BAB I
GAMBARAN
UMUM TENTANG SUMBER DAYA ALAM
1.1
Pendahuluan
: Hubungan antara pertumbuhan ekonomi, sumber daya dan lingkungan
Ilmu ekonomi mempelajari tentang
pilihan yang harus dibuat diantara berbagai tujuan alternatif dan yang saling
bersaing tersebut adalah antara makin habisnya persediaan sumber daya alam
serta memburuknya kualitas lingkungan dan pertumbuhan ekonomi yang
terus-menerus. Batasan diatas merupakan suatu dilema.
Beberapa ahli pertumbuhan ekonomi
percaya bahwa teori pertumbuhan dan pembagunan ekonomi modern nampaknya selalu
dapat menyediakan alat untuk mencapai kemajuan ekonomi yang tak ada hentinya.
Pendapat pihak lain yang skeptis terhadap masalah perkembangan penduduk dan
makin menurunnya persediaan sumber daya alam sering dikatakan kuno (ketinggalan
zaman). Orang-orang diabad modern ini hidup di dunia ekonomi yang serba ruwet
yang tujuannya ingin membantah pendapat yang percaya bahwa persediaan sumber
daya alam semakin menipis.
Bantahan tersebut memang
sederhana dan langsung sifatnya.
Pertumbuhan ekonomi akan dapat melebihi perkembangan penduduk. Artinya
seberapun jumlah penduduk akan dapat dibuat lebih baik keadaannya. Pertumbuhan
ekonomi itu batasannya karena (1) teknologi akan selalu menyediakan pengganti
terhadap sumber-sumber daya alam yang semakin langka dan (2) kalau sumber daya
telah langka hargannya akan tinggi, sehingga akan mengurangi permintaan dan
penggunaannya akan berkurang, yang selanjutnya akan menimbulkan insentif untuk
mencari pengganti.
1.2 Konsep
tentang sumber daya alam
Sumber daya adalah sesuatu yang
berguna dan mempunyai nilai di dalam kondisi dimana kita menemukannya. Didalam
bentuk bahan mentah atau belum diubah, mungkin merupakan suatu masukan yang
digunakan dalam suatu proses menghasilkan sesuatu yang bernilai. Atau mungkin
bahkan dapat secara langsung dikonsumsi. Karena itulah lebih mudah mencari
batasan (definisi) apa saja yang tidak termasuk sumber daya itu.
1.3 Jenis
sumber daya alam
Menurut jenisnya sumber daya alam
terdiri dari (1) yang dapat diperbaharui (renewable resources), yaitu sumber
daya yang dapat diperbaharui atau dihasilkan oleh manusia : ini berarti bahwa
setelah sumber daya alam tadi habis dipakai, masih dapat dihasilkan sumber daya yang berupa
sebagai contoh hutan (kayu), air, ikan, dan hasil-hasil pertanian lainnya; (2)
yang tak dapat diperbaharui (non renewable / exhaustible), yaitu sumbe daya
yang tak dapat diperbaharui atau dihasilkan sendiri oleh manusia; sumber daya
alam semacam itu dihasilkan oleh alam melalui proses kimia/biologis; contohnya
: minyak bumi dan barang-barang tambang lainnya; (3) sumber daya alam yang
dapat diganti (replaceable); dan yang tak dapat diganti (non replaceable).
Stock dan flow. Sumber daya alam
yang tersedia dalam jumlah, kualitas, tempat dan waktu tertentu disebut “stock
resoirces”. Sumber daya semacam itu tidak akan bertambah tetapi akan berkurang
sejumlah yang digunakan oleh manusia. Sedangkan “flow resources” adalah sumber daya alam yang
selalu berubah jumlahnya. Air adalah salah satu contohnya.
Dalam pembahasan diatas merupakan
contoh dari sumber daya yang dikuasai pribadi atau individu.
Sumber daya yang memiliki bersama
(common property resources). Beberapa jenis sumber daya yang dimiliki bersama
akan cepat habis. Contoh yang jelas adalah penangkapan ikan secara komersial
baik air maupun ikannya tidak ada yang memiliki. Karena sumber daya tak ada
yang memiliki maka setiap nelayan/orang akan berusaha menangkap ikan.
1.4
Apakah sumber-sumber
daya alam utama di Indonesia ?
Sumber daya tanah mungkin
merupakan sumber daya tunggal yang paling penting untuk satu negara. Tanah
merupakan masukan yang perlu untuk tipe aktivitas mana saja : pertanian,
hutan-hutan perkebunan-perkebunan, daerah-daerah pemukiman, jalan-jalan
angkutan (jalan-jalan, kereta api, jalan-jalan kaki) dan daerah-daerah yang
dipelihara kondisi alamnya untuk maksud-maksud ilmiah, rekreasi atau estetis.
Sumber daya air merupakan sumber
daya alam lain yang sangat penting. Biasanya mausia tertarik dengan air tawar,
tetapi kadang-kadang air asin atau air-air lain yang bermineral banyakpun
mempunyai nilai. Air mula-mula datang dari curah hujan tetapi dalam banyak
bentuk: sungai-sungai, daun-daun, endapan-endapan air tanah, bentuk-bentuk es
seperti gletser dan curah hujan.
Sumber daya energi juga
merupakan sumber daya alam yang makin berguna. Termasuk disini adalah batu
bara, minyak tanah, gas alam, sisa-sisa tanaman jerami, dan kotoran dari
binatang-binatang serta proses-proses produksi yang dapat diusahakan menjadi
energi yang berguna.
Sumber daya hutan merupakan
dari sumber daya alam yang penting pula untuk indonesia. Secara historis
panenan kayu-kayu yang bernilai seperti kayu jati, dari hutan-hutan asli yang
belum ditebangi telah memberikan pada Indonesia suatu hasil ekspor yang utama.
Hutan juga berguna untuk
maksud-maksud lain di samping menghasilkan kayu. Hutan merupakan bagian daerah
aliran sungai yang menerima curah hujan dan tentu saja mengatur keluarnya air
ke sungai-sungai.
Perikanan merupakan sumber daya
alam yang berfaedah yang dapat diperbaharui, yang memberikan protein. Sumber
daya laut yang lain juga penting khususnya sumber daya mineral di dasar laut.
Bagian-bagian dari berbagai benua memang membentuk cekungan kecil mineral
(khususnya tembaga, mangan, nikel) yang dapat diangkat kepermukan dengan teknik
yang masih dikembangkan.
Yang terakhir adalah sumber daya
lingkungan, contohnya : nilai-nilai estetis dan rekreasi hutan-hutan,
sungai-sungai, danau-danau, dan berbagai tipe lahan. Yang penting adalah
kawasan alam dengan bentuk bumi yang tidak biasa, khususnya pemandangan yang
indah,kehidupan binatang buas dan lain-lain.
1.5 Masalah
sumber daya alam di dunia
Masalah kedua adalah hal lokasi
sumber daya yang diketahui. Sumber daya ini mungkin jauh dari pusat-pusat
permintaan, sangat meningkatkan harga dan kesulitan-kesulitan politis dalam
memproduksi persediaan-persediaan yang cukup.
Masalah ketiga adalah
ketergantungan yang semakin meningkat sumber daya yang tak dapat diperbaharui
pada teknologi-teknologi modern. Masalah keempat adalah meningkatkan
kualitas-kualitas persediaan yang makin turun, khususnya sumber daya sumber
daya mineral.
1.6 Problem-problem
sumber daya alam di Indonesia
Sehubungan dengan sumber
daya-sumber daya alam utama yang jelas adalah erosi tanah, proses pencucian
tanah bagian atas lembah sungai ke sungai-sungai dan laut.
Mengenai sumber-sumber daya kita, polusi oleh
manusia, pertanian dan industri menjadi problema utama. Mengenai sumber
daya-sumber daya energi, Indonesia menghadapi problema kembar yaitu penggunaan
energi yang makin cepat menigkat dan persediaan-persediaan minyak bumi yang
menyusut yang merupakan sumber daya energi utama.
Mengenai sumber daya-sumber daya
hutan Indonesia, problema utama adalah kegagalan menggunakan teknik-teknik
panen yang tepat guna dan kegagalan menanami kembali daerah-daerah panenan.
1.7 Latar
belakang sejarah
Kelangkaan sumber daya dan
pendapatan lain telah dilaporkan oleh W. Philip Gramm. Di perancis pada abad ke
sembilan, minyak ikan paus datang mengantikan kayu dan digunakan untuk tujuan
penerangan intern karena kebersihannya waktu menyala.
1.8 Cadangan-cadangan,
tingkat permintaan dan eksplorasi
Persediaan sumber daya meningkat
dengan adanya penemuan-penemuan sebagai hasil eksplorasi. Sumber daya yang
dapat diperbaharui tumbuh sendiri atau melalui proses-proses penambahan,
eksplorasi persediaan yang ada merupakan sumber persediaan-persediaan baru yang
penting. Karena itu proses-proses eksplorasi rapat sekali berhubungan dengan
pengelolaan sumber daya alam.
Eksplorasi
mengahsilkan informasi tentang persediaan sumber daya. Kadang-kadang informasi
ini tepat sekali, tetapi di saat-saat lain informasi itu hanya bersifat
kemungkinan saja dan mungkin mengandung kesalahan.
Istilah
yang berhubungan dengan cadangan-cadangan telah diterima secara umum terutama
untuk mineral dan batu bara karena biro pertambagan dan survai Geologi AS,
telah menstandarrisasikan istilah ini.
1.9 Faktor-faktor
yang menurut sejarah mencegah kelangkaan serius sumber daya alam
V. Kerry Smith (1976) telah
meneliti kecenderungan dalam harga-harga relatif produk-produk pertanian, logam-logam,
bahan bakar, dan hasil-hasil kehutanan di Amerika serikat. Smith telah
menemukan bahwa ada keseimbangan bahwa ada kecenderungan meningkat sedikat yang
berarti dalam harga relatif hasil-hasil pertanian, gerakan ke atas yang kuat
tetapi turun naik dalam harga-harga relatif kehutanan,
Sumber daya yang kurang melimpah
dapat mengganti yang kurang melimpah: (a) substitusi dalam proses-proses
produksi: alumunium mengganti tembaga, beton tekan, organic biocides menganti
persenyawaan air rasa, (b) substitusi dalam konsumsi : padi-padian mengganti
daging, benang-benang tiruan mengganti benang-benang alam, plastik mengganti
kulit.
Perdagangan internasional : (a)
perbaikan-perbaikan umum dalam transport yang membuat sumber daya-sumber daya
bersaing secara ekonomis, (b) penggunaan sumber internasional bauksit dari
Yamaica biji besi dari Liveris.
Eksplorasi dan penemuan : (a)
perluasan metoda-metoda eksplorasi traditional untuk menemukan deposit-deposit
baru ; (b) perbaikan-perbaikan dalam teknik eksplorasi : metoda-metoda geofisik
dan geo-kimiawi, pengintaian dengan satelit.
Daur ulang bahan-bahan bekas:
daur ulang meninggkat dimana harga-harga bahan mentah meninggkat.
1.10
Tinjauan Jangka Panjang
Secara keseluruhan haruslah
diakui bahwa kita tak dapat meramalkan situasi sumber daya alam jauh ke
muka,mungkin terbatas untuk waktu 20 tahun. Rencana-rencana dapat berubah
begitu diperoleh informasi baru. Kita harus bertanggung jawab dengan mmeberikan
mutu tanggapan terhadap informasi baru.
1.11
Peranan Ekonomi dalam
perumusan dan manajemen kebijaksanaan sumber daya alam
Hal-hal yang dibutuhkan oleh
hampir setiap sub mata pelajaran ekonomi, berhubungan dengan sumber daya alam.
Tingkat aktivitas makro ekonomi mempengaruhi permintaan-permintaan untuk
komoditi-komoditi sumber daya alam dalam negeri asing.
BAB II
PRINSIP
EKONOMI DALAM PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM
2.1 Observasi Penting dari Sejarah Pengelolaan Sumber Daya Alam
Makin
menipisnya sumber daya alam. Keprihatinan utama yang meliputi seluruh dunia
adalah bahwa beberapa sumber daya alam yang penting akan habis disebabkan oleh
penggunaan yang tinggi sehubungan dengan pertumbuhan penduduk dan ekonomi.
Minyak
bumi merupakan masalah yang paling banyak dibahas, di samping sumber daya alam
yang lebih khusus lagi seperti uranium, tembaga, air raksa (mekuri), dan timah.
Dalam hal persediaan sumber daya alam dan kualitas lingkungan. Orang sangat
prihatin tentang penggundulan hutan secara luas. Dikhawatirkan bahwa semakin
langkanya beberapa atau sumber daya ini akan dapat mengakibatkan macetnya
pertumbuhan ekonomi.
Ukuran
kelangkaan sumber daya alam. Dalam kasus diatas kita telah berbicara tentang
kelangkaan yang makin bertambah untuk beberapa sumber daya. Meskipun begitu
tidak ada angka statistik untuk melandasi pernyataan tersebut.
Pengalaman memberikan petunjuk
tentang beberapa indikator atau indeks kelangkaan sumber daya :
a)
Harga
sumber daya yang ditemukan atau yang diproses
b)
Harga
tanah yang mengandung sumber daya di dalamnya
c)
Biaya
pemulihan
d)
Kebutuhan
energi untuk pemulihan
e)
Pengaruh
sumber daya pada lingkungan
Indikator kelangkaan apa yang paling bermanfaat
untuk tujuan kebijakan? Sudah jelas yaitu harga riil dari barang akhir sumber
daya alam yaitu misalnya harga hasil kayu, harga bahan bakar mineral, harga
besi baja, tembaga, harga tenaga listrik dan sebagainya.
Biaya
lingkungan sehubungan dengan penggunaan sumber daya alam. Seperti yang
dikemukakan pada contoh penambangan tembaga, biaya lingkungan karena penggunaan
sumber daya alam naik dengan cepatnya.
2.2 Usaha ke arah
menghindari semakin langkanya persediaan sumber daya alam
Substitusi dalam proses produksi. Ahli ekonomi
secara luas menggunakan konsep fungsi produksi :
y = f(x1,x2,…….., xn)
subtitusi dalam konsumsi, dalam kegiatan konsumsi,
banyak kemungkinan penggantian tanpa merusak kegunaan atau kualitas konsumsi.
Beras dapat menggantikan produk gandum yang menjadi bertambah mahal.
Penemuan teknologi yang menghemat sumber daya alam.
Teknologi tidak pernah berhenti. Kadang-kadang ada penemuan secara kebetulan
atau lewat penerapan penelitian dasar yang baru. Efesiensi yang lebih besar di
dalam pemulihan sumber daya. Dalam menghasilkan komoditi sumber daya alam,
beberapa sumber daya alam tetap pada tempatnya yaitu dalam tambang, dalam
sumber, atau dalam hutan.
BAB III
SUMBER DAYA TANAH
3.1
Pendahuluan
Tanah merupakan sumber daya yang penting untuk
kelangsungan hidup manusia. Tanah atau bumi menyediakan kita ruangan untuk
bertempat tinggal, untuk memproduksi bahan pangan dan bahan mentah lainnya guna
memenuhi kebutuhan kita.
3.2
Macam menurut ketinggian, jenis dan tataguna tanah
a)
jenis
tanah
Indonesia
sebagai negara kepulauan terdiri dari 13.677 pulau dimana yang 6.044 pulau
telah mempunyai nama dan hanya 931 pulau (6,8%) yang dihuni. Rata-rata luas
pulau adalah 147,64 km2.
Dengan luas tanah sekitar 159 juta hektar,
Indonesia dapat dibagi menjadi tiga tipe :
I.
tanah
pengunungan (diatas 200 m) : 65,5 juta
ha
II.
tanah
bukit (dibawah 200 m) : 50 juta
ha
III.
tanah
dataran rendah : 43,5 juta ha
b)
tata
guna tanah
tata
guna tanah di Indonesia 1973
Pulau
|
Tanah pertanian
|
Tanah
hutan
|
Tanah
rusak/kosong/kritis
|
Lain-lain
|
jumlah
|
|
Pertanian rakyat
|
perkebunan
|
|||||
Sumatera
Jawa dan Madura
Bali dan Nusa tenggara
Kalimantan
Selawesi
Maluku
Irian Jaya
|
3.803
5.505
1.209
1.868
1.524
260
-
|
1.314
678
16
59
128
30
-
|
24.735
2.698
1.524
39.774
7.565
5.872
31.500
|
4.757
494
1.092
2.586
3.364
214
154
|
12.752
3.844
3.520
9.659
6.341
1.074
10.544
|
47.361
13.219
7.361
53.946
18.922
7.450
42.198
|
Jumlah
|
14.1687
|
2.2661
|
113.66860
|
12.2617
|
47.73425
|
190.457100
|
3.3 Masalah yang Dihadapi
dan Kebijakan yang perlu diambil
a.
Masalah
tata guna tanah
Rencana
tata guna tanah harus berorientasi jauh ke depan sesuai dengan cepatnya
pembangunan. Oleh karena itu tata guna tanah menjadi masalah yang sangat
penting untuk dibahas, bukan hanya tata guna tanah lintas sektoral tetapi juga
tata guna tanah di dalam sub-sektor sendiri misalnya pertanian.
b.
Masalah
perpajakan
Sangat erat hubungannya dengan
pembahasan ialah kebijaksanaan tanah
perkotaan terutama bagaimana instrumen perpajakan dapat dimanfaatkan dalam hal
ini. Bidang yang terlemah di indonesia adalah perpajakan, karena itu perlu
ditangani dengan benar. Proses urbanisasi yang berlangsung di banyak kota telah
mengakibatkan naiknya permintaan akan tanah perkotaan dan dalam keadaan
terbatasnya tanah perkotaan telah mengakibatkan naiknya harga/nilai tanah perkotaan
secara eksplosif.
Adanya surplus value yang
dinikmati oleh para pemilik tanah karena kenaikan harga/nilai tanah tersebut
dapat dianggap sebagai suatu surplus ekonomi yang dapat dipakai sebagai basis
pemungutan dana untuk membiayai perluasan dan perbaikan fasilitas perkotaan
selanjutnya. Persoalannya adalah bagaimana pemerintah melalui kebijakannya
memperoleh sebagian dari surplus value tersebut.
c.
Masalah
kelestarian sumber daya tanah. Bagaimana cara menagani tanah kritis akibat ulah
manusia. Cara penanganan tersebut harus secara sosial dan ekonomi dapat
diterima.
d.
Masalah
semakin banyaknya petani kecil (gurem) dan penanganannya. Apakah jumlah petani
kecil tersebut akan dipertahankan ? bagaimana caranya ?
e.
Masalah
sistem pemilikan dan penguasaan tanah. Perlu penerapan sistem pajak secara
konsisten dengan meningkatnya “enforcement” nya. Masyarakat perlu diberi
informasi yang cukup. Selain itu pemanfaatan tanah haruslah seproduktif mungkin
dengan memberikan rangsangan-rangsangan tertentu.
BAB
IV
SUMBER
DAYA AIR
1.
Peranan Air di dalam Pembagunan
Alasan
mengapa terjadi kenaikan di dalam permintaan air adalah sebagai berikut : (a)
kenaikan jumlah penduduk (rata-rata diatas dua persen di negara berkembang)
;(b) akibat urbanisasi telah terjadi suatu tuntutan untuk meningkatkan
tingkat/standar hidup dan ; (c) terjadinya pertumbuhan di dalam produksi
komoditi yang berhubungan dengan air dan industri jasa.
2.
Latar
belakang sejarah pemanfaatan air
Filosof
Yunani lain, Empedocles (490-430 SM) menyatakan bahwa air adalah salah satu
elemen utama dari semua benda di dunia. Tiga elemen yang lain adalah udara, api
dan bumi. Jadi dalam hal yang riil filosuf Yunani kuno telah menyingung empat
elemen pokok yang masuk ke dalam semua pertimbangan fundamental yang dengan lingkungan
hidup.
3.
Hidrosfir
Satu
kesatuan proses yang mengandung aliran air (melalui daratan dan udara) disebut
siklus hidrosfir. Siklus ini meliputi tiga bentuk yaitu : cair, padat, dan gas
(udara). Juga meliputi semua kemungkinan
perubahan keadaan yaitu evaporasi (dari cair ke gas), kondensasi ( dari
gas menjadi cair), pembekuan (dari cair ke padat), mencair (dari padat ke
cair), dan sublimasi (dari gas ke padat atau sebaliknya). Proses aliran siklus
hidrologis itu sebagai berikut :
a.
Air
dari permukaan laut menguap, yang disebut evaporasi
b.
Air
tumbuh-tumbuhan juga menguap yang disebut transpirasi
c.
Peralihan
dari horizontal dari uap air/udara presipitasi atau hujan
d.
Runoff
dimana air hujan yang telah jatuh kebumi mengalir melalui daratan kembali
kelaut.
Perbedaan antara jumlah curah
hujan dan jumlah penguapan atau yang disebut runoff merupakan tolak ukur berapa
sebenarnya jumlah air secara potensial tersedia untuk tujuan memenuhi kebutuhan
masyarakat (penduduk dan industri) dan tujuan-tujuan lainnya.
4.
Suplai
Air
Suplai
atau persediaan air dapat diperoleh dari berbagai sumber. Sumber tersebut
adalah curah hujan, sungai, danau, reservoir (waduk) dan air tanah. Keadaan
curah hujan di Indonesia tidak sama untuk tiap pulau. Masalah anjir dan
kekeringan tidak terlepas dari suplai air dan runoff. Masalah yang dihadapi
adalah masalah waktu dan tempat. Sebagian dari aliran air terjadi dalam musim
hujan yang relatif singkat padahal aliran harus diratakan sepanjang tahun.
5.
Permintaan
Air
Air dimanfaatkan oleh
berbagai sektor ekonomi, untuk rumah tangga, industri, pertanian dan
infrastuktur. Kebutuhan air rumah tangga dapat dipenuhi dari sumber air sumur,
curah hujan, waduk, tank, atau air tanah/ air bersih melalui pipa yang umumnya
didaerah perkotaan.
Pertanian merupakan
konsumen air terbesar. Jumlah total yang diperlukan oleh pertanian termasuk
untuk tanaman, perikanan, dan peternakan. Industri membutuhkan untuk bahan
mentah atau pun untuk masukan yang lain.
6.
Air
untuk irigasi
Sebagai konsumen air
terbesar dan sebagai sumber pokok dalam produksi pertanian, irigasi perlu
mendapat perhatian tersendiri. Di Indonesia sendiri pengairan sudah di mulai
sejak zaman Hindu yang memuliakan tanaman padi.
Pengelolaan penggunaan
tanaman padi untuk pertanian. Setiap proyek pada dasarnya terdiri dari tiga
komponen, yaitu teknik sipil, pengelolaan atas tanah dan air, dan
kegiatan-kegiatan lain yang menunjang proyek.
·
Faktor-faktor
yang mempengaruhi tidak efesiennya penggunaan air
Terbagi atas tiga faktor utama yaitu :
Faktor ekonomi, bila petani menggunakan air untuk
sawahnya mereka tidak membayar. Karena tidak mengerankan bahwa petani ini
cenderung untuk menggunakan air berlebihan.
Faktor fisik, pada umumnya bangunan-bangunan
pengairan serta alat-alat pengatur air (kalau ada) dibangun sejak zaman
penjajahan Belanda sehingga sudah banyak yang rusak.
Faktor sosial/institusional, hasil sebuah penelitian
menyatakan bahwa pengaruh perseorangan dari pejabat pada semua tingkat adalah
menentukan sekali.
7.
Pengembangan
sumber daya air dan dampak lingkungan
Semua proyek
pembangunan membawa konsekuensi lingkungan dan konsekuensi ekonomis dan
pengembangan sumber daya air tidak terkecuali.
Satu contoh kasus
yaitu (DAS) daerah aliran sungai solo hulu di Jawa Tengah. Sistem bengawan Solo
adalah yang terbesar di Pulau Jawa. Sepertiga dari semua tanah digunakan
sebagai sawah, separuh merupakan tanah kering, sedang sisanya merupakan tanah
hutan jelas bahwa sebagian besar tanah di DAS merupakan tanah kering yang makin
lama makin kritis keadaanya. Tanah kritis ini sebagian besar terdapat
dilereng-lereng bukit.
Terjadinya tanah
kritis karena tindakan manusia, kenaikan jumlah penduduk yang cepat menyebabkan
penduduk berusaha menanami setiap jengkal tanah yang ada. Dampak lingkungan
dapat ditimbulkan tidak hanya dari tindakan biologis manusia tetapi oleh
kegiatan produktif manusia dan diatur oleh proses ekonomi.
BAB V
ENERGI
1.
PENDAHULUAN
Produksi energi di Indonesia sementara ini berupa
atau berasal dari ;
a. Minyak bumi
b. Gas alam
c. Batu bara
d. Tenaga air
e. Panas bumi
f. Sedikit nuklir dan
g.
Sedikit
tenaga surya
Sedangkan konsumsi energi di
Indonesia adalah dalam sektor
a.
Rumah
tangga, yang mengkonsumsi minyak bumi dan gas
b.
Pengankutan
yang mengkonsumsi minyak bumi dan batu bara
c.
Kelistrikan
yang menggunakan minyak bumi dan tenaga air
d.
Industri
pertambangan dan perdagangan yang memanfaatkan minyak bumi, gas dan batu bara
2.
Gambaran
umum produksi dan konsumsi energi di indonesia
Produksi berbagai jenis di
Indonesia, yaitu minyak bumi, gas bumi, batu bara dan tenaga air. Mulai tahun
1969 sampai dengan tahun 1983 kenaikan produk energi pada umumnya rata-rata
adalah 9,6 % setiap tahun.
Secara totalitas konsumsi minyak
bumi di Indonesia (baik itu untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga,
pengagngkutan, kelistrikan maupun industri, pertambangan dan perdagangan).
Konsumsi minyak bumi, hendaknya diingat terdiri dari dari konsumsi akan :
a.
Aviation
Fuel (bahan bakar kapal terbang)
1.1 avigas : proporsi 0,1 % tahun 1984
1.2 avtur : proporsi 2,5 % tahun 1984
dengan kenaikan rata-rata tiap
tahun 16 %
b.
Gasoline
(bensin)
2.1 super :
proporsi 1,1 % tahun 1983
2.2 premium :
proporsi 16,6 % tahun 1984
Dengan kenaikan rata-rata tiap tahun 9,4 %
c.
Kerosene ( minyak tanah) : proporsi 1969 : 42% tahun
1984 : 35% dengan kenaikan rata-rata 8,3% per tahun.
d.
Automatic
Diesel Fuel : proporsi 1969 : 12% tahun 1984 : 23,3 % dengan kenaikan 18,5% per
tahun.
e.
High
Speed Diesel Fuel : proporsi 4,8% tahun 1969 dan %, 5,6% pada tahun 1984 dengan
kenaikan rata-rata 12,6 % per tahun.
f.
Fuel
Oil : proporsi 16,9% pada tahun 1969 dan 14,7% tahun 1984 dengan kenaikan
rata-rata 12,6 % per tahun.
Persoalan yang dihadapi adalah :
-
Bahwa
konsumsi energi di dalam negeri secara keseluruhan naik rata-rata per tahun
selama 15 tahun yang lalu (1969-1984) sebesar 12,9 % dan ini lebih besar dari
kenaikan rata-rata pertahun produksi dalam periode yang sama yaitu sebesar 9,6
%
-
Bagaimana
membuat pemakaian minyak bumi di sektor rumah tangga dan atau di sektor
pengangkutan, kelistrikan, serta industri, pertambangan dan perdagangan.
-
Mencari
pengganti minyak bumi untuk pemanfaatan di sektor rumah tangga dan atau di
sektor pengangkutan, kelistrikan, pertambangan, dan perdagangan.
3.
Perkiraan
Produksi dan Konsumsi Energi di Indonesia
Tahun
|
Minyak
Bumi
|
Gas
Bumi
|
Batu
Bara
|
Tenaga
Air
|
Total
|
1980
1981
1982
1983
1984
1985
1986
1987
1988
1989
1990
1991
1992
1993
1994
1995
1996
1997
1998
1999
2000
|
106.674
108.418
114.880
199.906
125.901
132.196
138.806
145.746
153.033
160.685
168.719
172.093
175.535
179.046
182.627
186.279
190.005
193.805
197.681
201.635
205.668
|
38.190
39.547
59.491
60.114
72.137
86.654
103.877
124.652
149.582
179.498
215.398
236.937
260.631
286.694
315.363
346.899
381.589
419.748
461.723
507.895
558.648
|
545
650
1.025
1.265
1.518
1.822
2.186
2.623
3.148
3.777
4.532
4.905
5.483
6.031
7.237
7.961
8.757
9.633
10.596
11.656
12.821
|
847
999
1.179
1.391
1.669
2.003
2.403
2.884
3.461
4.153
4.984
5.482
6.030
6.633
7.296
8.026
8.828
9.711
10.682
11.750
12.925
|
146.256
149.614
176.575
182.676
201.225
222.585
247.272
275.905
309.224
348.113
393.633
419.497
447.679
478.404
512.523
549.165
589.179
632.897
680.682
732.936
790.098
|
BAB
VI
MINERAL
BUKAN MINYAK
1. Pendahuluan
Indonesia
kaya akan sumber daya alam. Selain minyak dan gas bumi, Indonesia menghasilkan
mineral lain terutama timah, nikel, batu bara, bauksit, perunggu, emas, perak,
dan mangan.
Perkembangan
mineral di Indonesia, terutama mineral sangatlah lamban hal ini disebabkan
karena tambang relatif tua, usaha eksplorasi kurang, peraturan pajak dan valuta
asing menghambat dan lain-lain.
2. Produksi
Dalam
suatu tabel disebutkan perkembangan produksi berbagai jenis mineral bukan
minyak sejak 1966 sampai dengan 1980. Produksi timah ternyata mengalami
kenaikan rata-rata 7,2% tiap tahun. Bijih nikel mengalami kenaikan rata-rat
12,2% tiap tahun. Bauksit naik rata-rata 5,7% tiap tahun. Dan lain sebagainya
yang juga naik.
Jika
diperhatikan sebenarnya produksi mineral bukan minyak yang menurun, relatif
kurang penting peranannya dalam strategi pemenuhan kebutuhan konsumen.
Sebaliknya kebutuhan strategis terhadap timah, nikel,bauksit, emas dan aspal,
diharapkan meningkat terus sehingga produksinya juga harus dikelola dengan baik.
3. Ekspor
mineral bukan minyak
Tahun
|
Ekspor
Total (US $juta)
|
Ekpor
Mineral bukan minyak (US $ juta )
|
%
|
1969
1970
1971
1972
1973
1974
1975
1976
1977
1978
1979
1980
|
854
1.108
1.234
1.778
3.211
7.426
7.102
8.546
10.853
11.643
15.139
21.680
|
44.9
62,7
68.9
85.6
174.4
323.7
246.4
296.4
376.9
430.1
593.3
880.1
|
5.3
5.7
5.6
4.8
5.4
4.4
3.5
3.5
3.5
3.7
3.9
4.1
|
4. Peranan
mineral bukan minyak
Tidak
dapat disangkal lagi bahwa Indonesia termasuk negara yang memiliki mineral yang
dikenal dengan istilah exotic, antara lain timah, nikel, bauksit, tembaga dan
mangan.
Dari
segi lain yaitu perpajakan maka perusahaan-perusahaan mineral bukan minyak menyumbang
sejumlah pajak pada pemerintah yang cukup besar. Dengan meningkatnya kegiatan
di sektor ini akan meningkatkan pula penerimaan pajak negara. Oleh karena itu
pemerintah dapat mendorong kegiatan disektor ini apabila diinginkan diperoleh
tambahan penerimaan pajak dari sektor ini, terutama bila pendapatan dari sektor
minyak dan sektor lain yang bukan mineral dan bukan minyak menurun.
5. Prediksi
usaha pertambangan bukan minyak di Indonesia
Seperti
diketahui perkembangan sektor pertambangan bukan minyak dari gas bumi indonesia
memberi harapan. Pada umumnya terdapat kenaikan produksi, kecuali mangan,
nikel, pasir besi dan tembaga.
Prediksi
produksi timah positif yaitu berkembang dengan relatif pesat, akan tetapi
ekspor timah berkembang sangat lambat. Oleh karena itu perlu diambil
kebijaksanaan pemanfaatan timah dalam negeri dengan membangun industri yang
berhubungan dengan itu.
Demikian
pula dengan bijih nikel naik dengan cepat tetapi ekspor walau naik tetapi
dengan arus yang lebih rendah, begitu pula untuk bauksit dll.
Dapat
disimpulkan bahwa :
1.
Untuk
mineral yang tingkat produksinya naik dengan cepat tapi ekspornya tak
mengimbangi, perlu dipikirkan industri yang memanfaatkan mineral tersebut.
2.
Untuk
mineral yang tingkat produksinya berkembang dengan lambat padahal impornya naik
dengan cepat perlu pemikiran usaha eksplorasi lebih lanjut.
3.
Bagaimanapun
juga ekspor mineral bukan minyak ini perlu ditingkatkan peranannya oleh karena
sekarang masih kecil sumbangannya pada perekonomian Indonesia terutama dalam
hal devisa dan pajak perusahaan dan lain-lain.
Jelas bahwa pertambagan mineral
bukan minyak sangat tergantung pada faktor-faktor yang berada di luar kekuasaan
pemerintah misalnya permintaan bahan oleh luar negeri, pemasaran serta sumber
daya. Yang terakhir ini sangatlah menentukan oleh karena eksplorasi tergantung
pada tersedianya dana yang cukup. Selain itu personalia yang ahli dan terampil
sangatlah diperlukan. Alih teknologi sangat lambat di sektor ini, dengan
kenyataan bahwa perkembangan penambangan batu bara juga masih tergantung pada
negara lain.
6. Implikasi
Kebijaksanaan
Dari
analisa keadaan pertambangan dewasa ini serta situasi pasar yang ada dapatlah
ditelaah tentang berbagai hal, yaitu :
a.
Kebutuhan
survai serta eksplorasi secara terus menerus diperlukan dan ini yang mendorong
penting perlunya disediakan personalia yang ahli dana yang cukup serta sarana
dan prasarana yang memadai.
b.
Perlu
adanya sistem untuk memonitor perkembangan atau fluktuasi harga dan kalau
mungkin diciptakan sistem yang dapat memperkiraan arah perkembangan harga bahan
mineral bukan minyak di pasar internasional, atau mengadakan kontrak-kontrak
penjualan yang mengguntungkan dengan melihat pada kekuatan serta kelemahan sektor
pertambangan tertentu.
c.
Rehabilitasi
fasilitas penambangan serta proses lain yang berhubungan dengan itu agar
diperoleh peningkatan produktivita dan atau menekan biaya
d.
Perlu
adanya program pendidikan, latihan dan lain-lain yang berhubungan dengan
teknologi pertambangan.
e.
Meninjau
kembali peraturan-peraturan tentang pertambangan yang sekiranya mengahambat
kemajuan sektor pertambangan mineral bukan minyak.
f.
Kerjasama
pertambangan dengan negara-negara ASEAN pertukaran pengalaman, konsorsium dana,
spesialisasi daerah, dll.
BAB
VII
HUTAN
1. Hutan
dan Perkembangan Ekonomi : Peranan Hutan dalam Ekonomi
Ekonom Simon Kusnetz
mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi adalah hasil interaksi antara perkembangan
penduduk, kelembagaan dan teknologi.
Tiga faktor yang
mempengaruhi pengelolaan adalah :
1. Pertumbuhan penduduk
yang cepat
2. Peningkatan yang pesat
dari permintaan dunia akan hasil perkebunan (sampai menjelang pecah perang
dunia II)
3. Melonjaknya permintaan
dunia atas kayu dalam 30 tahun terakhir
Akibat-akibat negatif dalam arti mutlak (yaitu
merugikan secara material maupun non material kepada masyarakat di Indonesia)
a. Kerusakan Hutan
b. Distribusi pendapatan
c. Kebocoran dana ke luar
negeri
2.
Penggunaan
Sumber daya Hutan
Kebijakan manajemen
hutan indonesia mengikuti prinsip hasil yang diterima. Yaitu manajemen di mana
tidak akan ada penurunan atau kekosongan di dalam produksi kayu komersial
selama masa penebangan mendatang.
Faktor yang mempengaruhi pengelolaan
hutan
- Pertumbuhan
penduduk yg cepat
- Peningkatan
permintaan dunia akan hasil perkebunan dan,
- Melonjaknya
permintaan dunia akan hasil hutan terutama kayu
Penggunaan
sumber daya hutan
Kebijaksanaan
manajemen hutan dIndonesia mengikuti ‘’prinsip hasil yg diterima’’.yaitu
manajemen dimana tidak akan ada penurunan atau kekosongan dalam produksi kayu
komersial selama masa penebangan mendatang.
Hal ini dapat dicapai dengan cara
mengawetkan faktor faktor produktifnya.
Konsesi perkayuan diIndonesia
biasanya mengambil metoda penebangan selektif dengan prinsip
‘’Jangan menebang pohon kurang
dari batas diameter dan meninggalkan sejumlah pohon bibit sebagai sisanya.
BAB VI
MINERAL BUKAN MINYAK
Perkembangan
mineral di Indonesia, terutama yang bukan minyak, sangatlah lambat. Hal ini
disebabkan karena tambang relatif tua, usaha eksploitasi kurang, peraturan
pajak dan valuta asing menghambat dan lain-lain.
A . Produksi
Produksi
berbagai jenis mineral bukan minyak sejak tahun 1966 sd 1980 seperti timah,
biji nikel, bauksit mengalami kenaikan tiap tahun. Konsentrat tembaga, batu
bara, emas, aspal dan nikel kasar naik secara luar biasa. Sedangkan nikel fero,
perak, pasir besi dan biji mangan rata-rata turun.
Kalau
diperhatikan sebenarnya produksi mineral bukan minyak yang menurun, relatif
kurang penting peranannya dalam strategi pemenuhan kebutuhan konsumen.
Sebaliknya kebutuhan strategis terhadap timah, nikel, bauksit, tembaga, emas
dan aspal diharapkan meningkat terus sehingga produksinya juga harus dikelola
dengan baik.
B . Ekspor Mineral Bukan Minyak
Sebagian
besar mineral bukan minyak indonesia diekspor. Timah, tembaga, biji nikel, bauksit, batu bara, aspal dan
pasir besi, merupakan jenis mineral yang meningkat ekspornya dan merupakan
komoditi strategis.
C . Peranan Mineral Bukan Minyak
Yaitu
diharapkan dapat menunjang pertumbuhan perekonomian daerah, menaikan pendapatan
daerah dan kesempatan kerja daerah. Dari segi lain yaitu perpajakan, maka
perusahaan-perusahaan mineral bukan minyak meyumbang sejumlah pajak pada
pemerintah yang cukup besar. Oleh karena itu pemerintah dapat mendorong kegiatan
sektor ini apabila diinginkan diperoleh tambahan penerimaan pajak dari sektor
ini, terutama bila pendapatan dari sektor minyak dan sektor lain yang bukan
mineral bukan minyak menurun.
D . Implikasi Kebijakan
Dari
analisa keadaan pertambangan dewasa ini serta situasi pasar yang ada, dapatlah
ditelaah tentang berbagai hal, yaitu:
1. Kebutuhan
survai serta eksploitasi secara terus menerus diperlukan dan ini mendorong
penting perlunya disediakan personalia yang ahli, dana yang cukup, serta sarana
dan prasarana yang memadai.
2. Perlu
adanya sistem untuk memonitor perkembangan atau fluktuasi harga
3. Rehabilitasi
fasilitas penambangan serta proses lain yang berhubungan dengan itu agar
diperoleh peningkatan produktivitas dan atau menekan biaya-biaya.
4. Perlu
adanya program pendidikan, latihan, dan lain-lain yang berhubungan dengan teknologi
pertambangan.
5. Meninjau
kembali peraturan-peraturan tentang pertambangan yang sekiranya menghambat
kemajuan sektor pertambangan mineral bukan minyak ini.
6. Kerjasama
pertambangan dengan negara-negara ASEAN.
BAB VII
HUTAN
A . Hutan dan Perkembangan Ekonomi
: Peranan Hutan dalam Ekonomi
Hutan
merupakan bagian lingkungan fisik, yang mempunyai hubungan erat dengan
perkembangan ekonomi. Dizaman dulu hutan adalah daerah tak bertuan, hutan
merupakan barang bebas, siapapun bisa memanfaatkannya. Pertambahan penduduk dan
mulai diketahuinya cara bercocok tanam dan memelihara binatang membawa ketahap
perkembangan ekonomi selanjutnya. Hutan mulai dilihat sebagai sumber faktor
produksi yang paling utama bagi pertanian, yaitu tanah.
Perkembangan
peranan hutan selanjutnya erat hubungannya dengan munculnya industri sebagai
dimensi baru dalam kehidupan ekonomi manusia. Pada tahap ini hutan di dipandang
sebagai sumber bahan mentah untuk industri. Kayu, rotan, damar, gondorukem,
minyak atsiri adalah hasil hutan tropis yang merupakan bahan mentah industri yang
langsung diperoleh dari hutan. Sekarang kayu merupakan hasil hutan utama
dibanyak negara. Saat ini, nilai ekonomis dari kawasan hutan terutama
tergantung pada nilai kayu yang terkandung didalamnya.
Pada
tahap industrial, hutan terkait dengan kegiatan industri modern. Hutan
dimanfaatkan begitu intensif, sebagai bahan mentah untuk industri modern hutan
dapat habis. Jawaban untuk problem tersebut bukan berupa penutupan hutan
bagi eksploitasi, ataupun berupa pembatasan terhadap proses industralisasi
tersebut. Kunci jawabannya terletak pada bagaimana mengembangkan suatu sistem
pengelolaan hutan dan pola industralisasi yang serasi satu sama lain, sehingga
kelestarian dan lingkungan hidup bisa dipertahankan.
Dibeberapa
negara , hutan mempunyai peranan tambahan yaitu sebagai tempat rekreasi dan
parawisata.
B . Penggunaan Sumber Daya Hutan
1. Metode-metode
penebangan
Hutan
hujan tropis adalah hutan campuran dengan jenis-jenis dan umur-umur pohon,
karena itu manajemen yang baik harus mengikuti keadaan yang bercampur dari
hutan itu. Yaitu manajemen dimana tidak akan ada penurunan atau kekosongan
didalam produksi kayu komersial selama masa penebangan mendatang. Hal ini dapat
dicapai dengan cara mengawetkan faktor-faktor produktif seperti tanah, air, dan
proses-proses ekologi untuk memperkuat karakteristik pohon-pohon yang dapat
diperbaharui.
Dihutan-hutan
dataran rendah dan dataran tinggi dimana keluarga Diterocarp mendominasi
penebangan pohon-pohon, mereka mengikuti metode penebangan selektif Indonesia
dan alternatif-alternatifnya, yaitu penebangan sehingga bersih diikuti dengan
penanaman buatan secara tertutup atau menghidupkannya kembali secara alam.
2. Metode
eksploitasi
Eksploitasi
hutan dihutan rawa air tawar, dengan metode tebang kayu yang merupakan
kombinasi dari penarikan oleh manusia atau penggunaan kawat setelah pohon-pohon
ditebang. Kemudian kayu-kayu dimuatkan di lorry yang berjalan melaui jalan
kereta yang sempit dan dapat dipindah-pindah. Biasanya lokomotif menarik
kereta-ketera itu ke pabrik atau tempat kayu sistem tebang kayu ini memakan
tenaga, biaya, dan penanaman awalnya rendah.
Eksploitasi
dihutan dengan hujan alam didataran rendah, dihutan dataran rendah yang relatif
datar, operasin tebang kayu lebih banyak dilaksanakan oleh traktor-traktor dan
peluncur beroda. Dari pangkalan, kayu-kayu dimuatkan ke truk-truk kerat kayu
oleh alat pemuat beroda yang portable. Crawlers juga melakukan penurunan
kayu-kayu dan pembangunan jalan. Ini dilakukan oleh kebanyakan
perusahaan-perusahaan konsensi besar di Indonesia.
Eksploitasi
dihutan dengan hujan alam didataran tinggi, operasi-operasi tebang kayu
dihutan-hutan dataran tinggi lebih banyak menggunakan traktor-traktor gerak
lambat dan sangat sedikit menggunakan traktor-traktor roda. Peluncuran traktor
dilaksanakan turun naik bukit menuju ke pangkalan kayu yang seyogyanya
ditempatkan pada jalan-jalan pacu, sepanjang lereng-lereng dan mengikuti
bentuknya.
Eksploitasi
dihutan-hutan perkebunan, pohon-pohon ditebang
dan dipotong melintang menjadi kayu-kayu, kemudian ditarik oleh
sekelompok lembu ke pangkalan disamping jalan. Kayu-kayu itu kemudian diangkut
ketempat kayu untuk dilelang oleh truk-truk 4 ton atau kereta-kereta pada
jaringan jalan kereta permanen.
C . Kebijaksanaan-kebijaksanaan Eksploitasi
·
Kesediaan untuk mensuplai
industri-industri pemrosesan kayu
·
Peningkatan penggunaan hutan non-kayu
·
Pertimbangan lingkungan untuk produksi
kayu
D . Berbagai Masalah
·
Kekurangan data inventarisasi untuk
manajemen yang sesuai
·
Kekurangan-kekurangan pada hasil dan
pertumbuhan hutan
·
Daya guna tanah sekitar daerah hutan
alam
·
Penelitian dan pengembangan
E . Perdagangan Kayu dan Industri Pengolahan
Perdagangan kayu jati, damar, rotan,
tengkawang, kapur barus sebagai hasil hutan telah dikenal di Indonesia sejak
zaman kolonial. Akan tetapi perdagangan kayu non-jati yang diekspor, kayu rima,
secara besar-besaran dari luar jawa baru sejak diizinkannya pengusaha swasta
melakukan investasi dalam eksploitasi hutan dengan sistem HPH.
Perdagangan kayu baik ekspor maupun
dalam negeri masing-masing mempunyai masalah sendiri-sendiri. Adapun masalah
tersebut ialah sebagai berikut:
Untuk
perdagangan kayu dalam negeri, sebagian orang lebih memilih kayu jati ketimbang
kayu rimba, tarif pengangkutan kayu lebih tinggi dibandingkan untuk ekspor keluar
negeri, juga jadwal pengangkutannya tidak teratur. Kurangnya prasarana yang
berupa pelabuhan kayu dengan segala falititasnya dan kurangnya kapal pengangkut
khusus kayu menyebabkan pengangkutan kayu dilakukan oleh perahu-perahu layar
yang sangat terbatas kapasitas angkutnya serta sangat tergantung pada musim.
Untuk perdagangan kayu luar negeri, persoalan
yang dihadapi ialah turun naiknya harga yang sulit diramalkan, sehingga
menyulitkan perencanaan investasi dan perencanaan penebangan untuk menghindari
pemborosan.
F . Industri Kayu di Indonesia
Industri kayu di indonesia ada
berupa industri kayu lapis, kayu gergajian, bubur kayu ( pulp ) dan kertas dan
lain-lain.
BAB VIII
SUMBER DAYA PERIKANAN
A . Peranan Sub-sektor Perikanan di
dalam Perekonomian Negara
Peikanan merupakan sektor yang
penting didalam perekonomian Indonesia karena memanfaatkan sebagaian terbesar
dari SDA dan memberi pekerjaan kepada bagian penduduk yang miskin di pedesaan.
Sumbangan lain dari perikanan ialah berupa devisa terutama dari ekspor udang
dan cakalang. Selain itu perikanan mempunyai peranan yang penting didalam
penyediaan protein yang murah.
B . Potensi
Indonesia merupakan negara kepulauan
dengan luas wilayah 5.193.250 km2. Dari luas tersebut yang 60% merupakan lautan dan sisanya daratan. Potensi
sumberdaya perikanan laut Indonesia diperkirakan sebesar 4.4 juta ton setahun (
ratio potensi sumberdaya perikanan laut terhadap produksi 1979 untuk tiap
daerah perairan ). Sedangkan produksi perikanan laut pada tahun 1979 sebesar 1.3
juta ton.
C . Produksi
TABEL
PRODUKSI PERIKANAN 1978 – 1981 ( TON )
Bidang Usaha
|
1978
|
1979
|
1980
|
1981
|
1.Perikanan laut
|
1.227.386
|
1.317.744
|
1.394.810
|
1.387.400
|
2.Perikanan perairan umum
|
249.146
|
248.161
|
254.498
|
261.600
|
3.Perikanan budidaya air payau
|
87.995
|
93.644
|
97.898
|
103.400
|
4.Perikanan budidaya air payau
|
57.680
|
59.359
|
66.379
|
73.100
|
5.Mina padi
|
25.067
|
29.120
|
35.495
|
43.000
|
6.Perikanan budidaya keramba
|
390
|
369
|
582
|
700
|
Umlah
|
1.647.664
|
1.748.397
|
1.849.662
|
1.869.200
|
Dikeluarkannya UU No. 4 Prp. Tahun
1960 kemudian disusul dengan pengumuman pemerintah tanggal 21 Maret 1980
tentang ZEE, membuka era baru bagi Indonesia dalam pembangunan dibidang
kelautan. Wilayah laut yang harus dikelola menjadi 3.1 juta km2 setelah berlakunya
wawasan nusantara dan diperluas lagi dengan ZEE menjadi keseluruhannya sekitar
5.8 juta km2.
Ditinjau dari daerah penangkapannya
kurang lebih 91,47% produksi perikanan laut berasal dari penangkapan diperairan
pantai, sedangkan produksi perikanan yang berasal dari perairan lepas pantai
dan laut dalam masih terbatas. Dilihat dari segi pemanfaatannya, kurang lebih
57,2% dari produksi perikanan laut berasal dari perairan paparan sunda dan
selat malaka, 15,6% berasal dari samudra
Indonesia dan 27,18% dari perairan Indonesia timur.
Secara
umum situasi kegiatan perikanan laut adalah kegiatan perikanan nasional dan
kegiatan kapal asing berdasarkan interim arragement.
Kegiatan perikanan
nasional, usaha perikanan nasional dapat dibedakan menjadi:
1. Usaha
perikanan tradisional ( skala kecil )
2. Usaha
perikanan milik pemerintah
3. Usaha
perikanan swasta nasional tanpa fasilitas penanaman modal
4. Usaha
perikanan patungan dalam rangka PMDN
5. Usaha
perikanan patungan dalam rangka PMA
Kegiatan kapal asing
berdasarkan interim arragement, usaha ini dalam
rangka menampung partisipasi pihak asing dalam mengusahakan ZEE Indonesia.
Dalam rangka pemanfaatan sumber perikanan secara optimal tidak tertutup
kemungkinannya bagi partisipasi pihak-pihak swasta, baik pihak nasional maupun asing.
Namun demikian pelaksanaannya dilakukan dengan tetap memperhatikan kepentingan
nelayan kecil dan kelestarian sumber perikanannya.
Beberapa
hal yang dapat ditembuh dalam memberikan kesempatan bagi kapal-kapal asing
untuk beroperasi di ZEE serta kerjasama dalam pengelolaan ialah:
a) Sistem
lisensi
b) Operasi
penangkapan bersama
c) Kerjasama
dalam pengelolaan
D . Masalah-masalah yang Dihadapi
Dimasa Depan
Ø Masalah-masalah
penghapusan trawl ( pukat harimau ).
Dengan
menggunakan trawl jelas terlihat perkembangan perikanan,yaitu dengan
menigkatnya produksi ikan asin yang umum nya berupa ikan-ikan dasar hasil
tangkapan trawl.Disamping itu yang penting adalah meningkatnya poduksi udang
ekspor dan penambahan devisa negara.
Disamping
hasil nya yang positi,penggunaan trawl menimbulkan efek nagatif.Yaitu berupa
antara lain,sering terjadi konflik sosial antara nelayan trawl dengan nelayan
tradisional,merusak kelestariaan sumber,serta terdesaknya nelayan-nelayan
tradisional.
Berdasarkan
atas akibat negatif tersebut,pemerintah memandang perlu untuk meninjau kembali
penggunaan alat trawl tersebut.Atas dasar berbagai pertimbangan,pemerintah
telah memutuskan untuk menghapuskan kegiatan penangkapan ikan yang menggunakn
jaring trawl secara bertahap ( kepres
no.39 tahun 1980).
Ø Masalah
ZEE
Masalah
ini yang terpenting dan harus segera diatasi adalah penentuan batas ZEE yang
tumpang tindih dengan ZEE negara tetangga.
BAB IX
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI TENTANG
KEBIJAKAN SDA DI INDONESIA
A
. Haruskah Kekuatan Pasar atau Lembaga-lembaga Pemerintah Menentukan Pemanfaatan SDA Kita?
Beberapa
negara telah mempercayakan sama sekali pada pasar dan perusahaan swasta untuk
membuat putusan ini, paling sedikit untuk beberapa waktu lamanya. Kebanyakan
negara menggabungkan perusahaan swasta( yang didorong kekuatan pasar) dengan
peraturan pemerintah atau mungkin dengan beberapa sumber daya pemerintah.
Suatu
perusahaan swasta yang beroperasi dalam struktur pasar persaingan mempunyai
alasan mengapa mereka diperbolehkan untuk mengambil keputusan yang bukan
merupakan putusan terbaik ditinjau dari sudut pandangan masyarakat:
- Beberapa manfaat sosial produksi
SDA tidak mungkin dicerminkan dalam harga pasar komoditi
- Beberapa biaya sosial mungkin tidak
tercermin dalam biaya perusahaan, khususnya biaya lingkungan dan risiko
keamanan para pekerja.
- Tingkat bunga yang digunakan oleh
perusahaan memberikan bobot terlalu sedikit situasi masa depan.
- Jika hak milik atas persediaan
sumber daya tidak terjamin, perusahaan tidak dapat bersikap untuk tidak
memanfaatkan sumber daya insitu sekarang, mereka memilih untuk berproduksi
secara berlebihan saat ini juga, ini merupakan faktor penting dalam
peningkatan hasil produksi minyak oleh perusahaan minyak di Timur Tengah
sesudah PD II
- Perusahaan
mungkin terlalu sedikit melakukan eksplorasi cadangan baru karena ternyata
mereka tidak dapat menyembunyiakan semua informasi dari perusahaan lain
yang akan merebut sebagian keuntungan masa datang dengan cara mengikut
perusahaan yang mengadakan eksplorasi ke ladang minyak baru.
2. Ada
beberapa cara dimana operasi pemerintah dalam industri SDA mungkin lebih unggul
daripada operasi swasta. Sehubungan dengan hal diatas, pemerintah barangkali
mampu untuk:
- Memperhitungkan
manfaat uang tunai tak langsung dari produksi SDA ke dalam perencanaan
- Memperhitungkan
biaya lingkungan
- Menggunakan
tingkat bunga yang lebih rendah untuk menempatkan bobot yang lebih besar
bagi masa depan
- Tak
perlu gelisah permilikan masa datang karena pemerintah sendiri yang memiliki
sumber daya insitu:
- Melaksanakan
program eksplorasi yang lebih cukup untuk cadangan baru
B
. Pedoman Dasar bagi Kebijaksanaan SDA yang Bertanggung Jawab
Prinsip
umum berikut ini diusulkan sebagai pedoman dasar program tindakan yang lebih
terperinci.
- Menghidari kejadian tidak dapat
diperbaikinya atau dikembalikannya sistem seperti semula dalam semua
sumber daya yang dapat diperbaharui.
- Menghindari jagan sampai terjadi
situasi dimana kondisi lingkuang lokal yang “ambient” tak dapat diperbaiki
lagi umpamanya, penambahan nitrat dalam air tanah, pestisida dalam air
tanah, atau bahan kimia yagn tetap dalam telaga.
- Menghidari jangan sampai terjadi
keadaan diman kondisi sistem lingkungan dunia tak dapat diperbaiki nlagi
atau peruahan lebih lanjut dalam sistem ini tidak dapat seluruhnya
dihindari .
- Ketentuan yang jelas tentang
peranan pasaran dan harga pasar dapat digolongkan secara efektif sebagai
bagian kebijaksanaan sumber daya, sedang akibat sampingan yang tidak
diinginkan dari proses pasar dapat dikurangi melalui perpajakan dan
pembagian kembali penghasilan yang tepat.
- Melaksanakan progaram perencanaan sumber daya tingkat nasional untuk sumber daya yang tidak dapat diperbaharui, yang ditujukan kepada kelestarian ”basis sumber daya alam yang efektif konstan.
- qwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmrtyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmrtyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmrtyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmrtyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmrtyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmrtyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmrtyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmEKONOMI SUMBER DAYA ALAMSUTIKNO & MARYUMNAMIRESUME BAB 10-17AMIN SIANARJO(F31111008)PENDIDIKAN EKONOMIReg B
BAB 10PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM IKANI. PendahuluanDua pertiga luas wilayah Negara Indonesia adalah perairan laut yang terdiri dari laut pesisir, laut lepas, teluk dan selat. Sumber daya alam laut yang paling nyata manfaatnya adalah ikan.II. Sifat Sumber Daya Alam IkanA. Ikan sebagai Sumber Daya Alam RenewableSumber daya alam ikan merupakan sumber daya alam yang tergolong dapat diperbaharui (renewable). Sifat dapat diperbaharui berarti sumber daya alam tersebut secara alamiah bisa memperbanyak dengan sendirinya reproduksi. Dari sifat sumber daya alam ikan tersebut, berarti stock atau populasi sumber daya ikan tidak boleh diambil atau dimanfaatkan secara tidak bertanggung jawab. Dengan demikian sumber daya alam ikan tersebut berada pada kondisi hampir punah.Upaya menjaga pemulihan (renewable) sumber daya alam ikan dapat dilakukan dengan cara penangkapan secara:a. Penutupan musim penangkapan ikanb. Penutupan daerah pengkapan ikanB. Ikan Sebagai Sumber Daya Alam Milik UmumSumber daya alam milik umum (common resources) mempunyai dua ciri pokok, yaitu pertama, tidak terbatasnya cara-cara pengambilan ikan. Kedua, terdapat interaksi diantara para pemakai sumber daya tersebut. Satu istilah yang berlaku bagi sumber daya alam milik umum adalah “every one’ and no one’s property is every one property”, artinya karena sumber daya alam tersebut milik semua orang, maka justru karena itu tidak seorang pun yang memilikinya.Ciri-ciri dari sumber daya alam milik umum diatas mempunyai implikasi terhadap pengelolaan sumber daya alam tersebut. Pertama, memberikan implikasi terhadap orang atau perusahaan bebas masuk mengambil memanfaatkan sumber daya alam. Kedua, dengan adanya orang atau perusahaan bebas untuk mengelola, maka akan terjadi interaksi yang tidak menguntungkan.III. Kondisi Sumber Daya Alam IkanMelihat Indonesia memiliki luas lautan yang lebih besar dibandingkan luas daratannya. Luas teritorial wilayah laut Indonesia keseluruhannya berkisar 3,1 juta km2. Dari laus perairan teritorial maupun ZEE, diperkirakan ada potensi ikan sebesar 6,1 juta ton yang dapat ditangkap secara lestari sepanjang tahun.A. Kondisi sumber Daya Alam ikan di IndonesiaBerdasarkan potensi dan tingkat pemanfaatan sumber daya ikan secara nasional, dapat dikatakan bahwa peluang pengembangan pemanfaatan sumber daya alam ikan laut sudah berkurang. Kondisi bahwa sumber daya perikana indonesi telah dimanfaatkan secara penuh dapat juga dilihat dari komposisi jenis ikan yang ditangkap. Melihat indikasi-indikasi ini, sebetulnya perairan laut indonesia dengan sumber daya ikannya telah berada pada kondisi kritis.B. Kondisi Sumber Daya Alam Ikan DuniaKondisi sumber daya alam ikan dunia/global tidak jauh berada kondisinya dengan tingkat regional, yaitu sama-sama menunjukkan persedian semakin berkurang. Hasil penelitian terakhir dilakukan oleh food and agriculture organization (FAO) mengungkapkan bahwa produksi ikan dunia cenderung stabil atau meningkat dengan persentase yang kecil, yaitu sekitar 1,5% per tahun selama lima tahun terakhir. Berdasarkan hasil evaluasi FAO dapat dikatakan bahwa sumber daya ikan dunia telah cenderung dimanfaatkan secara penuh.IV. Kreteria Pengelolaan sumber Daya Alam IkanPengelolaan atau manajemen sumber daya alam ikan adalah suatu pekerjaan yang cukup sulit, karena tugas tersebut merupakan suatu pekerjaan besar yang meliputi berbagai komponen antara lain yaitu sumber daya ikan, lingkungan, manusia, sarana dan prasarana. Kreteria dan indikator pengelolaan sumber daya ikan yang baik ada tiga yaitu:A. Kreteria dan Indikator EfesiensiKreteria efesiensi disebut juga dengan produktifitas yaitu kreteria penilaian kinerja pengelolaan dengan melihat besaran (magbitude) output yang dihasilan rezim tersebut secara relatif dibandingkan output pengelolaan lain.B. Kreteria dan Indikator BerkelanjutanKreteria berkelanjutan suatu manajemen pengelolaan sumber daya alam ikan dapat dinilai dari sisi sikap masyarakat untuk menjaga lingkungan dan sumber daya dan kelenturan sistem.C. Kreteria dan Indikator PemerataanKreteria pemerataan adalah yang paling banyak disoroti masyarakat. Hipotesis yang digunakan dalam hal kreteria pemerataaan dalam suatu pengelolaan sumber daya perikanan adalah semakin adil, semakin baik kinerja, dan semakin rendah tingkat ketimpanganMenurut Hann (1994) kreteria pemerataan memiliki empat komponen utama, yaitu:1. Representasi2. Kejelasan proses3. Harapan yang homogen4. Dampak distribusiBAB 11SUMBER DAYA ALAM AIRI. PendahuluanMasalah lingkungan mulai menjadi perhatian utama sejak tahun 1972, salah satu bentuk konflik yang sering kali terjadi yang berkaitan dengan lingkungan adalah masalh pencemaran air.II. Pentingnya Sumber Daya Alam AirAir merupakan kekayaan alam yang dapat diperbaharui karena mempunyai regenerasi, yaitu selalu dalam sirkulasi dan lahir kembali mengikuti suatu daur yang disebut daur hidrologi.Proses atau terjadinya sirklus hidrologi secara garis besar meliputi:1. Air dari permukaan bumi menguap, proses ini disebut “evaporasi”2. Air dari tumbuh-tumbuhan juga menguap, preoses ini disebut “transparansi”3. Proses perubahan bentuk dari gas ke cair membentu butir-butir atau salju (kodensasi)4. Terjadi hujan atau presipikasi5. Air mengalir kembali ke laut (run-off)Apabila diperhatikan proses aliran sirklus hidrologisasi akan di gambarkan seperti ini:Atmosfer aliran horizontalkondensasievaporasi presipitasipresipitasi (hujan)daratan run-off Laut
A. Persediaan Air dan Kebutuhan AirBumi yang mempunyai volume 1.082.841.322.000 km3 hanya mengandung air sebanyak 0,129% atau 1.384.120.000 km3. Dari volume air yang diproporsikan sedikit itu dibagi menjadi dua bagian yaitu air asin dan air tawar. Air asin besarnya sebanyak 97,41% sedangkan sisanya sebanyak 2,59% adalah air tawar.III. Isu-Isu Masalah Sumber Daya AirPermasalahan manusia yang berkaitan dengan sumber daya alam air menjadi sangat nyata apabila dikaitkan dengan empat hal yaitu pertambahan penduduk, kebutuhan pangan, peningkatan industrialisasi, dan perlindungan ekosistem terhadap teknologi. Ada beberapa isu masalah sumber daya alam air apabila dikaitkan dengan empat hal yaitu;a. Meningkatnya Permintaan Airb. Menurunnya Kualitas Airc. Distribusi AirIV. Implikasi Masalah Sumber Daya Alam AirMeningkatnya kebutuhan air akibat pertambahan penduduk serta perkembangan kegiatan industri dan pertanian telah memberikan tekanan yang berat terhadap sumber- sumber air yang ada. Permasalahan sumber daya alam air tersebut mempunyai implikasi atau dampak yang harus ditanggung oleh manusia sebagai makhluk yang paling tergantung terhadap air. Implikasi-implikasi yang harus ditanggung oleh manusia akibat akibat permasalahan sumber daya alam yaitu;a. Implikasi Kurangnya Airb. Implikasi Pencemaran AirBAB 12SUMBER DAYA ALAM HUTAN DAN PERMASALHANNYAI. PendahuluanPembahasan ini bertujuan memberikan pemahaman bahwa masih banyak fungsi dan manfaat hutan yang harus diperhatikan dan jauh lebih besar dibandingkan hanya kepentingan ekonomi.II. Fungsi Dan Manfaat HutanLuas lahan Negara Indonesia kurang lebih 194 juta hektar. Dari luas lahan tersebut yang berupa lingkungan hidup manusia. Hutan yang ada di Indonesia menurut fungsinya dibedakan beberapa jenis yaitu;A. Fungsi Hutan1. Hutan lindung2. Hutan produksi3. Hutan suaka alam4. Hutan wisataB. Manfaat HutanIlmu ekonomi sumber daya alam dan lingkungan melihat hutan bukan hanya sebidang tanah yang ditumbuhi pepohonan, tetapi melihatnya sebagai sumber daya alam yang menyediakan berbagai barang dan manfaat. Hutan juga merupakan rumah bagi satwa dan aneka makhluk hidup lainnya, yang secara bersama-sama membentuk suatu:a. hutan sebagai keanekaragaman hayati,b. hutan sebagai fungsi ekologi, danc. hutan sebagai pendorong pembangunan.III. Masalah Hutan IndonesiaMasalah kurang lebih 30 tahun pengelolaan hutan Indonesia bukan hanya memberikan manfaat, tetapi juga memberikan dampak negatif terutama terhadap masalah lingkungan. Masalah yang paling serius yang dihadapi oleh hutan Indonesia adalah masalah deforestasi atau penyusutan luas hutan. Masalah kebakaran hutan tidak terlepas dari masalah ekploitasi hutan.Menurut Simanatupang masalah kehutanan di Indonesia disebabkan oleh beberapa hal:· llog illegal· kelebihan kapasitas· kesimpangsiuran wewenang· KKN di sektor kehutanan· Terbatasnya hak masyarakat akan hutan· Tekanan dunia internasionalIV. Konologi Mengatasi Masalah Kebakaran HutanPada tanggal 14 oktober 1994 di kantor menteri Negara lingkungan hidup (Meneg HL) diadakan rapat interdepartemen tentang perdagangan kebakaran lahan kering, yang dihadari oleh instansi terkait seperti Departemen Kehutanan, Departemen Dalam Negeri, Departemen Pertanian, Departemen Transmigrasi dan PPH,LAPAN, BPPT, BMG, dan Bakosurtanal.BAB 13AMDAL DAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAMI. PendahuluanSuatu proyek atau bangunan fisik biasanya akan dianalisis terlebih dahulu sisi kelayakannya, proses tersebut studi kelayakan proyek. Studi kelayakan suatu proyek biasanya dilihat dari kelayakkan ekonomi dan kelayakan teknis.II. Perlunya AMDALPembangunan merupakan kegiatan yang mengandung resiko terhadap lingkungan. Oleh sebab itu, pembangunan yang bijak sana harus dilandasi dengan suatu prinsip yang berwawasan lingkungan. Sarana untuk mencapai pembangunan yang berkesinambungan dan menjadi jaminan bagi kelangsungan hidup generasi yang akan datang.III. Pengertian dan Tujuan AMDALHal yang diharapkan dari AMDAL sebagai studi kelayakan lingkungan adalah mengenai sumber daya alam dan kemungkinan menyusutnya sumber daya alam akibat suatu proyek. Selain itu, AMDAL juga memperkirakan bagaimana dampak proyek terhadap kondisi biologis serta geologi yang mungkin berubah setelah adanya proyek.A. AMDAL dan Alat Analisa Lingkungan lainnyaDalam menganalisa intensitas dan tingkat degrasi lingkungan serta faktor yang terkait didalamnya, sampai saat ini banyak analisa alternatif yang bisa diambil kesimpulan apakah suatu kegiatan yang sudah terlanjur dilaksanakan. Paling tidak ada enam metode yang telah berkembang sekarang, yaitu (Yakin,1997);1. Analisa biaya dan keuntungan (cost benefit analysis-CBA)2. Analisa biaya dan keuntungan yang diperluas/ disempurnakan (extended CBA)3. Analisa biaya efektif (cost-effectiveness analysis)4. Analisa beragam kreteria (multi criteria analysis)5. Analisa keuntungan kriteria (risk-benefit analysis)6. Analisa dampak lingkungan-AMDAL (environment impact assessment)B. Tujuan AMDALTujuan-tujuan dari penerapan AMDAL di negara-negara berkembang adalah sebagai barikut (Yakin, 1997):a. Untuk mengidentifikasikan masalah lingkungan (adverse environmental problems) yang mungkin terjadi dari suatu proyekb. Untuk melaksakan kegiatan pembangunan dengan metode dan cara yang sesuaic. Untuk mengidentifikasikan keuntungan dan kerugian suatu proyekd. Untuk mengidentifikasikan masalah-masalah lingkungan yang membutuhkan penelitian lebih lanjute. Untuk menguji dan menentukan alternatif yang optimal dari berbagi pilihan yang tersedia.IV. Penyusunan AMDALAMDAL adalah suatu pendekatan terstruktur yang mencakup sejumlah prosedur formal untuk meyakinkan bahwa faktor-faktor lingkungan dipertimbangkan dalam setiap pengambilan keputusan untuk kegiatan pembangunan.Pendekatan analisis yang koprehensif dalam penelitian dampak lingkungan dari suatu kegiatan proyek pembangunan paling tidak mencakup empat komponen utama, yaitu:1. Faktor fisik dan kimiawi2. Faktor ekologi3. Faktor estetika4. Faktor socialA. Identifikasi DampakKegiatan pertama dari menyusun AMDAL adalah menetukan kemungkinan dampak timbulnya dari kegiatan pembangunan atau suatu proyek. Ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam melakukan identifiasi dampak lingkungan dari suatu proyek pembangunan antara lain:1. Aspek lingkungan yang teliti2. Rencana kegiatan yang harus dianalisa3. Wilayah yang telitiB. Perkiraan Dampak LingkunganKegiatan ini merupakan kegiatan memperkirakan dampak apa saja yang akan ditimbulkan oleh suatu proyek terhadap lingkungan. Pendekatan yang dipakai dalam melakukan perkiraan dampak lingkungan cukup banyak. Namun pendekatan yang sering dipakai dalam memperkirakan dampak lingkungan adalah metode formal dan non formal.C. Evaluasi Dampak LingkunganEvaluasi dampak lingkungan dilakukan berdasarkan atas uraian sebelumnya, khusunya memacu pada identifikasi dan perkiraan dampak proyek terhadap lingkungan yang mempunyai sifat tahapan pembuatan proyek dan operasi proyek.D. Sosialisasi hasil AMDALSetelah dampak-dampak lingkungan tersebut diidentifikasi dan dievaluasi, tahapan selanjutnya adalah tahapan bagaimana mensosialisasikan atau mamasyarakatkan hasil AMDAL kepda pihak-pihak yang memerlukannya. Dengan demikian, pihak yang mebutuhkannya hasil ajia itu mampu mengambil kesimpulan tentang manfaat dan kerugian dari suatu proyek pembangunan dan aspek-aspek yang terkait didalamnya.BAB 14METODE PERAN SERTA, TRANSMISI, DAN AKUNTABILITAS DALAM PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM ( Dalam Menghadapi Otonomi Daerah)I. PendahuluanProses pembangunan ekonomi yang dilakukan selama orde baru dengan menggunakan sistem “tricle down effect” ternyata telah menimbulkan permasalahan ekonomi berupa ketimpangan ekonomi dan degrasi lingkungan serta terkurasnya cadangan sumber daya alam yang dimiliki.II. Otonomi Daerah dan Pengelolaan Sumber Daya AlamPola pembangunan ekonomi Indonesia menganut sistem tricle down effect yaitu dengan memprioritaskan laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi dengan harapan akan tercipta pemerataan, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Akibat dari pola pembangunan yang diterapkan seperti diatas yang berfokus pada pertumbuhan GDP / GNP telah menimbulkan situasi ketimpangan srtuktural dan kehadiran kelembagaan ekstraktif.Dalam bidang pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup, otoda secara garis besar berarti :1. Menyesuaian kebijakan pengelolaan sumber daya alam dengan ekosistem setempat2. Menghormati kearipan tradisioanal yang sudah dikembangakan masyarakat dalam pengelolaan sumber daya alam3. Tidak berdasarkan batas administrasi tetapi berdasarkan ekologi4. Meningkatkan kemampuan daya dukung lingkungan setempatKekhawatiran ini bukan tidak beralasan pelaksanaan otoda yang berkenaan dengan pengolaan lingkungan hidup dan sumber daya alam masih menyimpan tiga kelemahan yakni:a) Basis otonomi pada tingkat kabupaten/kota buka pada tingkat provensi yang akan menimbulkan ancaman terhadap pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan.b) Penentuan kebijakan alokasi sumber daya alam dan perizinan HPHH, pertambangan galian C dan perkebunan tersentralisasi ditangan para bupati/walikota.c) Perpindahan wewenang dan tanggungjawab pengelolaan lingkungan hidup tidak dibarengi dengan kewajiban untuk menyediakan anggaran.III. Pengambilan Keputusan Secara Partisipatif, Transparan, dan AkuntabelUU otoda tidak cukup untuk mengatasi permasalahan ketimpangan dan terjadinya kerusakan lingkungan akibat adanya industrialisasi yang mengeksploitasi sumber daya alam secara besar-besaran. UU Otoda harus dibarengi dengan bagaimana pengambilan keputusan (yang menyangkut kepentingan publik) secara:A. PartisipasifBelakangan ini banyak terungkap kasus yang berindikasikan penyalahgunaan wewenang yamg merugikan publik, khususnya dibidang sumber daya alam. Dengan demikian pengambilan keputusan secara partisipasif diperlukan untuk memecah penyalahgunaan kewenangan yang merugikan kepentingan publik (kepentingan rakyat, terutama rayat setempat dan pelindungan daya dukung ekosistem).Arnstein (1969), mengambarkan peran serta masyarakat kedalam tida tingkatan:Ø Tingkat non partisipasiØ Tingkat tekonismeØ Tingkat kekuatan masyarakat/citizen powerB. TransparansiTransparan adalah memberikan hak kepada publik / masyarakat untuk menerima informasi secara memantau dan mengamati perilaju pejabat publik atau pemarintah dalam menentukan kebijakan publik.C. AkuntabelPenerapan asas transparansi dan partisipasi public yang genuine dapat melahirkan keputusan public yang akuntabel. Dengan demikian akuntabel akan tercipta dengan sendiri apabila masyarakat mempunyai hak untuk ikut serta menetukan dan mengawasi pengambilan kebijakan.Dengan demikian, merealisasikan sistem pengambilan keputusan dibidang pengelolaan sumber daya alam secara partisipsif, transparan dan akuntabel merupakan hal penting dan strategis untuk memecah eksploitasi / pemgurasan sumber daya alam dan kerusakan lingkungan hidup serta mewujudkan prinsip sumber daya alam untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat dan bisa digunakan dalam jangka waktu paling lama untuk menciptakan pembanguna ekonomi yang berkelanjutan.BAB 15PEMBANGUNAN BERELANUTANI. PendahuluanMengambarkan kunci dari berkelanjutan tidak lain adalah harus melakukan aktivitas pembangunan yang berwawasan lingkungan dan manfaat sumber daya alam secara optimal dalam jangka panjang.II. Konsep Pembangunan BerkelanjutanPembangunan merupakan upaya untuk menigkatkan kualitas hidup dengan cara memanfaatkan sumber daya pendukungnya. Menurut komisi brundtland, suntainable development adalah pembangunan yang mencukupi kebutuhan generasi sekarang tanpa berkompromi (mengurangi) kemapuan generasi yang akan datang untuk memenuhi kebutuhan mereka. Dalam mengatasi masalah tersebut diperlukan adanya proses intergrasi antara pembangunan ekonomi dan lingkungan dalam kebijakan pembangunan lebih lanjut.A. Perhatian Masalah Lingkungan di IndonesiaPerhatian masalah lingkungan di Indonesia mulai sangat menonjol pada awal tahun 1970-an, dengan iut sertakan Indonesia pada konferensi lingkungan hidup (conference on the living environment). Kegiatan ini ditekankan pada peningkatan kesadaran masyarakat tentang isu dan masalah lingkungan serta meletakan landasan bagi pembangunan dan pertumbuhan yang sustainable. Sebagai upaya pemerintah untuk melaksanakan pembangunan berwawasan lingkungan pemerintah mengeluarkan UU tentang pengelolaan lingkungan pada tahun 1982.Undang-Undang dan Peraturan AMDAL danBadan Lingkungan di IndonesiaNegaraLegislasiBadan LingkunganIndonesiaUndang-undang Pengelolaan Lingkungan 1982, PP No. 29 1986Menteri Kependudukan dan Lingkungan HidupMalaysiaUndang kualitas Lingkungan 1974-1985Department Of environmentFilipinaKeputusan Presiden 1977, 1978, 1981National Evironmental protection councilSri LankaUndang-undang Lingkungan NasionalNational Environmental AuthorituyIndiaUndang-undang lingkungan no. 29, 1986Department of EnvironmentalCinaHukum Perlindungan Lingkungan 1979Environmental Protection BureauIII. Faktor Penentu Pelaksanaan Pembangunan Ekonomi BerkelanjutanBerhasil atau tidaknya program pembangunan berwawasan lingkungan dalam menciptakan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan perlu mendapatkan dukungan dari beberapa pihak yang terkait.A. Peran pemerintahPeran pemerintah dalam upaya melakukan pembangunan berkelanjutan dengan berwawasan lingkungan dibagi menjadi dua. Pertama, peran politik pemerintah. Kedua, peran intuisi pemerintah.B. Peran Lembaga Swadaya MasyarakatPeran lembaga swadaya masyarakat(LSM) yang bergerak dibidang lingkungan setidaknya mempunyai dua peran yakni. Pertama, untuk mendidik masyarakat akan pentingnya lingkungan dan peduli terhadap lingkungan. Kedua, sebagai kontrol-kontrol terhadap kebijakan pemerintah yang sekiranya dapat merusak lingkungan.C. Peran ProdusenProduksi atau industrialisasi memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap kerusakan lingkungan. Dipihak perusahaan sendiri harus ada upaya pendidikan atau kursus untuk para eksekutifnya tentang pentingnya masalah lingkunagan, sehingga tumbuh kesadaran dari dalam untuk melaksanakan kebijakan lingkungan.D. Peran MasyarakatPartisipasi dan peran masyarakat terhadap masalah lingkungan adalah sebagai berikut:1. Meningkatkan kesadaran akan hidup bersih, sehat dan sejahtera.2. Preferensi konsumsi yang memberikan insentif bagi pengembangan produk yang bernuansa lingkungan.3. Adanya kesadaran masyarakat yang tinggi terhadap masalah lingkungan akan meningkatkan peran masyarakat dalam memperbaharuhi kebijakan pemerintah.E. Peran PendidikanPartisipasi masyarakat terhadap masalah lingkungan merupakan faktor utama dalam mendorong percepatan program pembangunan berkelanjutan. Beberapa faktor yang menyebabkan masyarakat dan konseptor pembangunan melakukan pembangunan melakukan tindakan yang tidak memperhatikan lingkungan adalah :1. Rendahnya pengetahuan dasar2. Keahlian3. Penelitian dan data4. TeknologiBAB 16PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM YANG BERTANGGUNG JAWABI. PendahuluanSumber daya alam merupakan sumber daya yang mempunyai demensi ruang dan waktu. Kelangkaan sumber daya alam dan kerusakan lingkungan akan dirasakan oleh banyak orang atau bersifat global.II. Isu Kerusakan Lingkunan GlobalPertumbuhan berbagai sektor industri semakin pesat merupakan mesin pendorong bagi pembangunan ekonomi. Lebih lanjut Shaw (1991) menyatakan bahwa faktor pokok yang menyebabkan kemerosotan kualitas lingkungan secara global adalah teknologi yang mencemari (polluting technologi). Faktor kunci penyebab merosotnya kualitas lingkungan seperti:Teknologi, Pencemaran, konsumsi mewah, dan LimbahKecepatan pertubuhan pendudukKebijakan yang kurang tepatFaktor merosotnya kualitas lingkungan
kemiskinanKerawanan sosialA. Memanasnya Suhu BumiMeningkatnya suhu bumi juga akan berpengaruh terhadap iklim dan cuaca sehingga akan mempengaruhi terhadap produktivitas budidaya pertanian, peternakan dan perikanan akibat terjadinya kekeringan atau kebanjiran diberbagai tempat. Meningkatnya suhu bumi tersebut disebabkan oleh meningkatnya lapisan gas, terutama CO2 yang menyelubungi bumi.B. Lapisan Ozon Yang BerkurangLapisan ozon berfungsi untuk menahan 99% radiasi sinar ultra violet (UVB) yang berbahaya bagi kelangsungan makhluk hidup. Kondisi lapisan ozon sekarang ini semakin menipis dan bahkan diberbagai tempat telah terjadi lubang-lubang ozon. Rusaknya lapisan ozon disebabkan bahan kimia seperti halon ( terutama untuk pemadam kebakaran) CFC yang dihasilkan oleh aerosol (gas penyemprotan minyak wangi), dan dan mesi pendingin.C. Hujan AsamHujan asam adalah turunnya berbagai benda, berupa cairan, uap air, asap, kabut atau debu ke bumi dengan PH dibawah 5,6. Terjadinya hujan asam disebabkan gas SO2, NO2, CO2,.D. Perencanaan Limbah dan Bahan BerbahayaPencemaran adalah masuknya zat, benda mahkluk hidup atau energi (daya) ke dalam sumber daya yang menyebabkan menurunnya fungsi sumber daya yang bersangkutan.E. Menurunnya Kualitas dan Kuantitas Sumber Daya AlamMenurunnya kualitas sumber daya alam di Indonesia yang cukup parah terjadi pada sumber daya air baik air tawar maupun air laut. Merosotnya kualitas dan kuantitas sumber daya alam akan terjadi karena pemanfaatannya melampaui kemampuan sumber daya alam bersangkutan.III. Konsep Pengelolaan Sumber Daya Alam Yang Bertanggung JawabSecara umum pengelolaan sumber daya alam yang bertanggungjawab dapat diartikan proses pengelelolaan sumber daya alam yang sesuai dengan kebutuhan saat ini tanpa mengurangi kebutuhan generasi akan datang. Sedangkan menurut Soerjani (1997), meningkatkan masalah lingkungan dapat diatasi denagn cara melengkapi kemampuan teknologi yang semakin meningkat dengan mmeningkatkan kearifan.A. Etika Ilmu penetahuan dan TeknologiMenurut tahapannya, etika lingkungan dapat berwujud dalam lima yaitu:a) Egoismeb) Humanismec) Sentientismed) Vitalismee) AltruismeDengan etika lingkungan, tidak hanya mengimbangi hak dengan kewajiban terhadap lingkungan, tetapi juga membatasi tingkah laku dan upaya untuk mengendalikan berbagai kegiatan.B. Etika Pembangunan dan TeknologiUrutan dari etika ilmu pengetahuan dan teknologi adalah sebagai berikut (Soerjani, 1997):1. Kejujuran dan objektifitas2. Pengabdian iptek yang perlu lebih memperhatikan kepentingan berbagai pihak dari lapisan masyarakat3. Penyelesaian masalah dan dampak lingkungan dari pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi itu sendiriC. Etika PembangunanManusia sebagai pelaku pembangunan, perlu mengetahui etika pembangunan. Etika pembngaunan menurut Salim (1986) adalah:a) Pembangunan adalah ibadah kepada Allah SWTb) Pembangunan kegiatan mengejar kemajuan lahiriah dan kepuasan batiniahc) Dalam melaksanakan pembangunanIV. Pengelolaan Sumber Daya Alam yang Bertanggung Jawab Menurut Konsep IslamKerusakan alam akibat perbuatan manusia tersebut mengisyaratkan kepada manusia untuk kembali kejalan yang benar, khususnya dalam pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan.A. Pengelolaan lingkungan dalam IslamManusia telah dipilih oleh Allah sebagai khalifah di muka bumi ini yang telah menerima amanat dan bertanggungjawab untuk membangun dan memakmurkan bumi beserta isinya, seperti yang tercantum dalam Al-Qur’an surat Huut ayat 61: “dia Allah telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu sebagai pemakmurnya”. Islam setidaknya mengajarkan dua konsep pengelolaan sumber daya alam yaitu konsep efesiensi dan konsep kehati-hatian (ramah lingkungan).BAB 17ISO 14000 DAN SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGANI. PendahuluanKonsep ini merupakan konsep yang menggunakan pendekatan standarisasi mutu lingkungan bagi produsen barang maupun jasa, standarisasi mutu lingkungan tersebut disebut ISO 14000.II. Apa Iso 14000?A. International Organization for Standardization (ISO)ISO (International organization for standardization) merupakan sebuah badan federasi internasional yang yang berkedudukan di Jenewa, Swiss. ISO merupakan sebuah badan organisai non pemerintah yang didirikan pada tahun1974. Hasil utama dari ISO adalah persetujuan internasional yang diterbitkan sebagai standar internasional.B. Terbentuk ISO 14000Dengan adanya berbagai dimensi dan corak masalah lingkungan yang dihadapi dalam pengelolaan lingukungan hidup, lahirlah berbagai pendekatan berbeda-beda. Untuk menciptakan sistem pengelolaan lingkungan yang baik maka muncul ISO 14000. Untuk itu, lingkup dari ISO 14000 mencakup bahan baku dari perangkat dan sistem pengelolaan lingkungan (SPL). Cikal bakal munculnya ISO 14000 diawali dengan munculnya BSI yang memperkenalkan manajeman standar kedua dengan mengeluarkan BS 7750.Kategori ISO 14000 dapat dirinci menjadi beberapa bagian, yakni ISO 14000-001, ISO 14000-012, ISO 14031, ISO 14041-44 dan ISO 14020-24, seperti pada gambar standar ISO 14000.Standar ISO 14000Penilaian “siklus hidup” produk ISO 14000-44Label lingkungan ISO 14020-24Evaluasi ProdukProduk Linkungan ISO 1420-24Petunjuk dan spesifikasi pengelolaanlingkungan ISO 14000-001Standar audit lingkungan ISO 14000-012Kinerja lingkunan ISO 14031Evaluasi Organisasi
III. Pentingnya ISO 14000 Bagi LingkunganPerdebatan mengenai masalah lingkungan hidup dalam hubungannya dengan pembangunan ekonomi bukan hanya disebabkan dari faktor dalam negeri, tetapi juga dipengaruhi oleh faktor perdaganga internasional.Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Esty (1994), hambatan perdagangan internasional yang disebabkan oleh persoalan linkungan terdiri dari:1. Sanksi perdagangan2. Larangan impor terhadap produk yang merusak lingkungan3. Restri impor4. Pajak dan tarif diferensial5. Persuasi diplomatikIV. Pentingnya ISO Bagi IndonesiaHasil penelitian Goelm (1996) menunjukkan bahwa sruktur Indonesia telah berubah berdasarkan intensitas input (factor intensity). Intensitas input tersebut dikelompokkan menjadi lima kategori yaitu:a. NRI (natural resource intencive)b. ULI (unskilled labour intensive)c. PCI (physical capital intensive)d. HCI (human capital intensive)e. TI (technological intensive)V. Implikasi ISO 14000Ecolabeling ini di satu sisi dapat dipakai sebagai alat untuk lebih meningkatkan kualitas pengelolaan sumber daya alam (misalnya hutan) yang berkesinambungan, dan di sisi lain bisa digunakan sebagai peringatan dunia terhadap sasaran ekspor yang semakin demending. Di sisi impor era ecolabeling yang merugikan produsen Negara berkembang ini diperburuk oleh keadaan pollution havens.Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Impor Dirty ProductsVariabel Independent19841991Konstanta0,871,01Ekspor0,33a0,55aCadangan devisa0,15b0,21aNilai tukar-0,35a-0,27aNilai tambah industry-0,41-0,22bPerbedaan harga dunia dan domestic-0,63b0,58Tariff impor-0,27a-0,39aRCA impor0,69b0,75aPerbedaan standar lingkungan0,520,31bJumlah observasi108108Koefesien determinasi0,350,45Keterangan:· a signifikan pada level 95%· b signifikan pada level 90%
Tidak ada komentar:
Posting Komentar