga
Sektor
Model
makroekonomi tiga sektor ini didasarkan atas beberapa asumsi sebagai berikut:
1. Upah uang dan harga adalah tetap kaku
2. Tingkat bunga adalah tetap
3. Sektor bisnis membelanjakan seluruh dari
penghasilan mereka kepada rumah tangga
4. Perekonomian adalah tertutup, yang berarti
tidak terdapat sektor perdagangan luar negeri
Asumsi
yang merupakan tambahan atau modifikasi terhadap asumsi yang sudah dikemukakan
sebelumnya adalah:
5. Terdapat sektor pemerintah yang membeli
barang – barang jadi dan jasa di dalam perekonomian
6. Pendapatan disposable adalah sama dengan
pendapatan nasional dikurangi pajak
7. Penerimaan pajak untuk sementara diasumsikan
sebagai peubah eksogen/otonom dan tidak terdapat pembayaran transfer oleh
pemerintah
8. Pemerintah bisa menjalankan suatu anggaran
berimbang, surplus atau defisit
5.2.1 Pengeluaran Pemerintah, Pajak dan Tingkat Pendapatan
Keseimbangan
Pengeluaran
pemerintah disini dianggap sebagai peubah eksogen, dalam arti nilainya
ditentukan oleh faktor di luar model.
a. Pendekatan penawran agregat (AS) = permintaan
agregat (AD)
b. Pendekatan tabungan + pajak = investasi +
pengeluaran pemerintah
S + T = I + G . . . .
5.2.2
Pengganda Pengeluaran Pemerinatah Dan Pajak
Kenaikan di dalam pengeluaran pemerintah
(G) akan meningkatkan pendapatan, sedangkan kenaikan di dalam pajak (T) akan
mempunyai dampak yang sebaliknya terhadap pendapatan. Untuk mengestimasi
perubahan di dalam salah satu dari peubah eksogen tersebut (G atau T), kita
dapat menurunkan pengganda untuk kedua tersebut.
5.2.3 Pengganda Anggaran Berimbang
Pengganda
anggaran berimbang ini dapat digunakan untuk mengestimasikan dampak secara
simultan perubahan di dalam perubahan pemerintah (G) dan perubahan di dalam
pajak (T). Untuk mengetahui besarnya perubahan di dalam pendapatan yang terjadi
sebagai akibat dari perubahan di dalam anggaran belanja, maka kita perlu
menambahkan perubahan di dalam pendapatan yang terjadi akibat perubahan
pengeluaran pemerintah, yang besarnya = kGxΔG, dan perubahan di dalam
pendapatan yang disebabkan oleh perubahan di dalam pajak, yang besarnya = kTxΔT
5.2.4 Pajak Sebagai Fungsi Dari Pendapatan
Dalam bagian ini, pajak tidak lagi
diasumsikan sebagai suatu peubah eksogen, tetapi dianggap sebagai peubah
endogen dimana besar kecilnya atau nilainya ditentukan oleh peubah – peubah
yang ada di dalam model yang digunakan, dalam hal ini tergantung pada paubah pendapatan. Dalam hal ini
diasumsikan bahwa pajak berubah secara positif dengan tingkat pendapatan.
T=T0
+ tY (0<t<1)
Penentu pendapatan keseimbangan dalam model tiga sektor dengan pajak
sebagai funfsi pendapatan
5.2.5 Kebijakan Fiskal
Seperti telah dikemukakan sebelumnya, pengeluaran
pemerintah dan pajak – pajak mempunyai dampak terhadap permintaan agregat dari
barang – barang dan jasa – jasa di dalam perekonomian. Jadi keduanya bisa
diubah – ubah besarnya untuk mencapai tujuan – tujuan ekonomi dari masyarakat.
Penggunaan pengeluaran pemerintah dan pajak untuk mencapai tujuan makroekonomi
tertentu tersebut disebut kebijakan fiskal.
Sebagai contoh, katakanlah di dalam
perekonomian terjadi pengangguran (unemployment) atau terdapat defllationary
gap atau recessionary gap, maka untuk mengurangi pengangguran atau untuk
menghilangkan deflationary gap tersebut, pemerintah mungkin bisa menaikan
pengeluarannya (G) atau menurunkan penerimaan pajak (T)
Kebijakan
fiskal dan pengangguran:
.
Kebijakan fiskal dan inflasi
5.3 Penentuan Pendapatan Dalam Model Makro Empat
Sektor
Di
dalam membangun model makroekonomi empat sektor ini, diasumsikan bahwa:
1. Perekonomian adalah terbuka dimana terdapat perdagangan
luar negeri
2. Penerimaan pajak adalah terdiri dari pajak
lump – sum
3. Penerimaan pajak tidak bergantung pada
tingkat pendapatan nasional, dan tidak terdapat pembayaran transfer
Secara grafik fungsi eskpor dan impor dapat digambarkan sebagai brikut:
Penentuan pendapatan keseimbangan dalam model
makro empat sektor dengan pendekatan
AS=AD.
Penentun pendapatan keseimbangan dalam model
makro empat sektor dengan pendekatan S+T+M=I+G+X.
Dampak kenaikan ekspor terhadap pendapatan nasional keseimbangan:
BAB 6
Konsumsi dan Investasi
6.1 Konsumsi
Selama ini pengeluaran konsumsi
diasumsikan merupakan fungsi dari pendapatan disposable. Namun demikian, dalam
perkembangannya lebih lanjut konsumsi juga dianggap merupakan fungsi dari
peubah – peubah lainnya seperti halnya dengan pendapatan disposable. Dalam
bagian ini akan dibahas berbagai teori tentang konsumsi yang mencoba
menjelaskan faktor – faktor apa saja yang menentukakn atau mempengaruhi
konsumsi tersebut.
6.1.1 Teori Pendapatan Absolut Tentang Konsumsi
John Maynard
Keynes lewad bukunya yang berjudul the general theory of employment, interest,
and money, yang terbit pertama kali pada tahun 1936 mengemukakan suatu teori
konsumsi yang disebut teori pendapatan absolut tentang konsumsi atau yang lebih
terkenal dengann hipotesis pendapatan absolut. Teori konsumsi dari Keynes
tersebut didasarkan atas hukum psikologi yang mendasar tentang kkonsumsi, yang
mengatakan apabila pendapatan mengalami kenaikan, maka konsumsi juga akan
mengalami kenaikan, tetapi dengan jumlah yang lebih kecil. Hukum psikologi
tentang konsumsi tersebut kemudian diterjemahkan ke dalam fungsi konsumsi
sebagai berikut :
Y = a + bYd (a>0,
0<b<1)
6.1.2 teori pendapatan relatif tentang konsumsi
Teori konsumsi
yang dikemukakan oleh james S. Duesanberry dalam bukunya yang berjudul Income,
Saving, and the Theory of Consumer Behavior (1949) yang dikenal sebagai teori
pendapatan relatif tentang konsumsi atau lebih terkenal dengan hipotesis
pendapatan relatif , lebih menekankan pada pendapatan relatif daripada pendapatan
absolut sebagaimana dikemukakan Keynes sebelumnya. Selain itu, teori ini
mengatakan bahwa pengeluaran konsumsi dari individu atau rumah tangga tidak
bergantung pada pendapatan tertinggi yang pernah dicapai seseorang sebelumnya.
Menurut Duesenberry
pengeluaran konsumsi seseorang atau rumah tangga bukanlah fungsi dari
pendapatan absolut, tetapi fungsi dari posisi relatif sseorang di dalam
pembagian pendapatan di dalam masyarakat. Artinya pengeluaran konsumsi individu
tersebut bergantung pada pendapatannya relatif terhadap pendapatan individu
lainya di dalam masyarakat. Dalam kaitan ini, Duesenberry menyebutkan ada dua karakteristik
penting dari perilaku konsumsi rumah tangga yaitu adanya sifat saling
ketergantungan diantara rumahtangga, dan tidak dapat diubah sepanjang waktu. Saling
ketergantungan (interdependensi) disini menjelaskan mengapa rumah tangga yang
berpendapatan rendah cendrung memiliki APC yang lebih tinggi daripada rumah
tangga berpendapatan tinggi. Hal ini terjadi karena rumah tangga yang
berpendapatan rendah telah terkena apa yang oleh Duesenberry di sebutnya
sebagai efek demonstrasi,dimana masyarakat berpendapatan rendah cendrung
menaikan pengeluaran.
6.1.3. Teori Siklus
kehidupan tentang Konsumsi
Teori konsumsi yang di kembangkan
Albert Ando, Franco Modigliani, dan
Richard Brumberg, yang di kenal dengan teori siklus kehidupan tentang konsumsi
atau yang lebih terkenal dengan hipotesis siklus kehidupan(life-cycle hypothesis atau di singkat dengan LCH)3 ini merupakan penyempurnaan dari teori pendapatan
absolute(AIH) dan teori pendapatan relative(RIH) yang telah di kemukakan
sebelumnya. Ada dua penyempurnaan yang di lakukan oleh LCH ini atas AIH dan
RIH. Pertama, adalah bahwa LCH ini perhatian utamanya adalah pada perilaku
maksimisasi utilitas individual. Dan yang kedua,kekayaan secara eksplisit
dimasukan di dalam keputusan konsumsi.
6.1.4. Teori pendapatan permanen tentang konsumsi
Teori konsumsi yang di kembangkan oleh Milton
Friedman di dalam bukunya yang berjudul
A Theory of the Consumption Function (1957) atau yang di
kenal dengan teori pendapatan permanen tentang konsumsi atau yang terkenal
dengan hipotesis pendapatan permanen (permanent income hypothesis atau
disingkat PIH), mengemukakan bahwa pengeluaran konsumsi sekarang (current consumption) bergantung pada pendapatan
sekarang (current income) dan pendapatan
yang di perkirakan di masa yang akan dating (anticipated future income).
Friedman mempostulatkan bahwa konsumsi adalah proposional terhadap
pendapatan,dan dinyatakan sebagai berikut :
Cp = kYp
…………………………………………………………………6.4
Dimana Cp = konsumsi
permanen,Yp adalah pendapatan permanen dan k adalah factor proporsionalitas (k
> 0) yang menunjukan proporsi dari Yp yang di konsumsi. Pendapatan permanen
adalah pendapatan rata-rata yang di harapkan diterima seseorang selama masa
hidupnya,baik dari kekayaan manusia (human wealth) maupun kekayaan bukan
manusia (nonhuman wealth atau physical wealth) yaitu baik expected labor income
(pengembalian atau return terhadap human wealth atau human capital) dan
expected earning dari pemilikan asset (nonhuman wealth).
6.1.5. Teori konsumsi dari kaldor
Sesuai namanya, teori ini di kembangkan
oleh seorang ahli ekonomi dari Universitas Cambridge yaitu Nicholas Kaldor.
Dengan perkecualian RIH,teori-teori konsumsi modern umumnya mengonsentrasikan
pada analisis time series dan memperlakuakn distribusi pendapatan dan analisis
cross-section sebagai sesuatu yang memang sudah begitu adanya atau sesuatu yang
tidak perlu di persoalkan.
6.2. Investasi
Joseph Alois Schumpeter membedakan investasi kedalam
investasi terpengaruh (induced investment) yaitu investasi yang besar kecilnya
sangat tergantung atau di pengaruhi oleh perubahan didalam pendapatan
nasional,volume penjualan,keuntungan perusahaan,dan lain-lain.
6.2.1. Teori Akselerator
Teori akselerator ini memusatkan
perhatiannya pada hubungan antara permintaan akan barang modal dan permintaan
akan produk akhir,dimana permintaan akan barang modal dilihat sebagai
permintaan turunan dari permintaan akan barang atau produk akhir.
6.2.2. Teori dana internal
Teori dana internal (internal funds theory
of investment) ini mengatakan bahwa stok capital yang di inginkan dan juga investasi, bergantung
pada tingkat keuntungan. Beberapa penjelasan tentang hal ini telah di kemukakan
oleh sejumlah ahli di antaranya adalah Jan Tinbergen yang mengatakan bahwa
keuntungan yang terjadi (realized profits) secara akurat merefleksikan
keuntungan yang di harapkan, maka investasi adalah berhubungan secara positif
dengan realized profits.
6.2.4. Teori Neoklasik
Teori neoklasik tentang investasi
(neoclassical theory of investment) ini merupakan teori tentang akumulasi
capital optimal. Menurut teori ini, stok capital yang di inginkan ditentukan
oleh output dan harga dari jasa capital
relative terhadap harga output. Harga jasa capital pada gilirannya bergantung
pada harga barang-barang modal,tingkat bunga, dan perlakukan pajak atas
pendapatan perusahaan. Jadi, menurut teori ini perubahan di dalam output atau harga
dari jasa capital relative terhadap harga output akan mengubah atau
mempengaruhi stok capital yang di inginkan dan juga investasi.
6.2.5. Teori q dari tobin
Teori ini di kemukakan oleh James T obin
salah seorang ekonom pemenang hadiah nobel beberapa tahun yang silam. Teori
investasi dari tobin tersebut mengemukakan bahwa stok capital yang di inginkan
(desired capital stock) dan juga investasi berhubungan positif dengan q, yaitu
rasio nilai pasar (market value) dari modal terpasang (installed capital)
perusahaan dengan biaya pengganti (replacement cost) dari modal terpasang
perusahaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar