Minggu, 10 November 2013

RESUME TEORI EKONOMI MAKRO KARANGAN Drs. Ahmad Jamil BAB 1 – BAB 19

RESUME TEORI EKONOMI MAKRO
KARANGAN Drs. Ahmad Jamil  BAB 1 – BAB 10


Description: logo untan

DISUSUN OLEH
NURUL HIKMAH
F31111065




PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
JURUSAN IPS
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA 2013
BAB 1.
Pendahuluan
Ekonomi makro merupakan bagian dari ilmu ekonomi yang mempelajari perilaku agen ekonomi secara keseluruhan atau hubungan variabel variabel  ekonomi yang bersifat agregatif. Secara umum agen (perilaku) ekonomi yang ingin di pelajari adalah perilaku sector pemerintah, sector rumah tangga sector swasta  dan sector luar negeri.
Sesuai dengan definisi ilmu ekonomi makro, maka ruang lingkupnya meliputi analisis pendapatan nasional (produk nasional bruto, produk domestic bruto, national income). Konsumsi , investasi, tabungan, pengeluaran pemerintah, ekspor, impor, penawaran akan uang (jumlah uang beredar), permintaan akan uang oleh masyarakat., tingkat bunga, inflasi, pengangguran, perdagangan internasional, neraca pembayaran, system kurs devisa, anggaran pendapatan dan belanja Negara( APBN), utang pemerintah dan kebjaksanaan ekonomi ( terutama fiscal dan moneter).
Karena banyaknya factor factor yang mempengaruhi tingkat konsumsi, untuk memudahkan analisa di gunakan asumsi bahwa konsumsi hanya di pengaruhi oleh pendapatan. Sementara factor factor lainnya seperti kekayaan, tingkat bunga, selera dan factor factor lainnya di anggap tetap (cateris paribus).
Bila di simpulkan sebuah model akan terdiri atas
1.       Seperangkat definisi yang secara jelas merumuskan variabel variabel yang akan di gunakan.
2.       Sejumlah asumsi yang menggambarkan berbagai kondisi di mana sebuah teori berlaku
3.       Satu atau lebih hpotesis tentang hubungan antar variabel variabel yaitu tentang derajat keeratan dan arah hubungan antar variabel.

Secara umum hubungan antar variabel dalam ilmu ekonomi terdiri dari 4 tipe:
1.       Hubungan perilaku
2.       Hubungan identitas
3.       Hubungan teknologi
4.       Hubungan kelembagaan
Secara umum tujuan dari adanya kebijkasanaan ekonomka makro adalah terciptanya kondisi kondisi sebagai berikut:
a.       Tingkat pendapatan nasonal rill yang tinggi
b.      Tingkat kesempaan kerja yang tinggi
c.       Kondisi perekonomian yang stabil
d.      Peningkatan kapasitas produksi nasional yang tinggi
e.      Distribusi pendapatan yang lebih merata
f.        Neraca pembayaran yang seimbang.  

BAB 2
KONSEP PENDAPATAN NASIONAL
Ada tiga pendekatan yang di gunakan uuntuk menghitung pendapatan nasional
1.       Metode produksi (production approach
2.       Metode pendapatan (income approach)
3.       Metode pengeluaran (expenditure approach)

GDP DAN GNP
                Dalam melakukan perhitungan pendapatan nasional adadua konsep yaitu di gunakan knsep kewilayahan dan konsep kewarganegaraan. Pendapatan menurut konsep kewilayahan menghitung besarnya nilai produksi barang barang dan jasa jasa yang di hasilkan oleh penduduk yang ada di wlayah Negara tersebut, baik kegiatan produksi yang di lakukan oleh sebagian persen warga Negara itu sendiri maupun warga Negara asing. Besarnya nilai perhitungan pendapatan nasional yang menggunakan konsep kewilayahan ini di kenal dengan  angka GDP (gross domestic product). Konsep kewarganegaraan menghitung pendapatan  nnasional berdasarkan besarnya nilai barang  barang dan jasa jasa yang di hasilkan oleh warga Negara itu sendiri, baik yang di hasilkan di dalam negeri mmaupun di luar negeri. Konsep perhitungan pendapatan nasional yang menggunakan konsep kewarganegaraan ini di kenal dengan GNP (Gross national product).
                Besarnya nilai pendapatan nasional yang di nyatakan dalam GNP angkanya terlalu besar bagi produksi total nasional yang di hasilkan oleh suatu perekonomian. Di karenakan perhitungan tersebut tidak memperhitungkan cadangan sebagian output nasional pada tahun berjalan yang di perlukan untuk menggantikan barang barang capital yanghabis di pakai pada proses produksi pada tahun berjalan tersebut. Dengan mengurangi besarnya penyusutan (depresiasi)terhadao GNP di peroleh apa yang di namakan dengan Net National Product (NNP) atau produksi nasional neto (PPN) atau
Text Box: GNP-Penyusutan = NNP 

                National income (NI) Diperoleh dengan cara mengurangi NNP  denga pajak tak langsung. Natiional income mencerminkan pendapatan yang di terima oleh pemilik factor factor produksi ( tannah, tenaga kerja, modal , kewiraswastaan) sebagai balas jasa akbat mereka menjual factor produksinya untuk di gunakan dalam proses produksi yaituberupa sewa, upah, bunga X, modal dan keuntungan pengusaha atau
Text Box: NI=NNP-Pajak Tidak Langsung                                                                                     

Text Box: DI=NII-Pajak Langsung=Transfer                Disposible income (DI) yang merupakan pendapatan siap pakai di peroleh dengan cara mengurangi besarnya NI dengan pajak langsung  dan kemudian menambahkannya dengan pembayaran transfer attau
                                                                                          
Text Box: PI=DI-Pajak Pribadi                Personal income (PI) Diperoleh dengan cara mengurangi DI dengan pajak pribadi maka dengan pendapatan pribadi siap pakai ini nantinya akan di gunakan konsumsi dan tabungan atau
                                                                   

  Perhitungan pendapatan nasional indonesia.
                Defiinisi dari konsep yang di gunakan dalam perhitungan pendapatan nasional di lakukan oleh Biro Pusat Statistik (BPS) adalah sebagai berikut:
a.       Produk Domestik Bruto
Produk domestic bruto dapat di interprestasikan menurut 3 pendekatan :
1.       Menurut pendekatan produksi
2.       Menurut pendekatan pendapatan
3.       Menurut pendekatan pengeluaran.
b.      Produk Nasional Bruto
Produk nasional bruto merupakan produk domestic bruto di tambah dengan pendapatan nasional neto dari luar negeri.pendapatan neto itu sendiri merupakan pendapatan atas factor produksi milik penduduk indonesia yang di terima dari luar negeri di kurangi dengan pendapatan yang sama milik penduduk asing yang di peroleh dari indonesia.
c.       Produk  Nasional Neto
Produk nasional neto adalah produk nasonal bruto di kurangi dengan seluruh penyusutan  atas barang barang modal tetap yang di gunakan dalam proses produksi selama setahun.
d.      Produk Nasional Neto Atas Dasar Biaya Faktor Produksi
 Produk Nasional Neto Atas Dasar Biaya Faktor Produksi adalah produk nasional atasd dasar hargaa pasar di kurangi dengan pajak tidak langsung neto.

BAB 3
ANNALISA FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN NASIONAL (MODEL MULTIIPLIER)
                Perelonomian dua sector sering kali  di kenal sebagai perekonoman tertutup. . pengertan tertutup adalah dalam perekonoman tersebut transaksi ekonomi luarnegeri belum di lakukan atau dengan kata lain transaksi impor.  Secara lengkap perekonomian tertutup sederhana di artikan sebagai perekonomian tanpa transaksi ekonomi luarnegeri tanpa adanya campur tangan pemerintah baik berupa pungutan pajak maupun , pembayaran transfer ataupun pengeluaran pemerinttah.
Text Box: C=f(GDP)Secara sistematis fungsi konsumsi dapat di tulis

A.      Anngka pengganda (Multiplier)
Secara umum angka pengganda adalah suatu angka yang di tunjukan besarnya perubahan pendapatan nasional yang di sebabkan oleh perubahan komponen permintaan agregat otonom .
Karena perekonomiannya terdiri dari dua sector maka perubahan pendapatan nasional bisa terjadi karena berubahnya pengeluaran konsumsi otonom.
            Angka pengganda investasi dapat di turunkan sebagai berikut misalnya tambahan investasi sebesar di mengakbatkan pendapatan nasional berubah dari GDP menjadi GDP=dGDP.
Dalam perekonoman tiga sector ini ada enam angka pengganda yang tedriri atas
1.      Angka pengganda konsumsi
2.      Angka pengganda investasi
3.      Angka pengganda pengeluaran pemerintah
4.      Angka pengganda pajak
5.      Angka pengganda transfer pemerintah
6.      Angka pengganda balance budget (anggaran belanja seimbang ).

BAB 4
                                                           ANALISA PASAR UANG DAN PASAR BARANG                                  
Pada persamaan IS di atas terlihat bahwa untuk perekonomian tertutup sederhana kemiringan kurva IS di pengaruhi oleh kemiringan kurva konsumsi atau MPC ( c ), dan kemiringan kurva investasi yaitue, yang merupakan indicator bagi kepekaan ( sensitivitas) pengeluaran investasi terhadap suku bunga. Semakin tanggap pengeluaran investasi terhadap suku bunga(e semakin besar) asumsi factor factor lainnya konstan, maka akan semakin kecil kemiringan kurva IS yang akan di dapat.

     

 


                                                                                                       
        4                                                                                                                                                                                                     

         3                                                                                                                                                                    






                                                                                1500                                       2000
Variabel variabel yang mempengaruhi IS dan titik titikdi luar kurva IS
A.      Pergerakan sepanjang kurva IS
B.     Pergeseran Kurva Is
C.     Posisi Posisi di luar kurva IS
Permintaan akan uang (Md) seperti yang di kemukakan oleh Keynes terdiri dari tiga hal yaiitu:
1.      Motif  transaksi (transaction motive)
2.      Motif berjaga jaga (preacautionary motive)
3.      Motif berspekulasi (speculative  motive)

a.       Keseimbangan pasar uang
Keseimbangan di pasar uang terjadi apabila ada kesamaan antara jumlah uang yang di minta dengan jumlah uang yang di tawarkan (Md=Ms). (Md p)merupakan fungsi positif dari tingkat pendapatan nasional artinya pendapatan nasional meningkat maka permintaan uang untuk tujuan transaksi berjaga jaga juga akan meningkat karena kedua permintaan uang ini sama sama di pengaruhi oleh variabel yang sama , maka kedua permintaan akan uang ini di jadikan satu, menjadi variabel permintaan uang untuk transaksi berjaga jaga (L1)  yang secara matematis dapat di tulis
L1 =Mdt+Mdp
L1= f (GDP)
B.     Menurunkan kurva LM
      Setelah mengetahui perilaku variabel ekonomi di pasar uang di mana L1=f (GDP),
L2= f (r) dan Ms =Mo  kita dapat nenurunkan kurva LM dengan cara menyamakan antara jumlah uang yang beredar ril dengan permintaan.
1.      Faktor factor yang mempengaruhi dan tiitik titk dIluar kurva LM
a.       Pergerakan sepanjang kurva LM
b.      Pergeseran kurva LM
c.       Posisi posisi di luar kurva LM
2.      Keseimbangan umum pasar barang  dan pasar  uang .
            Keseimbangan umum pasar barang dan pasar uang terjadi pada keadaandi mana IS=LM,Yaitu pada perpotongan antara kurva LM daan IS.
Pada saat keseimangan umum, besar tingkat suku bunga  ( r ) dan pendapatan nasional ( GDP)  sama untuk pasar barang dan pasar uang.

            Dari keseimbangan umum Dapaat pula kita hitung multiplier dari pengeluaran konsumsi otonom, pengeluaran investasi otonom, dan jumlah beredar ril.


BAB 5
PERMINTAA N DAN PENAWARAN
A.    Permintaa Dan Penawaran Agregat.
1.      Permintaan Agregat
Fungsi permintaan agregat atau kurva agregat di artikan sebagai suatu fungsi atau kurva yang menunjukkan hubungan antara berbagai tingkat pendapatan nasional dengan tngkat tingkat harga pada saat keseimvangan umum di pasar barang dan pasar uang terpenuhi.
2.      Penawaran Agregat
Penawaran agregatsuatu perekonomian merupakan indicator kapasitas produksi nasional. Kemampuan memproduksi atau kapasitas produksi nasional kemudian di tentukan oleh kualitas dan kuantitas factor produksi , dan tingkat teknologi yang tersedia.
a.       Fungsi Produksi
b.      Pasar tenaga kerja
c.       Permintaan tenaga kerja
d.      Penawarantenagakerja
e.       Penawaran agregat versi klasik
f.        Penawaran agregat versi Keynes



BAB 6
KEBIJAKAN FISKAL DAN MONETER
A.    Kebijakan Fiskal
1.      Asal mula kebijakan fiscal
Kebijakan fiscal adalah kebijakan pemerintah untuk mempengaruhi jalannya perekonomian dengan cara memanipulasi anggaran pendapatan belanja negara ( APBN)  sehingga sesuai dengan kondisi perekonmian yang sedang terjadi dan tuuan ekonomi yang hendak di capai.
2.      Tujuan kebijakan fiscal
Kebijakan fiscal bertujuan agar pendapatan nasional  rill terus meningkat pada laju pertumbuhan pendapatan nasional rill potensialnya yaitu: laju pertumbuhan yang selaras dengan perubahan teknologi dan perubahan jumlah factor produksi, dengan tetap di pertahankannya kestabilan harga harga umum.
3.      Bekerjanya kebijakan fiscal
  Suatu kebijakan memiliki sasaran tertentu yang ingin di capai yang di kenal dengan tujuan kebijakan dan di cerminkan dalam bentuk perubahan perubahan variabel variabel tertentu. Yang di inginkan yang biasa di sebut variabel target. Dalam kaitannnya dengan analisa IS-LM variabel target yangdi maksud baik dalam kebijakan fiscal maupun kebijakan moneter hanyavariabel pendapatan nasional (GDP).
4.      Efektifitas kebijakan fiscal
  Dengan jumla nilai G tertentu efektivitas kebijakan fiscal akan di tentukan oleh kemirirngan kurva LM, semakin landai kurva LM, akan semakin efektiflah kebijakan fiscal.
5.      Anggaran pendapatan belanja Negara
  Pembangunan nasional yang pelaksanannya di mulai sejak repelita 1 bertujuan untuk mewujudkan landasan pembangunan yang semakin mantap dan kokoh. Di lihat dari segi keuangan Negara dan moneter, landasan yang mantap tersebut di cerminkan antara lain dengan meningkatnya dana pembangunan meningkatnya tabungan masyarakat serta membaiknya strukrut penerimaan dalam negeri.
B.     Kebijakan moneter
            Kebijakan moneter merupakan salah satu bagian integral dari kebijakan ekonomi makro, sehingga kebijakan moneter di tujukan untuk mendukung terciptanyan sasaran ekonomi makro yaitu pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pembangunan termasuk pemerataab pendapatan dan perluasan kesempatan kerja serta kestabilan harga dan keseimbangan neraca pembayaran.
        Kebijakan moneter di bagi menjadi dua yaitu:
a.       Kebijakan ekspansi
b.      Kebijakan kontraksi

1.      Instrument kebijakan moneter. 
Empat cara atau instrument yang umum dan seringkal di gunakan yaitu:
a.       Rediscount policy
b.      Open marked policy
c.       Legal reserve ratio
d.      Selective credit control.
2.      Kebijakan moneter di indonesia
a.       Kebijakan sebelum 1 juni 1983
b.      Kebijakan sesudah 1 juni 1983

BAB 7
KONSUMSI
A.     Pengertian dan definisi konsumsi
     Pengertian konsumsi di sini tidak hanya terbatas pada barang barang yang sifatnya tidak tahan lama melainkan juga untuk barang barang yang sifatnya tahan lama ( duragble goods), karena  itulah apabila kita mengkonsumsi sabun, rokok,dan buah buah jelas bahwa hal tersebut termasuk dalam pengertian konsumsi.
B.     Fungsi konsumsi menurut Keynes
     Keynes berpendapat bahwa pengeluaran konsumsi hampir secara penuh di pengaruhi oleh kekuatan pendapatan. Fungsi konsumsi menurut Keynes menunjukkan hubungan antara pendapatan nasional dengan pengeluaran konsumsi yang kedua duanya di nyatakan dengan menggunakan tngkat harga konstan dan bukan hubungan antara pendapatan nasional nominal dengan konsumsi nominal.
C.     Fungsi Konsumsi menurut Kuznets
     Simon Kuznets seoarang ahli ekonomi amerika serikat pada tahun 1946 mencoba menerangkan hubungan antara pengeluaran konsumsi masyarakat dengan tingkat pendapatan nasional. Kesimpulan hasil studi empirisnya  yaitu perlu di bedakan antara fungsi konsumsi jangka pendek dan fungsi  konsumsi jangka panjang.
D.     Fungsi konsumsi dan hipotesa siklus hidup
     Teori konsumsi yang di kaitkan dengan siklus hidup manusia ( teori daur hidup dari konsuumsi dan tabungan)ini di kembangkan oleh A. Ando R, Brumberg dan F. Modigliani. Seperti kita ketahui bahwa secara umum siklus hidup manusia terdiri dari masa kanak kanak, dewasa dan masa tua. Teori daur hiidup ini menyatakan bahwa indidvidu merencanakan pola konsumsi dan tabungan mereka untuk jangka panjang dengan tujuan mengalokasikan konsumsi mereka dengan cara terbaik yang mungkin selama masa hidup mereka.
     Sumber pendapatan menurut Ando –Brumberg –Modigliani di bedakan menjadi dua bagian yaitu  yang berasal dari tenaga kerja yang di kenal sebagai labor income dan yang berasal dari kekayaan yang di kenal sebagai property income dan  dari hasil studi empiriisnya di peroleh persamaan fungsi konsumsi:
          


 Ct= 0,7YtL+ 0,06At
Dimana
C  = pengeluaran konsumsi
YL            = Pendapatan dari  tenaga kerja
A  = Kekayaan
T  = waktu

E.      Fungsi konsumsi menurut friedman
Untuk menerangkan variabel agregatif konsumsi, Milton friedman menggunakan hipotesa pendapatan permanen. Dari hasil penelitiannya adalah bahwa konsumsi permanen seorang konsumen atau masyarakat yang mempunyai hubungan yang positif dan proporsional dengan pendapatannya yang secara matematis dapat di tulis dengan

Cp    =  kYp
Di mana :
Cp            = konsumsi permanen
Yp                        = pendapatan permanen
K              = bagian pendapatan permanen yang di konsumsi di mana 0 < k <1

     Nilai k sendiri relatif stabil dan merupakan fungsi dari tingkat bunga ( r ) kesukaan konsumen ( u) dan rasio antara kekayaan manusiawi dan bukan manusiawi.
F.      Fungsi konsumsi menurut james duesenberry
     Teorinya di kenal dengan nama teori konsumsi dengan hipotesa pendapatan relative. Duesenberry mengemukakan bahea pengeluaran konsumsi atau masyarakat  terutama di tentukan oleh pendapatan tertinggi yang pernah di perolehnya. Bila pendapatan mengalami kenaikan lagi maka konsumsi juga akan bertambah dalam jumlah yang tidak begitu besar sampai titik pendapatan tertinggi yang pernah tercapai di perolehnya lagi. Dengan demikian jika pendapatan yang tertinggi sudah di capainya lagi maka kenaikan pendapatan akan menaikkan konsumsi dalam jumlah yang relative besar dan pola ini akan terus terjadi.

                                                                                      


                                                                                             BAB 8
INVESTASI

      Investasi seringkali di defiinisikan sebagai semua pengeluaran  dalam bentuk barang barang capital riil, padahal dalam kenyataan sehari hari investasi juga mencakup pembelian aktiva, yang antara lain dapat berupa saham, obligasi, dan surat surat berharga lainnya.
     Kegiatan melakukan investasi akan menimbulkan dua efek, yaitu efek langsung terhadap tingkat pengeluaran agregat dan efeknya terhadap kapasitas produksi nasional.  Efek pertama yaitu efek langsung dari pengeluaran investasi, sedangkan efek kedua yaitu efek dari pengeluaran investasi terhadap kapasitas produksi nasional.
A.  Pendekatan nilai sekarang ( presents v alue)
Dengan pendekatan ini suatu proyek investasi di anggap menguntungkan sehingga dapat di laksanakan apabiila nilai sekarang dari suatu proyek investasi lebih besar dari pada modal yang di tanam untuk proyek investasi tersebut.

B.  Pendekatan marginal efficiency of capial
Langkah pertama dalam pendekatan ini yaitu menemukan besarnya MEC suatu proyek investasi  dengan besarnya modal yang perlu di tanam dalam proyek investasi tersebut.
C.  Fungsi permintaan untuk investasi
Dari uraian di atas dan penjelasan mengenai hubungan antara tingkat bunga dengan keputusan untuk melakukan investasi, baik melalui pendekatan nilai sekarang maupun nilai pendekatan marginal efficiency of capital. Kedua pendekatan tersebut menghasilkan kesimpulan yang sama yaitu bila tingkat suku bunga naik maka ada proyek investasi yang semula menguntungkan menjadi tidak menguntungkan dan tidak layak untuk di jalankan.

BAB 9
INFLASI
              Salah satu penyakit ekonomi makro yang pengaruhnya sangat besar terhadap kestabilan jalannya perekonomian adalah inflasi.  Karena setiap perekonomian inflasi merupakan masalah yang sangat vital maka perlu di ambil suatu kebbijakan yang berkaitan dengan usaha untuk memerangi laju inflasi tersebut.
Kebijakan yang di maksud adalah kebijakan stabilisasi harga.
Bab ini secara terperinci akan membahas tentang
1.       Definisi inflasi dan cara perhitungannya
2.       Macam macam inflasi
3.       Pengaruh inflasi
4.       Inflasi dan pengangguran

A.      Definisi inflasi
        Secara umum inflasi di artikan suatu kecenderungan terjadinya kenaikan harga harga umum secara terus menerus. Dan tingkat inflasi adalah suatu indicator perubahan kenaikan harga harga umum.

-          Cara menghitung iinflasi
                Untuk mengukur laju kenaikan tingkat harga harga umum atau tingkat inflasi, dapat di gunakan rumus umum sebagai  berikut:
It             =  Hu t   -  Hu t-1
                                                      HU t-1
                                Di mana
                                It             =  tingkat inflasi pada periode ( atau tahun ) t
                                Hut        =  harga umum actual pada periode t
                                HU t-1   =  Harga umum actual pada periode t-1
-          Pengukuran laju tingkat inflasi
Ada beberapa indicator yang biasanya di gunakan untuk mengukur besarnya laju perubahan kenaikan inflasi
Beberapa diantarnya adalah sebagai berikut:
a.       Indeks biaya hidup ( customer price index)
b.      Indeks harga pedagang besar (wholesale price index)
c.       GNP deflator
B.      Macam macam inflasi
Menurut jenisnya inflasi dapat di bedakan atas
a.       Inflasi dar segi parah atau tidaknya
b.      Inflasi dar segi tingkat intesitasnya
c.       Inflasi dari segi asalnya
d.      Inflasi dari segi sebabnya
C.      Pengaruh inflasi
Inflasi dapat memepengaruhi distribusi pendapatan
a.       Pengaruh inflasi terhadap distribusi pendapatan
b.      Pengaruh inflasi terhadap alokasi factor factor produksi
c.       Pengaruh inflasi terhadap output
D.      Inflasi dan pengangguran
        Tahun 1958 di tandai dengan ramainya para ahli ekonomi bertukar pikiran mengenai teori cost push inflation. A.W Philip dari London school of economics melakukan suatu studi  empiris dan menemukan adanya hubungan yang erat antara tingkat pengangguran dengan tingkat upah nominal.
E.       Inflasi dan pengangguran
        Di dalam perkembangannya kurva Philip yang asli mengalami perubahan. Perubahan pada kurva Philip yang mengalami revisi ini yaitu upah pada sumbu vertical tidak lagi di gunakan untuk menunjukkan tingkat perubahan upah nominal melainkan di pakai untuk mengukur persentasi perubahan tingkat harga atau tingkat inflasi.
        Yang perlu di perhatikan adalah bahwa hubungan antara inflasi dan pengangguran seperti yang di hasilkan kurva Philip ini merupakan studi empiris  yang hanya di dasarkan pada kondisi di Negara inggris selama periode penelitian.


BAB 10
UANG, BANK SENTRAL DAN KREDIT
A.      Uang
Uang merupakan sesuatu yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat dan oleh karenanya kita tidak dapat menyangkal pentingnya peranan uang di dalam perekonomian. Dalam masyarakat  yang sudah modern seperti sekarang ini dapat di katakana bahwa tidak ada masyarakat  di dunia ini yang tidak menggunakan atau meneganl uang.
-          Peranan dan fungsi uang
Di lihat dari fungsinya uang di bedakan atas 3 :
1.       Sebagai alat tukar
2.       Sebagai satuan pengukur nilai
3.       Sebagai alat penimbun kekayaan
B.      Macam macam klasifikasi uang
Pengklasifikasikan uang yang secara umum di gunakan adalah uang dalam pengertian sempit (M1) dan uang dalam pengertian luas ( M2). Dalam pengertian sempit yang di maksud dengan M1 adalah uang kartal ( terdiri atas uang kertas, logam ) plus uang giral ( atau simpanan giro).
Secara matematiis uang dalam pengertian sempit dapat di tulis sebagai

( M1)         =  Uang kartal + uang giral

Uang dalam pengertian luas (M2) di definisikan sebagai penjumlahan antara M1+ uang kuasi. 

C.      Bank  indonesia sebagai bank sentral
Dalam undang undang no 13 tahun 1986 di sebutkan bahwa tugas pokok bank indonesia yaitu membantu pemerintah dalam :
-          Mengatur, menjaga, dan memelihara kestabilan nilai rupiah.
-          Mendorong kelancaran produksi dan pembangunan serta memperluas kesempatan kerja guna meningktnya taraf hidup rakyat.

D.      Kebijaksanaan perkreditan
Kebijaksanaan perkreditan bertujuan untuk mendorong pembangunan dan mengkonsolidasikan serta memperkuat kestabilan moneter. Dalam pemberian kredit, bank sentral memberikan pembatasan secara kualitatif dan kuantitaif tetapi harus di sesuaikan dengan kebutuhan dalam perekonomian.

BAB 14
KEBIJAKAN STABABILISASI
Bagaimana seharusnya para pembuat kebijakan pemerintah menaggapi siklus bisnis? Sebagian ekonom, seperti William McChesney Martin, memandang perekonomian tidak stabil secara interen. Mereka berpendapat bahwa perekonomian sering mengalami guncangan pada penawaran agregat dan permintaan agregat. Kecuali para pembuat kebijakan menggunakan kebijakan moneter dan fiskal untuk menstabilkan perekonomian, guncangan ini akan menyebabkan fluktuasi yang tidak perlu dan tidak efisien dalam ouput, pengangguran, serta inflasi. Menurut pendapat populer, kebijakan makro ekonomi seharusnya “ condong melawan angin “ yang mendorong perekonomian ketika mogok dan memperlambat perekonomian ketika mesinnya terlalu panas (overheated).
Disini muncul dua pertanyaan. Pertama, apakah seharusnya kebijakan moneter dan fiskal mengambil peran aktif dalam upaya menstabilkan perekonomian, atau apakah seharusnya kebijakan tersebut tetap pasif? Kedua, apakah seharusnya para pembuat kebijakan bebas menggunakan kehendak mereka dalam menaggapi kondisi ekonomi yang sedang berubah, atau apakah seharusnya dipaksa mengikuti aturan kebijakan berlaku?
1 . Apakah Kebijakan Seharusnya Aktif atau Pasif?
Bagi banyak ekonom, masalah kebijakan pemerintah yang aktif adalah jelas dan sederhana. Resesi merupakan periode pengangguran tertinggi, pendapatan rendah, dan peningkatan tekanan ekonomi. Ekonom lain bersikap krotis terhadap upaya pemerintah menstabilkan perekonomian. Mereka berpendapat bahwa pemerintah seharusnya melakukan pendekatan lepas tangan terhadap kebijakan makro ekonomi. Dibawah ini beberapa pendapat  para ekonom mengapa para kritikus memintah pemerintah tidak menggunakan kebijakn fiskal dan moneter untuk stabilisasi ekonomi.
a.       Lambannya  implementasi dan dampak kebijakan
Para pembuat kebijakan ekonomi menghadapi masalah kelambanan / kesenjangan waktu yang lama. Kelambanan yang lama dan berubah-ubah ini sangat menyulitkan pelaksanaan kebijakan moneter dan fiskal.
Para ekonom membedakan dua kelambanan dalam pelaksaaan kebijakan stabilisasi tersebut yaitu kelambanan dalam dan kelambanan luar. Kelambanan dalam adalah waktu antara guncangan terhadap perekonomian dan tindakan kebijakan dalam menghadapinya.  Kelambanan luar adalah waktu antara tindakan kebijakan dan pengaruhnya terhadap perekonomian.
b.      Sulitnya melakukan peramalan ekonomi
Jika kita tidak dapat memprediksikan apakah perekonomian akan mengalami booming atau resesi dalam waktu enam bulan atau setahun, kita tidak dapat mengevaluasi apakah kebijakan  moneter dan fiskal seharusnya mengekspansi atau mengkontraksi permintaan agregat. Cara yang digunakan untuk melihat perekonomian dimasa depan  oleh para peramal (forecasters) yaitu dengan indikator utama dan dengan model makroekonometrik.
c.       Ketidaktahuan, ekspektasi, dan kritik Lucas
Meskipun pengetahuan para ekonom tentang banyak topik terbatas, Lucas menekankan isu bagaimana orang-orang membentuk ekspektasi tentang masa depan. Ekspektasi ini bergantung pada banyak hal, tapi satu faktor yang menurut Lucas paling penting adalah kebijakn ekonomi yang sedang dijalankan pemerintah. Lucas berpendapat bahwa metode-metode evaluasi kebijakan tradisional, seperti metodde-metode yang mengandalkan model makroekonomertrik standar-tidak secara tepat mempeerhitungkan dampak kebijakan terhadap ekspektasi ini. Kritik evaluasi kebijakan tradisional ini dikenal sebagai kritik Lucas.
d.      Catatan sejarah
Dalam menilai apakah kebijakan pemerintah seharusnya memainkan peran aktif atau pasif dalam perekonomian, kita harus meninjau catatan sejarah. Dengan kata lain, pandangan kita tentang kebijakan stabilisasi seharusnya dipengaruhi oleh apakah kebijakan secara historis berdampak menstabilisasi atau mendestabilisasi.
2 . Apakah Kebijakan Seharusnya di Jalankan Menurut Aturan atau Kebijaksanaan?
Kebijakan dijalankan menurut aturan jika para pembuat keputusan mengumumkan bagaimana kebijakan akan menanggapi berbagai situasi dan bersungguh-sungguh dalam menjalankannya. Kebijakan dijalankan menurut kebijaksanaan jika para pembuat kebijakan bebas membuat penilaian atas berbagai peristiwa yang terjadi dan memilih kebijakan apapun yang tampaknya cocok pada saat itu.
Kita mulai bagian ini dengan mendiskusikan mengapa kebijakan bisa diperbaiki melalui komitmen terhadap aturan kebijakan. Kemudian kita kaji beberapa aturan  kebijakan yang ada.
a.       Ketidakpercayaan terhadap para pembuat kebijakan dan proses politik
Sebagian ekonom percaya bahwa kebijakan ekonomi terlalu penting untuk dilimpahkan kepada kebijaksanaan atau kehendak para pembuat kebijakan. Meskipun pandangan ini lebih bersifat politis, mengevaluasinya menjadi sangat penting dalam menilai peran kebijakan ekonomi. Jika para politisi tidak kompeten atau oportunis, tentunya kita tidak ingin memberi mereka kebijaksanaan untuk menggunakan perangkat kebijakan moneter dan fiskal. Sebagian ekonom memandang proses politik sebagai tak menentu. Ketidakpercayaan terhadap proses politik menyebabkan sebagian ekonom menganjurkan penempatan kebijakan ekonomi diluar realitas politik. Sebagian menawarkan amandemen konstitusi, seperti amandemen anggaran-berimbang, yang akan menyatukan para pembuat UU dan melindungi perekonomian dari inkompetensi dan opurtinisme.
b.      Inkonsistensi waktu dari kebijakan berdasarkan kebijaksanaan
Dalam beberapa situasi, para pembuat kebijakan mungkin ingin mengumumkan kebijakan yang akan mereka jalankan untuk mempengaruhi ekspektasi para pengambil keputusan pribadi. Namun kemudian setelah para pengambil keputusan pribadi bertindak berdasarkan ekspektasi mereka pembuat kebijakan ini bisa tergoda untuk melanggar pengumuman yang mereka buat. Dengan memahami bahwa para permbuat kebijakan mungkin tidak konsisten sepanjang waktu, pada pengambil keputusan pribadi cenderung tidak percaya pada pengumuman kebijakan. Dalam situasi ini , agar pengumuman kebijakan tersebut bisa dipercaya, para pembuat kebijakan akan membuat komitmen atas aturan kebijakan baku.
3. Kesimpulan : Membuat Kebijakan di Dunia yang Tidak Pasti
Dalam kesimpulan the general theory, Jhon Maynard Keynes menulis bahwa:
Gagasan dari para ekonom dan filosof politik, entah benar atau salah, sesungguhnya lebih kuat dari pada yang umumnya dipahami. Memang, dunia tidak diatur oleh mereka. Namun orang-orang lapangan, yang merasa yakin terbebas dari pengaruh intelektual, biasanya adalah budak dari para ekonom dari masa lalu. Orang gila yang memegang kekuasaan, yang mendengar suara diudara, menyaring kegilaan mereka dari beberapa penulis akademis beberapa tahun sebelumnya.
BAB 15
UTANG PEMERINTAH
Bila pemerintah lebih banyak melakukan pengeluaran dari pada mengumpulkan dana melalui pajak, pemerintah akan meminjam dari sektor swasta untuk mendanai defisit anggaran. Akumulasi pinaman tersebut disebut utang pemerintah.
A . Besarnya Utang Pemerintah
Salah satu cara untuk menilai besarnya utang pemerintah adalah membandingkannya dengan jumlah utang dengan negara-negara lain. Menurut sejarah  penyebab utama kenaikan utang pemerintah adalah perang.
B . Masalah Pengukuran
1.      Inflasi
Pengukuran yang paling tidak kontroversial adalah koreksi terhadap inflasi. Hampir seluruh ekonom sepakat bahwa utang pemerintah seharusnya diukur dalam bentuk riil, bukan nominal. Namun demikian, defisit anggaran yang biasa diukur tidak mengkoreksi inflasi.
2.      Aset modal
Banyak ekonom percaya bahwa penilaian yang akurat atas defisit anggaran pemerintah memerlukan penghitungan atas aset pemerintah serta kewajibannya. Biasanya, ketika mengukur utang pemerintah secara keseluruhan, kita seharusnya mengurangi aset pemerintah dari utang pemerintah. Karena itu, defisit anggaran seharusnya diukur sebagai perubahan utang dikurangi perubahan aset.
3.      Kewajiban yang tidak dihitung
Sebagian ekonom berpendapat bahwa defisit anggaran yang diukur adalah keliru karena mengabaikan beberapa kewajiban pemerintah yang penting.
4.      Siklus bisnis
Banyak perubahan dalam defisit anggaran pemerintah terjadi secara otomatis menanggapi perekonomian yang berfluktuasi. Misalnya, ketika perekonomian mengalami resesi, pendapatan akan turun, sehingga kemampuan seseorang untuk membayar pajak berkurang. Semakin banyak orang yang menjadi tergantung pada bantuan pemerintah, sehingga pengeluaran pemerintah naik.
C . Pandangan Tradisional atas utang Pemerintah
Menurut pandangan tradisional atas utang pemerintah, pemotongan pajak yang didanai oleh utang mendorong pengeluaran konsumen dan mengurangi tabungan nasional. Kenaikan pengeluaran konsumen ini menyebabkan permintaan agregat yang lebih besar, dan pendapatan yang lebih tinggi dalam jangka pendek, tetapi hal itu juga menyebabkan persediaan modal yang lebih kecil dan pendapatan yang lebih rendah dalam jangka panjang.
D . Pandangan Ricardian atas Utang Pemerintah
Menurut pandangan Ricardian, konsumen melihat kedepan dan karena itu, mendasarkan pengeluaran mereka tidak hanya pada pendapatan sekarang, tetapi juga pada pendapatan masa depan yang mereka harapkan. Pandangan Ricardian atas utang pemerintah menerapkan logika konsumen yang melihat kedepan untuk menganalisis dampak kebijakan fiskal.
E . Prespektif Lain tentang Utang Pemerintah
Anggaran Berimbang Versus Kebijakan Fiskal Optimal
Kebanyakan ekonom menentang aturan ketat yang menuntut pemerintah meyeimbangkan anggarannya. Ada 3 alasan mengapa kebijakan fiskal optimal kadang menyebabkan defisit atau surplus anggaran:
·         Stabilisasi
·         Tax Smoothing
·         Redistribusi Intergenerasi
Dampak Fiskal Terhadap Kebijakan Moneter
Kita mengetahui bahwa salah satu cara yang dapat dilakukan pemerintah untuk mendanai defisit anggaran adalah mencetak uang, kebijakan yang menyebabkan inflasi lebih tinggi. Tentu saja, ketika negara-negara mengalami hiperinflasi, alasan tipikalnya adalah bahwa pembuat kebijakan fiskal mengandalkan pajak inflasi untuk membayar dari sebagian pengeluaran mereka. Akhir dari hiperinflasi hampir selalu bertepatan dengan reformasi fiskal yang mencakup pemotongan besar-besaran pengeluaran pemerintah dan karena itu, mengurangi kebutuhan akan seigniorage.
Utang dan Proses Politik
Sebagian ekonom mengkhawatirkan bahwa kemungkinan mendanai pengeluaran pemerintah dengan berutang membuat seluruh proses politik menjadi buruk.
Dimensi-dimensi Internasional
Utang pemerintah bisa mempengaruhi peran negara dalam perekonomian dunia. Ketika defisit anggaran pemerintah menurunkan tabungan nasional, hal itu sering menyebabkan defisit perdagangan, yang didanai dengan meminjam dari mancanegara.
BAB 16
KONSUMSI
Keputusan konsumsi rumah tangga mempengaruhi keseluruhan perilaku perekonomian baik dalam jangka panjang maupun jangka pendek.
A . Jhon Maynard Keynes dan Fungsi Konsumsi
Dugaan Keynes
Pertama dan terpenting, Keynes menduga bahwa kecenderungan mengkonsumsi marginal (MPC), jumlah yang dikonsumsi dari setiap dolar tambahan adalah antara nol dan satu. Ia menulis bahwa “ hukum psikologis fundamental, yang harus kita yakini tanpa ragu....adalah bahwa manusia sudah pasti, secara alamiah dan berdasarkan rata-rata, untuk meningkatkan konsumsi ketika pendapatan mereka naik, tetapi tidak sebanyak kenaikan pendapatan mereka.
Kedua, Keynes menyatakan bahwa rasio konsumsi terhadap pendapatan, yang disebut kecenderungan mengkonsumsi rata-rata (APC), turun ketika pendapatan naik.
Ketiga, Keynes berpendapat bahwa pendapatan merupakan determinan konsumsi yang penting dan tingkat bunga tidak memiliki peran penting.
Berdasarkan tiga dugaan ini, fungsi konsumsi Keynes sering ditulis sebagai
C=C+cY, C>0, 0<c<1
B . Irving Fisher dan Pilihan Antarwaktu
Ekonom Irving Fisher mengembangkan model yang digunakan para ekonom untuk menganalisis bagaimana konsumen yang berpandangan kedepan dan rasional membuat pilihan antarwaktu yaitu, pilihan yang meliputi periode waktu yang berbeda.
Batas Anggaran Waktu
Ketika mereka memutuskan berapa banyak akan mengkonsumsi hari ini vs berapa banyak akan menabung untuk masa depan, mereka menghadapi batas anggaran waktu, yang mengukur sumder daya total yang tersedia untuk konsumsi hari ini dan dimasa depan.
C . Franco Modigliani dan Hipotesis Daur-Hidup
Dalam serangkaian makalah yang ditulisnya pada tahun 1950an, Franco Modigliani dan kolaboratornya Albert Ando dan Richard Brumberg menggunakan model perilaku konsumen. Modigliani menekankan bahwa pendapatan bervariasi secara sistematis selama kehidupan seseorang dan tabungan membuat konsumen dapat mengalihkan pendapatan dari masa hidupnya ketika pendapatan tinggi ke masa hidup ketika pendapatan rendah. Interprestasi perilaku konsumsi ini mendasari hipotesis daur-hidupnya.
Hipotesis
Satu alasan penting bahwa pendapatan bervariasi selama kehidupan seseorang adalah masa pensiun. Untuk mempertahankan konsumsi setelah berhenti bekerja, orang-orang harus menabung selama masa-masa kerja mereka.
Kita bisa menulis fungsi konsumsi seseorang sebagai
C=(1/T)W+R/T)Y
Contoh, jika konsumen mengharapkan hidup selama 50 tahun lebih dan bekerja selama 30 tahun, maka T=50 dan R=30, sehingga fungsi konsumsinya adalah
C=0.02W+0.6Y
D . Milton Friedman dan Hipotesis Pendapatan Permanen
Hipotesis pendapatan permanen menekankan bahwa manusia mengalami perubahan acak dan tempore dalam pendapatan mereka dari tahun ke tahun.
Hipotesis
Friedman menyatakan bahwa kita memandang pendapatan sekarang Y sebagai jumlah dari 2 unsur yaitu, pendapatan permanen Yp dan pendapatan transitoris Yt.
Y=Yp+Yt
Pendapatan permanen adalah bagian pendapatan yang orang harapkan untuk terus bertahan di masa depan. Pendapatan transitoris adalah bagian pendapatan yang tidak diharapkan untuk terus bertahan. Friedman berasalan bahwa konsumsi seharusnya bergantung terutama pada pendapatan permanen , karena konsumen menggunakan tabungan dan pinjaman untuk meratakan konsumsi dalam menanggapi perubahan-perubahan transitoris dalam pendapatan.
E . Hipotesis Robert Hall dan Random Walk
Hipotesis
Robert Hall adalah ekonom pertama yang menderivasikan implikasi dari ekspektasi rasional terhadap konsemen. Menurut Hall, kombinasi hipotesis pendapatan permanen dan ekspektasi rasional menunjukan bahwa konsumsi mengikuti jalan acak.
F . David Laibson dan Dorongan Gratifikasi Intsan
Laibson menyatakan bahwa banyak konsumen menilai diri mereka sendiri sebagai pembuat keputusan yang tak sempurna. Menurut Laibson, ketidaklayakan dalam menabung dihubungkan dengan fenomena lainnya, dorongan grafitasi instan.
BAB 17
INVESTASI
Investasi adalah komponen GDP yang mengaitkan masa kini dan masa depan. Ada 3 jenis pengeluaran investasi. Investasi tetap bisnis, investasi residensial, dan investasi persediaan.
A . Investasi Tetap Bisnis
Investasi tetap bisnis mencakup peralatan dan struktur yang dibeli perusahaan untuk proses produksi.
BAB 18
JUMLAH UANG BEREDAR DAN PERMINTAAN UANG
A . Jumlah Uang Beredar
Kita melihat bahwa jumlah uang beredar tidak hanya ditentukan oleh kebijakan bank sentral, tetapi juga oleh perilaku rumah tangga ( yang memegang uang ) dan bank ( dimana uang disimpan )
Jumlah uang beredar = Mata uang + Rekening giro
M = C + D
BAB 19
PERKEMBANGAN TEORI SIKLUS BISNIS
A . Teori Siklus Bisnis Riil
Ilmu Ekonomi Robinson Crusue
Menurut teori siklus bisnis riil, fluktuasi dalam perekonomian kita banyak kesamaannya dengan perekonomian Robinson Crusue. Guncangan terhadap kemampuan kita untuk memproduksi barang dan jasa, mengubah tingkat output dan kesempatan kerja alamiah. Guncangan ini tidak diinginkan, tetapi tak dapat dihindari. Begitu guncangan terjadi, GDP, kesempatan kerja, dan variabel-variabel makro ekonomi lain akan berfluktuasi.
Para ekonom tidak sepakat tentang keabsahan teori siklus bisnis riil. Terdapat 4 isu dasar  yang menjadi pusat perdebatan, yaitu:
1 . Interpretasi Pasar Tenaga Kerja
Teori siklus bisnis riil menekankan gagasan bahwa jumlah tenaga kerja yang ditawarkan selama waktu tertentu bergantung pada insentif yang diterima para pekerja. Para pengkritik teori siklus bisnis riil percaya bahwa fluktuasi dalam kesempatan kerja tidak mencerminkan perubahan jumlah orang yang bekerja.
2 . Pentingnya Guncangan Teknologi
Dalam teori siklus bisnis riil, mengamsumsikan bahwa perekonomian kita mengalami fluktuasi dalam hal teknologi, dan bahwa fluktuasi dalam teknologi ini menyebabkan fluktuasi dalam output dan kesempatan kerja. Para pengkritik teori siklus bisnis riil berpendapat bahwa kemunduran teknologi tidak masuk akal: akumulasi pengetahuan teknologi akan melambat, tetapi sulit membayangkan hal sebaliknya akan terjadi.
3 . Netralitas Uang
Tori siklus bisnis riil mengansumsikan bahwa uang dalam perekonomian kita adalah netral, bahkan dalam jangka pendek. Artinya, kebijakan moneter diasumsikan tidak mempengaruhi variabel-variabel riil seperti output dan kesempatan kerja. Para pengkritik berpendapat bahwa bukti tidak mendukung netralitas moneter jangka pendek. Mereka menunjukan bahwa penurunan dalam pertumbuhan uang dan inflasi selalu dikaitkan dengan periode pengangguran tinggi. Kebijakan moneter tampaknya memiliki pengaruh yang kuat terhadap perekonomian riil.
4 . Fleksibilitas Upah dan Harga
Teori siklus bisnis riil mengansumsikan bahwa upah dan harga disesuaikan ddengan cepat untuk membersihkan pasar. Para pengkritik menunjukan bahwa banyak upah dan harga tidak fleksibel. Mereka percaya bahwa infleksibilitas ini menjelaskan munculnya pengangguran dan nonnetralitas uang.
B . Ilmu Ekonomi Keynesian Baru
Kecilnya Biaya Menu dan Ekternalitas Permintaan Agregat
Salah satu alasan mengapa harga tidak langsung menyesuaikan diri dalam jangka pendek adalah adanya biaya penyesuaian harga. Biaya penyesuaian harga ini, yang disebut biaya menu, membuat perusahaan menyesuaikan harga secara periodik dan bukan secara berkesinambungan. Dampak makro ekonomi dari penyesuaian harga sebuah perusahaan ini terhadap permintaan atas seluruh produk perusahaan yang lain disebut eksternalitas permintaan agregat.
Dalam eksternalitas permintaan agregat ini, biaya menu yangb kecil dapat membuat harga bersifat kaku, dan kekakuan ini dapat memiliki biaya yang besar bagi masyarakat.
Resesi sebagai Kegagalan Koordinasi
Beberapa ekonom Keynesian baru menyatakan bahwa resesi disebabkan oleh kegagalan koordinasi. Dalam dunia nyata, koordinasi sering kali sulit karena banyaknya jumlah perusahaan yang menetapkan harga.
Penyesuaian Upah dan Harga secara Bertahap
Tidak semua orang dalam perekonomian menetapkan upah dan harga baru secara bersamaan. Sebaliknya, penyesuaian upah dan harga diseluruh perekonomian terjadi secara bertahap-tahap. Penyesuaian secara bertahap ini memperlambat proses koordinasi dan penyesuaian harga. Biasanya, penyesuaian bertahap ini membuat seluruh tingkat upah dan harga disesuaikan secara berangsur-angsur, bahkan ketika upah dan harga individual sering berubah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar