Minggu, 10 November 2013

MATERI EKONOMI SUMBER DAYA ALAM (*amin sianarjo galeri)


BAB I
GAMBARAN UMUM TENTANG SUMBER DAYA ALAM
1.1  Pendahuluan : Hubungan antara pertumbuhan ekonomi, sumber daya dan lingkungan
Ilmu ekonomi mempelajari tentang pilihan yang harus dibuat diantara berbagai tujuan alternatif dan yang saling bersaing tersebut adalah antara makin habisnya persediaan sumber daya alam serta memburuknya kualitas lingkungan dan pertumbuhan ekonomi yang terus-menerus. Batasan diatas merupakan suatu dilema.
Beberapa ahli pertumbuhan ekonomi percaya bahwa teori pertumbuhan dan pembagunan ekonomi modern nampaknya selalu dapat menyediakan alat untuk mencapai kemajuan ekonomi yang tak ada hentinya. Pendapat pihak lain yang skeptis terhadap masalah perkembangan penduduk dan makin menurunnya persediaan sumber daya alam sering dikatakan kuno (ketinggalan zaman). Orang-orang diabad modern ini hidup di dunia ekonomi yang serba ruwet yang tujuannya ingin membantah pendapat yang percaya bahwa persediaan sumber daya alam semakin menipis.
Bantahan tersebut memang sederhana dan langsung sifatnya.  Pertumbuhan ekonomi akan dapat melebihi perkembangan penduduk. Artinya seberapun jumlah penduduk akan dapat dibuat lebih baik keadaannya. Pertumbuhan ekonomi itu batasannya karena (1) teknologi akan selalu menyediakan pengganti terhadap sumber-sumber daya alam yang semakin langka dan (2) kalau sumber daya telah langka hargannya akan tinggi, sehingga akan mengurangi permintaan dan penggunaannya akan berkurang, yang selanjutnya akan menimbulkan insentif untuk mencari pengganti.
1.2  Konsep tentang sumber daya alam
Sumber daya adalah sesuatu yang berguna dan mempunyai nilai di dalam kondisi dimana kita menemukannya. Didalam bentuk bahan mentah atau belum diubah, mungkin merupakan suatu masukan yang digunakan dalam suatu proses menghasilkan sesuatu yang bernilai. Atau mungkin bahkan dapat secara langsung dikonsumsi. Karena itulah lebih mudah mencari batasan (definisi) apa saja yang tidak termasuk sumber daya itu.
1.3  Jenis sumber daya alam
Menurut jenisnya sumber daya alam terdiri dari (1) yang dapat diperbaharui (renewable resources), yaitu sumber daya yang dapat diperbaharui atau dihasilkan oleh manusia : ini berarti bahwa setelah sumber daya alam tadi habis dipakai, masih  dapat dihasilkan sumber daya yang berupa sebagai contoh hutan (kayu), air, ikan, dan hasil-hasil pertanian lainnya; (2) yang tak dapat diperbaharui (non renewable / exhaustible), yaitu sumbe daya yang tak dapat diperbaharui atau dihasilkan sendiri oleh manusia; sumber daya alam semacam itu dihasilkan oleh alam melalui proses kimia/biologis; contohnya : minyak bumi dan barang-barang tambang lainnya; (3) sumber daya alam yang dapat diganti (replaceable); dan yang tak dapat diganti (non replaceable).
Stock dan flow. Sumber daya alam yang tersedia dalam jumlah, kualitas, tempat dan waktu tertentu disebut “stock resoirces”. Sumber daya semacam itu tidak akan bertambah tetapi akan berkurang sejumlah yang digunakan oleh manusia. Sedangkan “flow  resources” adalah sumber daya alam yang selalu berubah jumlahnya. Air adalah salah satu contohnya.
Dalam pembahasan diatas merupakan contoh dari sumber daya yang dikuasai pribadi atau individu.
Sumber daya yang memiliki bersama (common property resources). Beberapa jenis sumber daya yang dimiliki bersama akan cepat habis. Contoh yang jelas adalah penangkapan ikan secara komersial baik air maupun ikannya tidak ada yang memiliki. Karena sumber daya tak ada yang memiliki maka setiap nelayan/orang akan berusaha menangkap ikan.
1.4  Apakah sumber-sumber daya alam utama di Indonesia ?
Sumber daya tanah mungkin merupakan sumber daya tunggal yang paling penting untuk satu negara. Tanah merupakan masukan yang perlu untuk tipe aktivitas mana saja : pertanian, hutan-hutan perkebunan-perkebunan, daerah-daerah pemukiman, jalan-jalan angkutan (jalan-jalan, kereta api, jalan-jalan kaki) dan daerah-daerah yang dipelihara kondisi alamnya untuk maksud-maksud ilmiah, rekreasi atau estetis.
Sumber daya air merupakan sumber daya alam lain yang sangat penting. Biasanya mausia tertarik dengan air tawar, tetapi kadang-kadang air asin atau air-air lain yang bermineral banyakpun mempunyai nilai. Air mula-mula datang dari curah hujan tetapi dalam banyak bentuk: sungai-sungai, daun-daun, endapan-endapan air tanah, bentuk-bentuk es seperti gletser dan curah hujan.
Sumber daya energi juga merupakan sumber daya alam yang makin berguna. Termasuk disini adalah batu bara, minyak tanah, gas alam, sisa-sisa tanaman jerami, dan kotoran dari binatang-binatang serta proses-proses produksi yang dapat diusahakan menjadi energi yang berguna.
Sumber daya hutan merupakan dari sumber daya alam yang penting pula untuk indonesia. Secara historis panenan kayu-kayu yang bernilai seperti kayu jati, dari hutan-hutan asli yang belum ditebangi telah memberikan pada Indonesia suatu hasil ekspor yang utama.
Hutan juga berguna untuk maksud-maksud lain di samping menghasilkan kayu. Hutan merupakan bagian daerah aliran sungai yang menerima curah hujan dan tentu saja mengatur keluarnya air ke sungai-sungai.
Perikanan merupakan sumber daya alam yang berfaedah yang dapat diperbaharui, yang memberikan protein. Sumber daya laut yang lain juga penting khususnya sumber daya mineral di dasar laut. Bagian-bagian dari berbagai benua memang membentuk cekungan kecil mineral (khususnya tembaga, mangan, nikel) yang dapat diangkat kepermukan dengan teknik yang masih dikembangkan.
Yang terakhir adalah sumber daya lingkungan, contohnya : nilai-nilai estetis dan rekreasi hutan-hutan, sungai-sungai, danau-danau, dan berbagai tipe lahan. Yang penting adalah kawasan alam dengan bentuk bumi yang tidak biasa, khususnya pemandangan yang indah,kehidupan binatang buas dan lain-lain.
1.5  Masalah sumber daya alam di dunia
Masalah kedua adalah hal lokasi sumber daya yang diketahui. Sumber daya ini mungkin jauh dari pusat-pusat permintaan, sangat meningkatkan harga dan kesulitan-kesulitan politis dalam memproduksi persediaan-persediaan yang cukup.
Masalah ketiga adalah ketergantungan yang semakin meningkat sumber daya yang tak dapat diperbaharui pada teknologi-teknologi modern. Masalah keempat adalah meningkatkan kualitas-kualitas persediaan yang makin turun, khususnya sumber daya sumber daya mineral.
1.6  Problem-problem sumber daya alam di Indonesia
Sehubungan dengan sumber daya-sumber daya alam utama yang jelas adalah erosi tanah, proses pencucian tanah bagian atas lembah sungai ke sungai-sungai dan laut.
Mengenai sumber-sumber daya kita, polusi oleh manusia, pertanian dan industri menjadi problema utama. Mengenai sumber daya-sumber daya energi, Indonesia menghadapi problema kembar yaitu penggunaan energi yang makin cepat menigkat dan persediaan-persediaan minyak bumi yang menyusut yang merupakan sumber daya energi utama.
Mengenai sumber daya-sumber daya hutan Indonesia, problema utama adalah kegagalan menggunakan teknik-teknik panen yang tepat guna dan kegagalan menanami kembali daerah-daerah panenan.
1.7  Latar belakang sejarah
Kelangkaan sumber daya dan pendapatan lain telah dilaporkan oleh W. Philip Gramm. Di perancis pada abad ke sembilan, minyak ikan paus datang mengantikan kayu dan digunakan untuk tujuan penerangan intern karena kebersihannya waktu menyala.
1.8  Cadangan-cadangan, tingkat permintaan dan eksplorasi
Persediaan sumber daya meningkat dengan adanya penemuan-penemuan sebagai hasil eksplorasi. Sumber daya yang dapat diperbaharui tumbuh sendiri atau melalui proses-proses penambahan, eksplorasi persediaan yang ada merupakan sumber persediaan-persediaan baru yang penting. Karena itu proses-proses eksplorasi rapat sekali berhubungan dengan pengelolaan sumber daya alam.
      Eksplorasi mengahsilkan informasi tentang persediaan sumber daya. Kadang-kadang informasi ini tepat sekali, tetapi di saat-saat lain informasi itu hanya bersifat kemungkinan saja dan mungkin mengandung kesalahan.
      Istilah yang berhubungan dengan cadangan-cadangan telah diterima secara umum terutama untuk mineral dan batu bara karena biro pertambagan dan survai Geologi AS, telah menstandarrisasikan istilah ini.
1.9  Faktor-faktor yang menurut sejarah mencegah kelangkaan serius sumber daya alam
V. Kerry Smith (1976) telah meneliti kecenderungan dalam harga-harga relatif produk-produk pertanian, logam-logam, bahan bakar, dan hasil-hasil kehutanan di Amerika serikat. Smith telah menemukan bahwa ada keseimbangan bahwa ada kecenderungan meningkat sedikat yang berarti dalam harga relatif hasil-hasil pertanian, gerakan ke atas yang kuat tetapi turun naik dalam harga-harga relatif kehutanan,
Sumber daya yang kurang melimpah dapat mengganti yang kurang melimpah: (a) substitusi dalam proses-proses produksi: alumunium mengganti tembaga, beton tekan, organic biocides menganti persenyawaan air rasa, (b) substitusi dalam konsumsi : padi-padian mengganti daging, benang-benang tiruan mengganti benang-benang alam, plastik mengganti kulit.
Perdagangan internasional : (a) perbaikan-perbaikan umum dalam transport yang membuat sumber daya-sumber daya bersaing secara ekonomis, (b) penggunaan sumber internasional bauksit dari Yamaica biji besi dari Liveris.
Eksplorasi dan penemuan : (a) perluasan metoda-metoda eksplorasi traditional untuk menemukan deposit-deposit baru ; (b) perbaikan-perbaikan dalam teknik eksplorasi : metoda-metoda geofisik dan geo-kimiawi, pengintaian dengan satelit.
Daur ulang bahan-bahan bekas: daur ulang meninggkat dimana harga-harga bahan mentah meninggkat.
1.10          Tinjauan Jangka Panjang
Secara keseluruhan haruslah diakui bahwa kita tak dapat meramalkan situasi sumber daya alam jauh ke muka,mungkin terbatas untuk waktu 20 tahun. Rencana-rencana dapat berubah begitu diperoleh informasi baru. Kita harus bertanggung jawab dengan mmeberikan mutu tanggapan terhadap informasi baru.
1.11          Peranan Ekonomi dalam perumusan dan manajemen kebijaksanaan sumber daya alam
Hal-hal yang dibutuhkan oleh hampir setiap sub mata pelajaran ekonomi, berhubungan dengan sumber daya alam. Tingkat aktivitas makro ekonomi mempengaruhi permintaan-permintaan untuk komoditi-komoditi sumber daya alam dalam negeri asing.

BAB II
PRINSIP EKONOMI DALAM PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM

2.1 Observasi Penting dari Sejarah Pengelolaan Sumber Daya Alam

Makin menipisnya sumber daya alam. Keprihatinan utama yang meliputi seluruh dunia adalah bahwa beberapa sumber daya alam yang penting akan habis disebabkan oleh penggunaan yang tinggi sehubungan dengan pertumbuhan penduduk dan ekonomi.
Minyak bumi merupakan masalah yang paling banyak dibahas, di samping sumber daya alam yang lebih khusus lagi seperti uranium, tembaga, air raksa (mekuri), dan timah. Dalam hal persediaan sumber daya alam dan kualitas lingkungan. Orang sangat prihatin tentang penggundulan hutan secara luas. Dikhawatirkan bahwa semakin langkanya beberapa atau sumber daya ini akan dapat mengakibatkan macetnya pertumbuhan ekonomi.
Ukuran kelangkaan sumber daya alam. Dalam kasus diatas kita telah berbicara tentang kelangkaan yang makin bertambah untuk beberapa sumber daya. Meskipun begitu tidak ada angka statistik untuk melandasi pernyataan tersebut.
Pengalaman memberikan petunjuk tentang beberapa indikator atau indeks kelangkaan sumber daya :
a)      Harga sumber daya yang ditemukan atau yang diproses
b)      Harga tanah yang mengandung sumber daya di dalamnya
c)      Biaya pemulihan
d)      Kebutuhan energi untuk pemulihan
e)      Pengaruh sumber daya pada lingkungan
Indikator kelangkaan apa yang paling bermanfaat untuk tujuan kebijakan? Sudah jelas yaitu harga riil dari barang akhir sumber daya alam yaitu misalnya harga hasil kayu, harga bahan bakar mineral, harga besi baja, tembaga, harga tenaga listrik dan sebagainya.
Biaya lingkungan sehubungan dengan penggunaan sumber daya alam. Seperti yang dikemukakan pada contoh penambangan tembaga, biaya lingkungan karena penggunaan sumber daya alam naik dengan cepatnya.
2.2 Usaha ke arah menghindari semakin langkanya persediaan sumber daya alam
Substitusi dalam proses produksi. Ahli ekonomi secara luas menggunakan konsep fungsi produksi :
y = f(x1,x2,…….., xn)
subtitusi dalam konsumsi, dalam kegiatan konsumsi, banyak kemungkinan penggantian tanpa merusak kegunaan atau kualitas konsumsi. Beras dapat menggantikan produk gandum yang menjadi bertambah mahal.
Penemuan teknologi yang menghemat sumber daya alam. Teknologi tidak pernah berhenti. Kadang-kadang ada penemuan secara kebetulan atau lewat penerapan penelitian dasar yang baru. Efesiensi yang lebih besar di dalam pemulihan sumber daya. Dalam menghasilkan komoditi sumber daya alam, beberapa sumber daya alam tetap pada tempatnya yaitu dalam tambang, dalam sumber, atau dalam hutan.


























BAB III
SUMBER DAYA TANAH
3.1 Pendahuluan
Tanah merupakan sumber daya yang penting untuk kelangsungan hidup manusia. Tanah atau bumi menyediakan kita ruangan untuk bertempat tinggal, untuk memproduksi bahan pangan dan bahan mentah lainnya guna memenuhi kebutuhan kita.
3.2 Macam menurut ketinggian, jenis dan tataguna tanah
a)      jenis tanah
Indonesia sebagai negara kepulauan terdiri dari 13.677 pulau dimana yang 6.044 pulau telah mempunyai nama dan hanya 931 pulau (6,8%) yang dihuni. Rata-rata luas pulau adalah 147,64 km2.
 Dengan luas tanah sekitar 159 juta hektar, Indonesia dapat dibagi menjadi tiga tipe :
                                                                                 I.            tanah pengunungan (diatas 200 m)  : 65,5 juta ha
                                                                               II.            tanah bukit (dibawah 200 m)           : 50 juta ha
                                                                            III.            tanah dataran rendah                     : 43,5 juta ha
b)      tata guna tanah
tata guna tanah di Indonesia 1973
Pulau
   Tanah pertanian
Tanah hutan
Tanah rusak/kosong/kritis
Lain-lain
jumlah
Pertanian rakyat
perkebunan
Sumatera
Jawa dan Madura
Bali dan Nusa tenggara
Kalimantan
Selawesi
Maluku
Irian Jaya
3.803
5.505
1.209
1.868
1.524
260
   -
1.314
678
16
59
128
30
  -
24.735
2.698
1.524
39.774
7.565
5.872
31.500
4.757
494
1.092
2.586
3.364
214
154
12.752
3.844
3.520
9.659
6.341
1.074
10.544
47.361
13.219
7.361
53.946
18.922
7.450
42.198
Jumlah
14.1687
2.2661
113.66860
12.2617
47.73425
190.457100

3.3  Masalah yang Dihadapi dan Kebijakan yang perlu diambil
a.       Masalah tata guna tanah
     Rencana tata guna tanah harus berorientasi jauh ke depan sesuai dengan cepatnya pembangunan. Oleh karena itu tata guna tanah menjadi masalah yang sangat penting untuk dibahas, bukan hanya tata guna tanah lintas sektoral tetapi juga tata guna tanah di dalam sub-sektor sendiri misalnya pertanian.
b.      Masalah perpajakan
Sangat erat hubungannya dengan pembahasan  ialah kebijaksanaan tanah perkotaan terutama bagaimana instrumen perpajakan dapat dimanfaatkan dalam hal ini. Bidang yang terlemah di indonesia adalah perpajakan, karena itu perlu ditangani dengan benar. Proses urbanisasi yang berlangsung di banyak kota telah mengakibatkan naiknya permintaan akan tanah perkotaan dan dalam keadaan terbatasnya tanah perkotaan telah mengakibatkan naiknya harga/nilai tanah perkotaan secara eksplosif.
Adanya surplus value yang dinikmati oleh para pemilik tanah karena kenaikan harga/nilai tanah tersebut dapat dianggap sebagai suatu surplus ekonomi yang dapat dipakai sebagai basis pemungutan dana untuk membiayai perluasan dan perbaikan fasilitas perkotaan selanjutnya. Persoalannya adalah bagaimana pemerintah melalui kebijakannya memperoleh sebagian dari surplus value tersebut.
c.       Masalah kelestarian sumber daya tanah. Bagaimana cara menagani tanah kritis akibat ulah manusia. Cara penanganan tersebut harus secara sosial dan ekonomi dapat diterima.
d.      Masalah semakin banyaknya petani kecil (gurem) dan penanganannya. Apakah jumlah petani kecil tersebut akan dipertahankan ? bagaimana caranya ?
e.       Masalah sistem pemilikan dan penguasaan tanah. Perlu penerapan sistem pajak secara konsisten dengan meningkatnya “enforcement” nya. Masyarakat perlu diberi informasi yang cukup. Selain itu pemanfaatan tanah haruslah seproduktif mungkin dengan memberikan rangsangan-rangsangan tertentu.


BAB IV
SUMBER DAYA AIR
1.       Peranan Air di dalam Pembagunan
Alasan mengapa terjadi kenaikan di dalam permintaan air adalah sebagai berikut : (a) kenaikan jumlah penduduk (rata-rata diatas dua persen di negara berkembang) ;(b) akibat urbanisasi telah terjadi suatu tuntutan untuk meningkatkan tingkat/standar hidup dan ; (c) terjadinya pertumbuhan di dalam produksi komoditi yang berhubungan dengan air dan industri jasa.
2.      Latar belakang sejarah pemanfaatan air
Filosof Yunani lain, Empedocles (490-430 SM) menyatakan bahwa air adalah salah satu elemen utama dari semua benda di dunia. Tiga elemen yang lain adalah udara, api dan bumi. Jadi dalam hal yang riil filosuf Yunani kuno telah menyingung empat elemen pokok yang masuk ke dalam semua pertimbangan fundamental yang dengan lingkungan hidup.
3.      Hidrosfir
Satu kesatuan proses yang mengandung aliran air (melalui daratan dan udara) disebut siklus hidrosfir. Siklus ini meliputi tiga bentuk yaitu : cair, padat, dan gas (udara). Juga meliputi semua kemungkinan  perubahan keadaan yaitu evaporasi (dari cair ke gas), kondensasi ( dari gas menjadi cair), pembekuan (dari cair ke padat), mencair (dari padat ke cair), dan sublimasi (dari gas ke padat atau sebaliknya). Proses aliran siklus hidrologis itu sebagai berikut :
a.       Air dari permukaan laut menguap, yang disebut evaporasi
b.      Air tumbuh-tumbuhan juga menguap yang disebut transpirasi
c.       Peralihan dari horizontal dari uap air/udara presipitasi atau hujan
d.      Runoff dimana air hujan yang telah jatuh kebumi mengalir melalui daratan kembali kelaut.
Perbedaan antara jumlah curah hujan dan jumlah penguapan atau yang disebut runoff merupakan tolak ukur berapa sebenarnya jumlah air secara potensial tersedia untuk tujuan memenuhi kebutuhan masyarakat (penduduk dan industri) dan tujuan-tujuan lainnya.
4.      Suplai Air
Suplai atau persediaan air dapat diperoleh dari berbagai sumber. Sumber tersebut adalah curah hujan, sungai, danau, reservoir (waduk) dan air tanah. Keadaan curah hujan di Indonesia tidak sama untuk tiap pulau. Masalah anjir dan kekeringan tidak terlepas dari suplai air dan runoff. Masalah yang dihadapi adalah masalah waktu dan tempat. Sebagian dari aliran air terjadi dalam musim hujan yang relatif singkat padahal aliran harus diratakan sepanjang tahun.
5.      Permintaan Air
Air dimanfaatkan oleh berbagai sektor ekonomi, untuk rumah tangga, industri, pertanian dan infrastuktur. Kebutuhan air rumah tangga dapat dipenuhi dari sumber air sumur, curah hujan, waduk, tank, atau air tanah/ air bersih melalui pipa yang umumnya didaerah perkotaan.
Pertanian merupakan konsumen air terbesar. Jumlah total yang diperlukan oleh pertanian termasuk untuk tanaman, perikanan, dan peternakan. Industri membutuhkan untuk bahan mentah atau pun untuk masukan yang lain.
6.      Air untuk irigasi
Sebagai konsumen air terbesar dan sebagai sumber pokok dalam produksi pertanian, irigasi perlu mendapat perhatian tersendiri. Di Indonesia sendiri pengairan sudah di mulai sejak zaman Hindu yang memuliakan tanaman padi.
Pengelolaan penggunaan tanaman padi untuk pertanian. Setiap proyek pada dasarnya terdiri dari tiga komponen, yaitu teknik sipil, pengelolaan atas tanah dan air, dan kegiatan-kegiatan lain yang menunjang proyek.
·         Faktor-faktor yang mempengaruhi tidak efesiennya penggunaan air
Terbagi atas tiga faktor utama yaitu :
Faktor ekonomi, bila petani menggunakan air untuk sawahnya mereka tidak membayar. Karena tidak mengerankan bahwa petani ini cenderung untuk menggunakan air berlebihan.
Faktor fisik, pada umumnya bangunan-bangunan pengairan serta alat-alat pengatur air (kalau ada) dibangun sejak zaman penjajahan Belanda sehingga sudah banyak yang rusak.
Faktor sosial/institusional, hasil sebuah penelitian menyatakan bahwa pengaruh perseorangan dari pejabat pada semua tingkat adalah menentukan sekali.
7.      Pengembangan sumber daya air dan dampak lingkungan
Semua proyek pembangunan membawa konsekuensi lingkungan dan konsekuensi ekonomis dan pengembangan sumber daya air tidak terkecuali.
Satu contoh kasus yaitu (DAS) daerah aliran sungai solo hulu di Jawa Tengah. Sistem bengawan Solo adalah yang terbesar di Pulau Jawa. Sepertiga dari semua tanah digunakan sebagai sawah, separuh merupakan tanah kering, sedang sisanya merupakan tanah hutan jelas bahwa sebagian besar tanah di DAS merupakan tanah kering yang makin lama makin kritis keadaanya. Tanah kritis ini sebagian besar terdapat dilereng-lereng bukit.
Terjadinya tanah kritis karena tindakan manusia, kenaikan jumlah penduduk yang cepat menyebabkan penduduk berusaha menanami setiap jengkal tanah yang ada. Dampak lingkungan dapat ditimbulkan tidak hanya dari tindakan biologis manusia tetapi oleh kegiatan produktif manusia dan diatur oleh proses ekonomi.
































BAB V
ENERGI
1.      PENDAHULUAN
Produksi energi di Indonesia sementara ini berupa atau berasal dari ;
a.       Minyak bumi
b.      Gas alam
c.       Batu bara
d.      Tenaga air
e.       Panas bumi
f.       Sedikit nuklir dan
g.       Sedikit tenaga surya
Sedangkan konsumsi energi di Indonesia adalah dalam sektor
a.       Rumah tangga, yang mengkonsumsi minyak bumi dan gas
b.      Pengankutan yang mengkonsumsi minyak bumi dan batu bara
c.       Kelistrikan yang menggunakan minyak bumi dan tenaga air
d.      Industri pertambangan dan perdagangan yang memanfaatkan minyak bumi, gas dan batu bara
2.      Gambaran umum produksi dan konsumsi energi di indonesia
Produksi berbagai jenis di Indonesia, yaitu minyak bumi, gas bumi, batu bara dan tenaga air. Mulai tahun 1969 sampai dengan tahun 1983 kenaikan produk energi pada umumnya rata-rata adalah 9,6 % setiap tahun.
Secara totalitas konsumsi minyak bumi di Indonesia (baik itu untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, pengagngkutan, kelistrikan maupun industri, pertambangan dan perdagangan). Konsumsi minyak bumi, hendaknya diingat terdiri dari dari konsumsi akan :
a.       Aviation Fuel (bahan bakar kapal terbang)
1.1  avigas  : proporsi 0,1 % tahun 1984
1.2  avtur    : proporsi 2,5 % tahun 1984
dengan kenaikan rata-rata tiap tahun 16 %
b.      Gasoline (bensin)
2.1 super        : proporsi 1,1 % tahun 1983
2.2 premium  : proporsi 16,6 % tahun 1984
Dengan kenaikan rata-rata tiap tahun 9,4 %
c.       Kerosene  ( minyak tanah) : proporsi 1969 : 42% tahun 1984 : 35% dengan kenaikan rata-rata 8,3% per tahun.
d.      Automatic Diesel Fuel : proporsi 1969 : 12% tahun 1984 : 23,3 % dengan kenaikan 18,5% per tahun.
e.       High Speed Diesel Fuel : proporsi 4,8% tahun 1969 dan %, 5,6% pada tahun 1984 dengan kenaikan rata-rata 12,6 % per tahun.
f.       Fuel Oil : proporsi 16,9% pada tahun 1969 dan 14,7% tahun 1984 dengan kenaikan rata-rata 12,6 % per tahun.

Persoalan yang dihadapi adalah :
-      Bahwa konsumsi energi di dalam negeri secara keseluruhan naik rata-rata per tahun selama 15 tahun yang lalu (1969-1984) sebesar 12,9 % dan ini lebih besar dari kenaikan rata-rata pertahun produksi dalam periode yang sama yaitu sebesar 9,6 %
-      Bagaimana membuat pemakaian minyak bumi di sektor rumah tangga dan atau di sektor pengangkutan, kelistrikan, serta industri, pertambangan dan perdagangan.
-      Mencari pengganti minyak bumi untuk pemanfaatan di sektor rumah tangga dan atau di sektor pengangkutan, kelistrikan, pertambangan, dan perdagangan.
3.      Perkiraan Produksi dan Konsumsi Energi di Indonesia
     Tahun
Minyak Bumi
Gas Bumi
Batu Bara
Tenaga Air
Total
1980
1981
1982
1983
1984
1985
1986
1987
1988
1989
1990
1991
1992
1993
1994
1995
1996
1997
1998
1999
2000
106.674
108.418
114.880
199.906
125.901
132.196
138.806
145.746
153.033
160.685
168.719
172.093
175.535
179.046
182.627
186.279
190.005
193.805
197.681
201.635
205.668
38.190
39.547
59.491
60.114
72.137
86.654
103.877
124.652
149.582
179.498
215.398
236.937
260.631
286.694
315.363
346.899
381.589
419.748
461.723
507.895
558.648
545
650
1.025
1.265
1.518
1.822
2.186
2.623
3.148
3.777
4.532
4.905
5.483
6.031
7.237
7.961
8.757
9.633
10.596
11.656
12.821

847
999
1.179
1.391
1.669
2.003
2.403
2.884
3.461
4.153
4.984
5.482
6.030
6.633
7.296
8.026
8.828
9.711
10.682
11.750
12.925
146.256
149.614
176.575
182.676
201.225
222.585
247.272
275.905
309.224
348.113
393.633
419.497
447.679
478.404
512.523
549.165
589.179
632.897
680.682
732.936
790.098
















BAB VI
MINERAL BUKAN MINYAK
1.   Pendahuluan
Indonesia kaya akan sumber daya alam. Selain minyak dan gas bumi, Indonesia menghasilkan mineral lain terutama timah, nikel, batu bara, bauksit, perunggu, emas, perak, dan mangan.
Perkembangan mineral di Indonesia, terutama mineral sangatlah lamban hal ini disebabkan karena tambang relatif tua, usaha eksplorasi kurang, peraturan pajak dan valuta asing menghambat dan lain-lain.
2. Produksi
Dalam suatu tabel disebutkan perkembangan produksi berbagai jenis mineral bukan minyak sejak 1966 sampai dengan 1980. Produksi timah ternyata mengalami kenaikan rata-rata 7,2% tiap tahun. Bijih nikel mengalami kenaikan rata-rat 12,2% tiap tahun. Bauksit naik rata-rata 5,7% tiap tahun. Dan lain sebagainya yang juga naik.
Jika diperhatikan sebenarnya produksi mineral bukan minyak yang menurun, relatif kurang penting peranannya dalam strategi pemenuhan kebutuhan konsumen. Sebaliknya kebutuhan strategis terhadap timah, nikel,bauksit, emas dan aspal, diharapkan meningkat terus sehingga produksinya juga harus dikelola dengan baik.
3.      Ekspor mineral bukan minyak
   Tahun
Ekspor Total (US $juta)
Ekpor Mineral bukan minyak (US $ juta )
%

1969
1970
1971
1972
1973
1974
1975
1976
1977
1978
1979
1980
854
1.108
1.234
1.778
3.211
7.426
7.102
8.546
10.853
11.643
15.139
21.680

44.9
62,7
68.9
85.6
174.4
323.7
246.4
296.4
376.9
430.1
593.3
880.1
5.3
5.7
5.6
4.8
5.4
4.4
3.5
3.5
3.5
3.7
3.9
4.1
4.      Peranan mineral bukan minyak
Tidak dapat disangkal lagi bahwa Indonesia termasuk negara yang memiliki mineral yang dikenal dengan istilah exotic, antara lain timah, nikel, bauksit, tembaga dan mangan.
Dari segi lain yaitu perpajakan maka perusahaan-perusahaan mineral bukan minyak menyumbang sejumlah pajak pada pemerintah yang cukup besar. Dengan meningkatnya kegiatan di sektor ini akan meningkatkan pula penerimaan pajak negara. Oleh karena itu pemerintah dapat mendorong kegiatan disektor ini apabila diinginkan diperoleh tambahan penerimaan pajak dari sektor ini, terutama bila pendapatan dari sektor minyak dan sektor lain yang bukan mineral dan bukan minyak menurun.
5.      Prediksi usaha pertambangan bukan minyak di Indonesia
Seperti diketahui perkembangan sektor pertambangan bukan minyak dari gas bumi indonesia memberi harapan. Pada umumnya terdapat kenaikan produksi, kecuali mangan, nikel, pasir besi dan tembaga.
Prediksi produksi timah positif yaitu berkembang dengan relatif pesat, akan tetapi ekspor timah berkembang sangat lambat. Oleh karena itu perlu diambil kebijaksanaan pemanfaatan timah dalam negeri dengan membangun industri yang berhubungan dengan itu.
Demikian pula dengan bijih nikel naik dengan cepat tetapi ekspor walau naik tetapi dengan arus yang lebih rendah, begitu pula untuk bauksit dll.
Dapat disimpulkan bahwa :
1.      Untuk mineral yang tingkat produksinya naik dengan cepat tapi ekspornya tak mengimbangi, perlu dipikirkan industri yang memanfaatkan mineral tersebut.
2.      Untuk mineral yang tingkat produksinya berkembang dengan lambat padahal impornya naik dengan cepat perlu pemikiran usaha eksplorasi lebih lanjut.
3.      Bagaimanapun juga ekspor mineral bukan minyak ini perlu ditingkatkan peranannya oleh karena sekarang masih kecil sumbangannya pada perekonomian Indonesia terutama dalam hal devisa dan pajak perusahaan dan lain-lain.
Jelas bahwa pertambagan mineral bukan minyak sangat tergantung pada faktor-faktor yang berada di luar kekuasaan pemerintah misalnya permintaan bahan oleh luar negeri, pemasaran serta sumber daya. Yang terakhir ini sangatlah menentukan oleh karena eksplorasi tergantung pada tersedianya dana yang cukup. Selain itu personalia yang ahli dan terampil sangatlah diperlukan. Alih teknologi sangat lambat di sektor ini, dengan kenyataan bahwa perkembangan penambangan batu bara juga masih tergantung pada negara lain.
6.      Implikasi Kebijaksanaan
Dari analisa keadaan pertambangan dewasa ini serta situasi pasar yang ada dapatlah ditelaah tentang berbagai hal, yaitu :
a.       Kebutuhan survai serta eksplorasi secara terus menerus diperlukan dan ini yang mendorong penting perlunya disediakan personalia yang ahli dana yang cukup serta sarana dan prasarana yang memadai.
b.      Perlu adanya sistem untuk memonitor perkembangan atau fluktuasi harga dan kalau mungkin diciptakan sistem yang dapat memperkiraan arah perkembangan harga bahan mineral bukan minyak di pasar internasional, atau mengadakan kontrak-kontrak penjualan yang mengguntungkan dengan melihat pada kekuatan serta kelemahan sektor pertambangan tertentu.
c.       Rehabilitasi fasilitas penambangan serta proses lain yang berhubungan dengan itu agar diperoleh peningkatan produktivita dan atau menekan biaya
d.      Perlu adanya program pendidikan, latihan dan lain-lain yang berhubungan dengan teknologi pertambangan.
e.       Meninjau kembali peraturan-peraturan tentang pertambangan yang sekiranya mengahambat kemajuan sektor pertambangan mineral bukan minyak.
f.       Kerjasama pertambangan dengan negara-negara ASEAN pertukaran pengalaman, konsorsium dana, spesialisasi daerah, dll.













BAB VII
HUTAN
1.   Hutan dan Perkembangan Ekonomi : Peranan Hutan dalam Ekonomi
Ekonom Simon Kusnetz mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi adalah hasil interaksi antara perkembangan penduduk, kelembagaan dan teknologi.
Tiga faktor yang mempengaruhi pengelolaan adalah :
1.      Pertumbuhan penduduk yang cepat
2.      Peningkatan yang pesat dari permintaan dunia akan hasil perkebunan (sampai menjelang pecah perang dunia II)
3.      Melonjaknya permintaan dunia atas kayu dalam 30 tahun terakhir
Akibat-akibat negatif dalam arti mutlak (yaitu merugikan secara material maupun non material kepada masyarakat di Indonesia)
a.       Kerusakan Hutan
b.      Distribusi pendapatan
c.       Kebocoran dana ke luar negeri
2.      Penggunaan Sumber daya Hutan
Kebijakan manajemen hutan indonesia mengikuti prinsip hasil yang diterima. Yaitu manajemen di mana tidak akan ada penurunan atau kekosongan di dalam produksi kayu komersial selama masa penebangan mendatang.
Faktor yang mempengaruhi pengelolaan hutan
  1. Pertumbuhan penduduk yg cepat
  2. Peningkatan permintaan dunia akan hasil perkebunan dan,
  3. Melonjaknya permintaan dunia akan hasil hutan terutama kayu
Penggunaan sumber daya hutan
Kebijaksanaan manajemen hutan dIndonesia mengikuti ‘’prinsip hasil yg diterima’’.yaitu manajemen dimana tidak akan ada penurunan atau kekosongan dalam produksi kayu komersial selama masa penebangan mendatang.
Hal ini dapat dicapai dengan cara mengawetkan faktor faktor produktifnya.
Konsesi perkayuan diIndonesia biasanya mengambil metoda penebangan selektif dengan prinsip
‘’Jangan menebang pohon kurang dari batas diameter dan meninggalkan sejumlah pohon bibit sebagai sisanya.
BAB VI
MINERAL BUKAN MINYAK
Perkembangan mineral di Indonesia, terutama yang bukan minyak, sangatlah lambat. Hal ini disebabkan karena tambang relatif tua, usaha eksploitasi kurang, peraturan pajak dan valuta asing menghambat dan lain-lain.
A . Produksi
Produksi berbagai jenis mineral bukan minyak sejak tahun 1966 sd 1980 seperti timah, biji nikel, bauksit mengalami kenaikan tiap tahun. Konsentrat tembaga, batu bara, emas, aspal dan nikel kasar naik secara luar biasa. Sedangkan nikel fero, perak, pasir besi dan biji mangan rata-rata turun.
Kalau diperhatikan sebenarnya produksi mineral bukan minyak yang menurun, relatif kurang penting peranannya dalam strategi pemenuhan kebutuhan konsumen. Sebaliknya kebutuhan strategis terhadap timah, nikel, bauksit, tembaga, emas dan aspal diharapkan meningkat terus sehingga produksinya juga harus dikelola dengan baik.
B . Ekspor Mineral Bukan Minyak
Sebagian besar mineral bukan minyak indonesia diekspor. Timah, tembaga,  biji nikel, bauksit, batu bara, aspal dan pasir besi, merupakan jenis mineral yang meningkat ekspornya dan merupakan komoditi strategis.
C . Peranan Mineral Bukan Minyak
Yaitu diharapkan dapat menunjang pertumbuhan perekonomian daerah, menaikan pendapatan daerah dan kesempatan kerja daerah. Dari segi lain yaitu perpajakan, maka perusahaan-perusahaan mineral bukan minyak meyumbang sejumlah pajak pada pemerintah yang cukup besar. Oleh karena itu pemerintah dapat mendorong kegiatan sektor ini apabila diinginkan diperoleh tambahan penerimaan pajak dari sektor ini, terutama bila pendapatan dari sektor minyak dan sektor lain yang bukan mineral bukan minyak menurun.
D . Implikasi Kebijakan
Dari analisa keadaan pertambangan dewasa ini serta situasi pasar yang ada, dapatlah ditelaah tentang berbagai hal, yaitu:
1.      Kebutuhan survai serta eksploitasi secara terus menerus diperlukan dan ini mendorong penting perlunya disediakan personalia yang ahli, dana yang cukup, serta sarana dan prasarana yang memadai.
2.      Perlu adanya sistem untuk memonitor perkembangan atau fluktuasi harga
3.      Rehabilitasi fasilitas penambangan serta proses lain yang berhubungan dengan itu agar diperoleh peningkatan produktivitas dan atau menekan biaya-biaya.
4.      Perlu adanya program pendidikan, latihan, dan lain-lain yang berhubungan dengan teknologi pertambangan.
5.      Meninjau kembali peraturan-peraturan tentang pertambangan yang sekiranya menghambat kemajuan sektor pertambangan mineral bukan minyak ini.
6.      Kerjasama pertambangan dengan negara-negara ASEAN.

BAB VII
HUTAN
A . Hutan dan Perkembangan Ekonomi : Peranan Hutan dalam Ekonomi
Hutan merupakan bagian lingkungan fisik, yang mempunyai hubungan erat dengan perkembangan ekonomi. Dizaman dulu hutan adalah daerah tak bertuan, hutan merupakan barang bebas, siapapun bisa memanfaatkannya. Pertambahan penduduk dan mulai diketahuinya cara bercocok tanam dan memelihara binatang membawa ketahap perkembangan ekonomi selanjutnya. Hutan mulai dilihat sebagai sumber faktor produksi yang paling utama bagi pertanian, yaitu tanah.
Perkembangan peranan hutan selanjutnya erat hubungannya dengan munculnya industri sebagai dimensi baru dalam kehidupan ekonomi manusia. Pada tahap ini hutan di dipandang sebagai sumber bahan mentah untuk industri. Kayu, rotan, damar, gondorukem, minyak atsiri adalah hasil hutan tropis yang merupakan bahan mentah industri yang langsung diperoleh dari hutan. Sekarang kayu merupakan hasil hutan utama dibanyak negara. Saat ini, nilai ekonomis dari kawasan hutan terutama tergantung pada nilai kayu yang terkandung didalamnya.
Pada tahap industrial, hutan terkait dengan kegiatan industri modern. Hutan dimanfaatkan begitu intensif, sebagai bahan mentah untuk industri modern hutan dapat habis. Jawaban untuk problem tersebut bukan berupa penutupan hutan bagi eksploitasi, ataupun berupa pembatasan terhadap proses industralisasi tersebut. Kunci jawabannya terletak pada bagaimana mengembangkan suatu sistem pengelolaan hutan dan pola industralisasi yang serasi satu sama lain, sehingga kelestarian dan lingkungan hidup bisa dipertahankan.
Dibeberapa negara , hutan mempunyai peranan tambahan yaitu sebagai tempat rekreasi dan parawisata.
B . Penggunaan Sumber Daya Hutan
1.      Metode-metode penebangan
Hutan hujan tropis adalah hutan campuran dengan jenis-jenis dan umur-umur pohon, karena itu manajemen yang baik harus mengikuti keadaan yang bercampur dari hutan itu. Yaitu manajemen dimana tidak akan ada penurunan atau kekosongan didalam produksi kayu komersial selama masa penebangan mendatang. Hal ini dapat dicapai dengan cara mengawetkan faktor-faktor produktif seperti tanah, air, dan proses-proses ekologi untuk memperkuat karakteristik pohon-pohon yang dapat diperbaharui.
Dihutan-hutan dataran rendah dan dataran tinggi dimana keluarga Diterocarp mendominasi penebangan pohon-pohon, mereka mengikuti metode penebangan selektif Indonesia dan alternatif-alternatifnya, yaitu penebangan sehingga bersih diikuti dengan penanaman buatan secara tertutup atau menghidupkannya kembali secara alam.
2.      Metode eksploitasi
Eksploitasi hutan dihutan rawa air tawar, dengan metode tebang kayu yang merupakan kombinasi dari penarikan oleh manusia atau penggunaan kawat setelah pohon-pohon ditebang. Kemudian kayu-kayu dimuatkan di lorry yang berjalan melaui jalan kereta yang sempit dan dapat dipindah-pindah. Biasanya lokomotif menarik kereta-ketera itu ke pabrik atau tempat kayu sistem tebang kayu ini memakan tenaga, biaya, dan penanaman awalnya rendah.
Eksploitasi dihutan dengan hujan alam didataran rendah, dihutan dataran rendah yang relatif datar, operasin tebang kayu lebih banyak dilaksanakan oleh traktor-traktor dan peluncur beroda. Dari pangkalan, kayu-kayu dimuatkan ke truk-truk kerat kayu oleh alat pemuat beroda yang portable. Crawlers juga melakukan penurunan kayu-kayu dan pembangunan jalan. Ini dilakukan oleh kebanyakan perusahaan-perusahaan konsensi besar di Indonesia.
Eksploitasi dihutan dengan hujan alam didataran tinggi, operasi-operasi tebang kayu dihutan-hutan dataran tinggi lebih banyak menggunakan traktor-traktor gerak lambat dan sangat sedikit menggunakan traktor-traktor roda. Peluncuran traktor dilaksanakan turun naik bukit menuju ke pangkalan kayu yang seyogyanya ditempatkan pada jalan-jalan pacu, sepanjang lereng-lereng dan mengikuti bentuknya.
Eksploitasi dihutan-hutan perkebunan, pohon-pohon ditebang  dan dipotong melintang menjadi kayu-kayu, kemudian ditarik oleh sekelompok lembu ke pangkalan disamping jalan. Kayu-kayu itu kemudian diangkut ketempat kayu untuk dilelang oleh truk-truk 4 ton atau kereta-kereta pada jaringan jalan kereta permanen.
C . Kebijaksanaan-kebijaksanaan Eksploitasi
·         Kesediaan untuk mensuplai industri-industri pemrosesan kayu
·         Peningkatan penggunaan hutan non-kayu
·         Pertimbangan lingkungan untuk produksi kayu
D . Berbagai Masalah
·         Kekurangan data inventarisasi untuk manajemen yang sesuai
·         Kekurangan-kekurangan pada hasil dan pertumbuhan hutan
·         Daya guna tanah sekitar daerah hutan alam
·         Penelitian dan pengembangan
E . Perdagangan Kayu dan Industri Pengolahan
            Perdagangan kayu jati, damar, rotan, tengkawang, kapur barus sebagai hasil hutan telah dikenal di Indonesia sejak zaman kolonial. Akan tetapi perdagangan kayu non-jati yang diekspor, kayu rima, secara besar-besaran dari luar jawa baru sejak diizinkannya pengusaha swasta melakukan investasi dalam eksploitasi hutan dengan sistem HPH.
            Perdagangan kayu baik ekspor maupun dalam negeri masing-masing mempunyai masalah sendiri-sendiri. Adapun masalah tersebut ialah sebagai berikut:
Untuk perdagangan kayu dalam negeri, sebagian orang lebih memilih kayu jati ketimbang kayu rimba, tarif pengangkutan kayu lebih tinggi dibandingkan untuk ekspor keluar negeri, juga jadwal pengangkutannya tidak teratur. Kurangnya prasarana yang berupa pelabuhan kayu dengan segala falititasnya dan kurangnya kapal pengangkut khusus kayu menyebabkan pengangkutan kayu dilakukan oleh perahu-perahu layar yang sangat terbatas kapasitas angkutnya serta sangat tergantung pada musim.
 Untuk perdagangan kayu luar negeri, persoalan yang dihadapi ialah turun naiknya harga yang sulit diramalkan, sehingga menyulitkan perencanaan investasi dan perencanaan penebangan untuk menghindari pemborosan.
F . Industri Kayu di Indonesia
            Industri kayu di indonesia ada berupa industri kayu lapis, kayu gergajian, bubur kayu ( pulp ) dan kertas dan lain-lain.

BAB VIII
SUMBER DAYA PERIKANAN
A . Peranan Sub-sektor Perikanan di dalam Perekonomian Negara
            Peikanan merupakan sektor yang penting didalam perekonomian Indonesia karena memanfaatkan sebagaian terbesar dari SDA dan memberi pekerjaan kepada bagian penduduk yang miskin di pedesaan. Sumbangan lain dari perikanan ialah berupa devisa terutama dari ekspor udang dan cakalang. Selain itu perikanan mempunyai peranan yang penting didalam penyediaan protein yang murah.
B . Potensi
            Indonesia merupakan negara kepulauan dengan luas wilayah 5.193.250 km2. Dari luas tersebut yang 60%  merupakan lautan dan sisanya daratan. Potensi sumberdaya perikanan laut Indonesia diperkirakan sebesar 4.4 juta ton setahun ( ratio potensi sumberdaya perikanan laut terhadap produksi 1979 untuk tiap daerah perairan ). Sedangkan produksi perikanan laut pada tahun 1979 sebesar 1.3 juta ton.
C . Produksi
TABEL PRODUKSI PERIKANAN 1978 – 1981 ( TON )
Bidang Usaha
1978
1979
1980
1981
1.Perikanan laut
1.227.386
1.317.744
1.394.810
1.387.400
2.Perikanan perairan umum
249.146
248.161
254.498
261.600
3.Perikanan budidaya air payau
87.995
93.644
97.898
103.400
4.Perikanan budidaya air payau
57.680
59.359
66.379
73.100
5.Mina padi
25.067
29.120
35.495
43.000
6.Perikanan budidaya keramba
390
369
582
700
Umlah
1.647.664
1.748.397
1.849.662
1.869.200

            Dikeluarkannya UU No. 4 Prp. Tahun 1960 kemudian disusul dengan pengumuman pemerintah tanggal 21 Maret 1980 tentang ZEE, membuka era baru bagi Indonesia dalam pembangunan dibidang kelautan. Wilayah laut yang harus dikelola menjadi 3.1 juta km2 setelah berlakunya wawasan nusantara dan diperluas lagi dengan ZEE menjadi keseluruhannya sekitar 5.8 juta km2.
            Ditinjau dari daerah penangkapannya kurang lebih 91,47% produksi perikanan laut berasal dari penangkapan diperairan pantai, sedangkan produksi perikanan yang berasal dari perairan lepas pantai dan laut dalam masih terbatas. Dilihat dari segi pemanfaatannya, kurang lebih 57,2% dari produksi perikanan laut berasal dari perairan paparan sunda dan selat malaka, 15,6%  berasal dari samudra Indonesia dan 27,18% dari perairan Indonesia timur.
Secara umum situasi kegiatan perikanan laut adalah kegiatan perikanan nasional dan kegiatan kapal asing berdasarkan interim arragement.
Kegiatan perikanan nasional, usaha perikanan nasional dapat dibedakan menjadi:
1.      Usaha perikanan tradisional ( skala kecil )
2.      Usaha perikanan milik pemerintah
3.      Usaha perikanan swasta nasional tanpa fasilitas penanaman modal
4.      Usaha perikanan patungan dalam rangka PMDN
5.      Usaha perikanan patungan dalam rangka PMA
Kegiatan kapal asing berdasarkan interim arragement, usaha ini dalam rangka menampung partisipasi pihak asing dalam mengusahakan ZEE Indonesia. Dalam rangka pemanfaatan sumber perikanan secara optimal tidak tertutup kemungkinannya bagi partisipasi pihak-pihak swasta, baik pihak nasional maupun asing. Namun demikian pelaksanaannya dilakukan dengan tetap memperhatikan kepentingan nelayan kecil dan kelestarian sumber perikanannya.
Beberapa hal yang dapat ditembuh dalam memberikan kesempatan bagi kapal-kapal asing untuk beroperasi di ZEE serta kerjasama dalam pengelolaan ialah:
a)      Sistem lisensi
b)      Operasi penangkapan bersama
c)      Kerjasama dalam pengelolaan
D . Masalah-masalah yang Dihadapi Dimasa Depan
Ø  Masalah-masalah penghapusan trawl ( pukat harimau ).
Dengan menggunakan trawl jelas terlihat perkembangan perikanan,yaitu dengan menigkatnya produksi ikan asin yang umum nya berupa ikan-ikan dasar hasil tangkapan trawl.Disamping itu yang penting adalah meningkatnya poduksi udang ekspor dan penambahan devisa negara.
Disamping hasil nya yang positi,penggunaan trawl menimbulkan efek nagatif.Yaitu berupa antara lain,sering terjadi konflik sosial antara nelayan trawl dengan nelayan tradisional,merusak kelestariaan sumber,serta terdesaknya nelayan-nelayan tradisional.
Berdasarkan atas akibat negatif tersebut,pemerintah memandang perlu untuk meninjau kembali penggunaan alat trawl tersebut.Atas dasar berbagai pertimbangan,pemerintah telah memutuskan untuk menghapuskan kegiatan penangkapan ikan yang menggunakn jaring trawl secara bertahap ( kepres  no.39 tahun 1980).
Ø  Masalah ZEE
Masalah ini yang terpenting dan harus segera diatasi adalah penentuan batas ZEE yang tumpang tindih dengan ZEE negara tetangga.
BAB IX
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI TENTANG KEBIJAKAN SDA DI INDONESIA
                                                                                        
A . Haruskah Kekuatan Pasar atau Lembaga-lembaga Pemerintah  Menentukan Pemanfaatan SDA Kita?
Beberapa negara telah mempercayakan sama sekali pada pasar dan perusahaan swasta untuk membuat putusan ini, paling sedikit untuk beberapa waktu lamanya. Kebanyakan negara menggabungkan perusahaan swasta( yang didorong kekuatan pasar) dengan peraturan pemerintah atau mungkin dengan beberapa sumber daya pemerintah.
Suatu perusahaan swasta yang beroperasi dalam struktur pasar persaingan mempunyai alasan mengapa mereka diperbolehkan untuk mengambil keputusan yang bukan merupakan putusan terbaik ditinjau dari sudut pandangan masyarakat:
  1. Beberapa manfaat sosial produksi SDA tidak mungkin dicerminkan dalam harga pasar komoditi
  2. Beberapa biaya sosial mungkin tidak tercermin dalam biaya perusahaan, khususnya biaya lingkungan dan risiko keamanan para pekerja.
  3. Tingkat bunga yang digunakan oleh perusahaan memberikan bobot terlalu sedikit situasi masa depan.
  4. Jika hak milik atas persediaan sumber daya tidak terjamin, perusahaan tidak dapat bersikap untuk tidak memanfaatkan sumber daya insitu sekarang, mereka memilih untuk berproduksi secara berlebihan saat ini juga, ini merupakan faktor penting dalam peningkatan hasil produksi minyak oleh perusahaan minyak di Timur Tengah sesudah PD II
  1. Perusahaan mungkin terlalu sedikit melakukan eksplorasi cadangan baru karena ternyata mereka tidak dapat menyembunyiakan semua informasi dari perusahaan lain yang akan merebut sebagian keuntungan masa datang dengan cara mengikut perusahaan yang mengadakan eksplorasi ke ladang minyak baru.

2.      Ada beberapa cara dimana operasi pemerintah dalam industri SDA mungkin lebih unggul daripada operasi swasta. Sehubungan dengan hal diatas, pemerintah barangkali mampu untuk:
  1. Memperhitungkan manfaat uang tunai tak langsung dari produksi SDA ke dalam perencanaan
  2. Memperhitungkan biaya lingkungan
  3. Menggunakan tingkat bunga yang lebih rendah untuk menempatkan bobot yang lebih besar bagi masa depan
  4. Tak perlu gelisah permilikan masa datang karena pemerintah sendiri yang memiliki sumber daya insitu:
  5. Melaksanakan program eksplorasi yang lebih cukup untuk cadangan baru
B . Pedoman Dasar bagi Kebijaksanaan SDA yang Bertanggung Jawab
Prinsip umum berikut ini diusulkan sebagai pedoman dasar program tindakan yang lebih terperinci.
  1. Menghidari kejadian tidak dapat diperbaikinya atau dikembalikannya sistem seperti semula dalam semua sumber daya yang dapat diperbaharui.
  2. Menghindari jagan sampai terjadi situasi dimana kondisi lingkuang lokal yang “ambient” tak dapat diperbaiki lagi umpamanya, penambahan nitrat dalam air tanah, pestisida dalam air tanah, atau bahan kimia yagn tetap dalam telaga.
  3. Menghidari jangan sampai terjadi keadaan diman kondisi sistem lingkungan dunia tak dapat diperbaiki nlagi atau peruahan lebih lanjut dalam sistem ini tidak dapat seluruhnya dihindari .
  4. Ketentuan yang jelas tentang peranan pasaran dan harga pasar dapat digolongkan secara efektif sebagai bagian kebijaksanaan sumber daya, sedang akibat sampingan yang tidak diinginkan dari proses pasar dapat dikurangi melalui perpajakan dan pembagian kembali penghasilan yang tepat.
  5. Melaksanakan progaram perencanaan sumber daya tingkat nasional untuk sumber daya yang tidak dapat diperbaharui, yang ditujukan kepada kelestarian ”basis sumber daya alam yang efektif konstan.

  6. qwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmrtyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmrtyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmrtyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmrtyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmrtyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmrtyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmrtyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnm

    EKONOMI SUMBER DAYA ALAM

    SUTIKNO & MARYUMNAMI




    RESUME BAB 10-17


    AMIN SIANARJO
     (F31111008)
    PENDIDIKAN EKONOMI
    Reg B



    BAB 10
    PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM IKAN

    I. Pendahuluan
                    Dua pertiga luas wilayah Negara Indonesia adalah perairan laut yang terdiri dari laut pesisir, laut lepas, teluk dan selat. Sumber daya alam laut yang paling nyata manfaatnya adalah ikan.
    II. Sifat Sumber Daya Alam Ikan
    A.    Ikan sebagai Sumber Daya Alam Renewable
    Sumber daya alam ikan merupakan sumber daya alam yang tergolong dapat diperbaharui (renewable). Sifat dapat diperbaharui berarti sumber daya alam tersebut secara alamiah bisa memperbanyak dengan sendirinya reproduksi. Dari sifat sumber daya alam ikan tersebut, berarti stock atau populasi sumber daya ikan tidak boleh diambil atau dimanfaatkan secara tidak bertanggung jawab. Dengan demikian sumber daya alam ikan tersebut berada pada kondisi hampir punah.
    Upaya menjaga pemulihan (renewable) sumber daya alam ikan dapat dilakukan dengan cara penangkapan secara:
    a.       Penutupan musim penangkapan ikan
    b.      Penutupan daerah pengkapan ikan

    B.     Ikan Sebagai Sumber Daya Alam Milik Umum
    Sumber daya alam milik umum (common resources) mempunyai dua ciri pokok, yaitu pertama, tidak terbatasnya cara-cara pengambilan ikan. Kedua, terdapat interaksi diantara para pemakai sumber daya tersebut. Satu istilah yang berlaku bagi sumber daya alam milik umum adalah “every one’ and no one’s property is every one property”, artinya karena sumber daya alam tersebut milik semua orang, maka justru karena itu tidak seorang pun yang memilikinya.
    Ciri-ciri dari sumber daya alam milik umum diatas mempunyai implikasi terhadap pengelolaan sumber daya alam tersebut. Pertama, memberikan implikasi terhadap orang atau perusahaan bebas masuk mengambil memanfaatkan sumber daya alam. Kedua, dengan adanya orang atau perusahaan bebas untuk mengelola, maka akan terjadi interaksi yang tidak menguntungkan.
    III. Kondisi Sumber Daya Alam Ikan
                Melihat Indonesia memiliki luas lautan yang lebih besar dibandingkan luas daratannya. Luas teritorial wilayah laut Indonesia keseluruhannya berkisar 3,1 juta km2. Dari laus perairan teritorial maupun ZEE, diperkirakan ada potensi ikan sebesar 6,1 juta ton yang dapat ditangkap secara lestari sepanjang tahun.
    A.    Kondisi sumber Daya Alam ikan di Indonesia
    Berdasarkan potensi dan tingkat pemanfaatan sumber daya ikan secara nasional, dapat dikatakan bahwa peluang pengembangan pemanfaatan sumber daya alam ikan laut sudah berkurang. Kondisi bahwa sumber daya perikana indonesi telah dimanfaatkan secara penuh dapat juga dilihat dari komposisi jenis ikan yang ditangkap. Melihat indikasi-indikasi ini, sebetulnya perairan laut indonesia dengan sumber daya ikannya telah berada pada kondisi kritis.
    B.     Kondisi Sumber Daya Alam Ikan Dunia
    Kondisi sumber daya alam ikan dunia/global tidak jauh berada kondisinya dengan tingkat regional, yaitu sama-sama menunjukkan persedian semakin berkurang. Hasil penelitian terakhir dilakukan oleh food and agriculture organization (FAO) mengungkapkan bahwa produksi ikan dunia cenderung stabil atau meningkat dengan persentase yang kecil, yaitu sekitar 1,5% per tahun selama lima tahun terakhir. Berdasarkan hasil evaluasi FAO dapat dikatakan bahwa sumber daya ikan dunia telah cenderung dimanfaatkan secara penuh.



    IV. Kreteria Pengelolaan sumber Daya Alam Ikan
                Pengelolaan atau manajemen sumber daya alam ikan adalah suatu pekerjaan yang cukup sulit, karena tugas tersebut merupakan suatu pekerjaan besar yang meliputi berbagai komponen antara lain yaitu sumber daya ikan, lingkungan, manusia, sarana dan prasarana. Kreteria dan indikator pengelolaan sumber daya ikan yang baik ada tiga yaitu: 
    A.    Kreteria dan Indikator Efesiensi
    Kreteria efesiensi disebut juga dengan produktifitas yaitu kreteria penilaian kinerja pengelolaan dengan melihat besaran (magbitude) output yang dihasilan rezim tersebut secara relatif dibandingkan output pengelolaan lain.
    B.     Kreteria dan Indikator Berkelanjutan
    Kreteria berkelanjutan suatu manajemen pengelolaan sumber daya alam ikan dapat dinilai dari sisi sikap masyarakat untuk menjaga lingkungan dan sumber daya dan kelenturan sistem.
    C.    Kreteria dan Indikator Pemerataan
    Kreteria pemerataan adalah yang paling banyak disoroti masyarakat. Hipotesis yang digunakan dalam hal kreteria pemerataaan dalam suatu pengelolaan sumber daya perikanan adalah semakin adil, semakin baik kinerja, dan semakin rendah tingkat ketimpangan
    Menurut Hann (1994)  kreteria pemerataan memiliki empat komponen utama, yaitu:
    1.      Representasi
    2.      Kejelasan proses
    3.      Harapan yang homogen
    4.      Dampak distribusi




    BAB 11
    SUMBER DAYA ALAM AIR

    I. Pendahuluan
                Masalah lingkungan mulai menjadi perhatian utama sejak tahun 1972, salah satu bentuk konflik yang sering kali terjadi yang berkaitan dengan lingkungan adalah masalh pencemaran air.
    II. Pentingnya Sumber Daya Alam Air
                Air merupakan kekayaan alam yang dapat diperbaharui karena mempunyai regenerasi, yaitu selalu dalam sirkulasi dan lahir kembali mengikuti suatu daur yang disebut daur hidrologi.
                Proses atau terjadinya sirklus hidrologi secara garis besar meliputi:
    1.      Air dari permukaan bumi menguap, proses ini disebut “evaporasi”
    2.      Air dari tumbuh-tumbuhan juga menguap, preoses ini disebut “transparansi”
    3.      Proses perubahan bentuk dari gas ke cair membentu butir-butir atau salju (kodensasi)
    4.      Terjadi hujan atau presipikasi
    5.      Air mengalir kembali ke laut (run-off)
    Apabila diperhatikan proses aliran sirklus hidrologisasi akan di gambarkan seperti ini:
                                                                    Atmosfer                                             aliran horizontal
                                                                    kondensasi
                                                                                                                    evaporasi                            presipitasi
                                    presipitasi (hujan)
                                   
                    daratan                                                run-off                                                                 Laut


     







    A.    Persediaan Air dan Kebutuhan Air
    Bumi yang mempunyai volume 1.082.841.322.000 km3 hanya mengandung air sebanyak 0,129% atau 1.384.120.000 km3. Dari volume air yang diproporsikan sedikit itu dibagi menjadi dua bagian yaitu air asin dan air tawar. Air asin besarnya sebanyak 97,41% sedangkan sisanya sebanyak 2,59% adalah air tawar.
    III. Isu-Isu Masalah Sumber Daya Air
                Permasalahan manusia yang berkaitan dengan sumber daya alam air menjadi sangat nyata apabila dikaitkan dengan empat hal yaitu pertambahan penduduk, kebutuhan pangan, peningkatan industrialisasi, dan perlindungan ekosistem terhadap teknologi. Ada beberapa isu masalah sumber daya alam air apabila dikaitkan dengan empat hal yaitu;
    a.       Meningkatnya Permintaan Air
    b.      Menurunnya Kualitas Air
    c.       Distribusi Air
    IV. Implikasi Masalah Sumber Daya Alam Air
                Meningkatnya kebutuhan air akibat pertambahan penduduk serta perkembangan kegiatan industri dan pertanian telah memberikan tekanan yang berat terhadap sumber- sumber air yang ada. Permasalahan sumber daya alam air tersebut mempunyai implikasi atau dampak yang harus ditanggung oleh manusia sebagai makhluk yang paling tergantung terhadap air. Implikasi-implikasi yang harus ditanggung oleh manusia akibat akibat permasalahan sumber daya alam yaitu;
    a.       Implikasi Kurangnya Air
    b.      Implikasi Pencemaran Air




    BAB 12
    SUMBER DAYA ALAM HUTAN DAN PERMASALHANNYA

    I. Pendahuluan
                Pembahasan ini bertujuan memberikan pemahaman bahwa masih banyak fungsi dan manfaat hutan yang harus diperhatikan dan jauh lebih besar dibandingkan hanya kepentingan ekonomi.
    II. Fungsi Dan Manfaat Hutan
                Luas lahan Negara Indonesia kurang lebih 194 juta hektar. Dari luas lahan tersebut yang berupa lingkungan hidup manusia. Hutan yang ada di Indonesia menurut fungsinya dibedakan beberapa jenis yaitu;
    A.    Fungsi Hutan
    1.      Hutan lindung
    2.      Hutan produksi
    3.      Hutan suaka alam
    4.      Hutan wisata
    B.     Manfaat Hutan
    Ilmu ekonomi sumber daya alam dan lingkungan melihat hutan bukan hanya sebidang tanah yang ditumbuhi pepohonan, tetapi melihatnya sebagai sumber daya alam yang menyediakan berbagai barang dan manfaat. Hutan juga merupakan rumah bagi satwa dan aneka makhluk hidup lainnya, yang secara bersama-sama membentuk suatu:
    a.       hutan sebagai keanekaragaman hayati,
    b.      hutan sebagai fungsi ekologi, dan
    c.       hutan sebagai pendorong pembangunan.


    III. Masalah Hutan Indonesia
                Masalah kurang lebih 30 tahun pengelolaan hutan Indonesia bukan hanya memberikan manfaat, tetapi juga memberikan dampak negatif terutama terhadap masalah lingkungan. Masalah yang paling serius yang dihadapi oleh hutan Indonesia adalah masalah deforestasi atau penyusutan luas hutan. Masalah kebakaran hutan tidak terlepas dari masalah ekploitasi hutan.
                Menurut Simanatupang masalah kehutanan di Indonesia disebabkan oleh beberapa hal:
    ·         llog illegal
    ·         kelebihan kapasitas
    ·         kesimpangsiuran wewenang
    ·         KKN di sektor kehutanan
    ·         Terbatasnya hak masyarakat akan hutan
    ·         Tekanan dunia internasional
    IV. Konologi Mengatasi Masalah Kebakaran Hutan
                Pada tanggal 14 oktober 1994 di kantor menteri Negara lingkungan hidup (Meneg HL) diadakan rapat interdepartemen tentang perdagangan kebakaran lahan kering, yang dihadari oleh instansi terkait seperti Departemen Kehutanan, Departemen Dalam Negeri, Departemen Pertanian, Departemen Transmigrasi dan PPH,LAPAN, BPPT, BMG, dan Bakosurtanal.








    BAB 13
    AMDAL DAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM

    I. Pendahuluan
                Suatu proyek atau bangunan fisik biasanya akan dianalisis terlebih dahulu sisi kelayakannya, proses tersebut studi kelayakan proyek. Studi kelayakan suatu proyek biasanya dilihat dari kelayakkan ekonomi dan kelayakan teknis.
    II. Perlunya AMDAL
                Pembangunan merupakan kegiatan yang mengandung resiko terhadap lingkungan. Oleh sebab itu, pembangunan yang bijak sana harus dilandasi dengan suatu prinsip yang berwawasan lingkungan. Sarana untuk mencapai pembangunan yang berkesinambungan dan menjadi jaminan bagi kelangsungan hidup generasi yang akan datang.
    III. Pengertian dan Tujuan AMDAL
                Hal yang diharapkan dari AMDAL sebagai studi kelayakan lingkungan adalah mengenai sumber daya alam dan kemungkinan menyusutnya sumber daya alam akibat suatu proyek. Selain itu, AMDAL juga memperkirakan bagaimana dampak proyek terhadap kondisi biologis serta geologi yang mungkin berubah setelah adanya proyek. 
    A.    AMDAL dan Alat Analisa Lingkungan lainnya
    Dalam menganalisa intensitas dan tingkat degrasi lingkungan serta faktor yang terkait didalamnya, sampai saat ini banyak analisa alternatif yang bisa diambil kesimpulan apakah suatu kegiatan yang sudah terlanjur dilaksanakan. Paling tidak ada enam metode yang telah berkembang sekarang, yaitu (Yakin,1997);
    1.      Analisa biaya dan keuntungan (cost benefit analysis-CBA)
    2.      Analisa biaya dan keuntungan yang diperluas/ disempurnakan (extended CBA)
    3.      Analisa biaya efektif (cost-effectiveness analysis)
    4.      Analisa beragam kreteria (multi criteria analysis)
    5.      Analisa keuntungan kriteria (risk-benefit analysis)
    6.      Analisa dampak lingkungan-AMDAL (environment impact assessment)

    B.     Tujuan AMDAL
    Tujuan-tujuan dari penerapan AMDAL di negara-negara berkembang adalah sebagai barikut (Yakin, 1997):
    a.       Untuk mengidentifikasikan masalah lingkungan (adverse environmental problems) yang mungkin terjadi dari suatu proyek
    b.      Untuk melaksakan kegiatan pembangunan dengan metode dan cara yang sesuai
    c.       Untuk mengidentifikasikan keuntungan dan kerugian suatu proyek
    d.      Untuk mengidentifikasikan masalah-masalah lingkungan yang membutuhkan penelitian lebih lanjut
    e.       Untuk menguji dan menentukan alternatif yang optimal dari berbagi pilihan yang tersedia.
    IV. Penyusunan AMDAL
                AMDAL adalah suatu pendekatan terstruktur yang mencakup sejumlah prosedur formal untuk meyakinkan bahwa faktor-faktor lingkungan dipertimbangkan dalam setiap pengambilan keputusan untuk kegiatan pembangunan.
                Pendekatan analisis yang koprehensif dalam penelitian dampak lingkungan dari suatu kegiatan proyek pembangunan paling tidak mencakup empat komponen utama, yaitu:
    1.      Faktor fisik dan kimiawi
    2.      Faktor ekologi
    3.      Faktor estetika
    4.      Faktor social



    A.    Identifikasi Dampak
    Kegiatan pertama dari menyusun AMDAL adalah menetukan kemungkinan dampak timbulnya dari kegiatan pembangunan atau suatu proyek.  Ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam melakukan identifiasi dampak lingkungan dari suatu proyek pembangunan antara lain:
    1.      Aspek lingkungan yang teliti
    2.      Rencana kegiatan yang harus dianalisa
    3.      Wilayah yang teliti

    B.     Perkiraan Dampak Lingkungan
    Kegiatan ini merupakan kegiatan memperkirakan dampak apa saja yang akan ditimbulkan oleh suatu proyek terhadap lingkungan. Pendekatan yang dipakai dalam melakukan perkiraan dampak lingkungan cukup banyak. Namun pendekatan yang sering dipakai dalam memperkirakan dampak lingkungan adalah metode formal dan non formal.
    C.    Evaluasi Dampak Lingkungan
    Evaluasi dampak lingkungan dilakukan berdasarkan atas uraian sebelumnya, khusunya memacu pada identifikasi dan perkiraan dampak proyek terhadap lingkungan yang mempunyai sifat tahapan pembuatan proyek dan operasi proyek.
    D.    Sosialisasi hasil AMDAL
    Setelah dampak-dampak lingkungan tersebut diidentifikasi dan dievaluasi, tahapan selanjutnya adalah tahapan bagaimana mensosialisasikan atau mamasyarakatkan hasil AMDAL kepda pihak-pihak yang memerlukannya. Dengan demikian, pihak yang mebutuhkannya hasil ajia itu mampu mengambil kesimpulan tentang manfaat dan kerugian dari suatu proyek pembangunan dan aspek-aspek yang terkait didalamnya.


    BAB 14
    METODE PERAN SERTA, TRANSMISI, DAN AKUNTABILITAS DALAM PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM ( Dalam Menghadapi Otonomi Daerah)

    I. Pendahuluan
                Proses pembangunan ekonomi yang dilakukan selama orde baru dengan menggunakan sistem “tricle down effect” ternyata telah menimbulkan permasalahan ekonomi berupa ketimpangan ekonomi dan degrasi lingkungan serta terkurasnya cadangan sumber daya alam yang dimiliki.
    II. Otonomi Daerah dan Pengelolaan Sumber Daya Alam
                Pola pembangunan ekonomi Indonesia menganut sistem tricle down effect yaitu dengan memprioritaskan laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi dengan harapan akan tercipta pemerataan, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Akibat dari pola pembangunan yang diterapkan seperti diatas yang berfokus pada pertumbuhan GDP /  GNP telah menimbulkan situasi ketimpangan srtuktural dan kehadiran kelembagaan ekstraktif.
                Dalam bidang pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup, otoda secara garis besar berarti :
    1.      Menyesuaian kebijakan pengelolaan sumber daya alam dengan ekosistem setempat
    2.      Menghormati kearipan tradisioanal yang sudah dikembangakan masyarakat dalam pengelolaan sumber daya alam
    3.      Tidak berdasarkan batas administrasi tetapi berdasarkan ekologi
    4.      Meningkatkan kemampuan daya dukung lingkungan setempat 
    Kekhawatiran ini bukan tidak beralasan pelaksanaan otoda yang berkenaan dengan pengolaan lingkungan hidup dan sumber daya alam masih menyimpan tiga kelemahan yakni:
    a)    Basis otonomi pada tingkat kabupaten/kota buka pada tingkat provensi yang akan menimbulkan ancaman terhadap pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan.
    b)    Penentuan kebijakan alokasi sumber daya alam dan perizinan HPHH, pertambangan galian C dan perkebunan tersentralisasi ditangan para bupati/walikota.
    c)    Perpindahan wewenang dan tanggungjawab pengelolaan lingkungan hidup tidak dibarengi dengan kewajiban untuk menyediakan anggaran.
      
    III. Pengambilan Keputusan Secara Partisipatif, Transparan, dan Akuntabel
                UU otoda tidak cukup untuk mengatasi permasalahan ketimpangan dan terjadinya kerusakan lingkungan akibat adanya industrialisasi yang mengeksploitasi sumber daya alam secara besar-besaran. UU Otoda harus dibarengi dengan bagaimana pengambilan keputusan        (yang menyangkut kepentingan publik) secara:
    A.    Partisipasif
    Belakangan ini banyak terungkap kasus yang berindikasikan penyalahgunaan wewenang yamg merugikan publik, khususnya dibidang sumber daya alam. Dengan demikian pengambilan keputusan secara partisipasif diperlukan untuk memecah penyalahgunaan kewenangan yang merugikan kepentingan publik (kepentingan rakyat, terutama rayat setempat dan pelindungan daya dukung ekosistem).
    Arnstein (1969), mengambarkan peran serta masyarakat kedalam tida tingkatan:
    Ø  Tingkat non partisipasi
    Ø  Tingkat tekonisme
    Ø  Tingkat kekuatan masyarakat/citizen power

    B.     Transparansi
    Transparan adalah memberikan hak kepada publik / masyarakat untuk menerima informasi secara memantau dan mengamati perilaju pejabat publik atau pemarintah dalam menentukan kebijakan publik.

    C.    Akuntabel
    Penerapan asas transparansi dan partisipasi public yang genuine dapat melahirkan keputusan public yang akuntabel. Dengan demikian akuntabel akan tercipta dengan sendiri apabila masyarakat mempunyai hak untuk ikut serta menetukan dan mengawasi pengambilan kebijakan.
    Dengan demikian, merealisasikan sistem pengambilan keputusan dibidang pengelolaan sumber daya alam secara partisipsif, transparan dan akuntabel merupakan hal penting dan strategis untuk memecah eksploitasi / pemgurasan sumber daya alam dan kerusakan lingkungan hidup serta mewujudkan prinsip sumber daya alam untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat dan bisa digunakan dalam jangka waktu paling lama untuk menciptakan pembanguna ekonomi yang berkelanjutan.













    BAB 15
    PEMBANGUNAN BERELANUTAN

    I. Pendahuluan
                Mengambarkan kunci dari berkelanjutan tidak lain adalah harus melakukan aktivitas pembangunan yang berwawasan lingkungan dan manfaat sumber daya alam secara optimal dalam jangka panjang.
    II. Konsep Pembangunan Berkelanjutan
                Pembangunan merupakan upaya untuk menigkatkan kualitas hidup dengan cara memanfaatkan sumber daya pendukungnya. Menurut komisi brundtland, suntainable development adalah pembangunan yang mencukupi kebutuhan generasi sekarang tanpa berkompromi (mengurangi) kemapuan generasi yang akan datang untuk memenuhi kebutuhan mereka. Dalam mengatasi masalah tersebut diperlukan adanya proses intergrasi antara pembangunan ekonomi dan lingkungan dalam kebijakan pembangunan lebih lanjut.
    A.    Perhatian Masalah Lingkungan di Indonesia
    Perhatian masalah lingkungan di Indonesia mulai sangat menonjol pada awal tahun 1970-an, dengan iut sertakan Indonesia pada konferensi lingkungan hidup (conference on the living environment). Kegiatan ini ditekankan pada peningkatan kesadaran masyarakat tentang isu dan masalah lingkungan serta meletakan landasan bagi pembangunan dan pertumbuhan yang sustainable. Sebagai upaya pemerintah untuk melaksanakan pembangunan berwawasan lingkungan pemerintah mengeluarkan UU tentang pengelolaan lingkungan pada tahun 1982.




    Undang-Undang dan Peraturan AMDAL dan
    Badan Lingkungan di Indonesia
    Negara
    Legislasi
    Badan Lingkungan
    Indonesia
    Undang-undang Pengelolaan Lingkungan 1982, PP No. 29 1986
    Menteri Kependudukan dan Lingkungan Hidup
    Malaysia
    Undang kualitas Lingkungan 1974-1985
    Department Of environment
    Filipina
    Keputusan Presiden 1977, 1978, 1981
    National Evironmental protection council
    Sri Lanka
    Undang-undang Lingkungan Nasional
    National Environmental Authorituy
    India
    Undang-undang lingkungan no. 29, 1986
    Department of Environmental
    Cina
    Hukum Perlindungan Lingkungan 1979
    Environmental Protection Bureau

    III. Faktor Penentu Pelaksanaan Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan
                Berhasil atau tidaknya program pembangunan berwawasan lingkungan dalam menciptakan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan perlu mendapatkan dukungan dari beberapa pihak yang terkait.
    A.    Peran pemerintah
    Peran pemerintah dalam upaya melakukan pembangunan berkelanjutan dengan berwawasan lingkungan dibagi menjadi dua. Pertama, peran politik pemerintah. Kedua, peran intuisi pemerintah.
    B.     Peran Lembaga Swadaya Masyarakat
    Peran lembaga swadaya masyarakat(LSM) yang bergerak dibidang lingkungan setidaknya mempunyai dua peran yakni. Pertama, untuk mendidik masyarakat akan pentingnya lingkungan dan peduli terhadap lingkungan. Kedua, sebagai kontrol-kontrol terhadap kebijakan pemerintah yang sekiranya dapat merusak lingkungan.

    C.    Peran Produsen
    Produksi atau industrialisasi memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap kerusakan lingkungan. Dipihak perusahaan sendiri harus ada upaya pendidikan atau kursus untuk para eksekutifnya tentang pentingnya masalah lingkunagan, sehingga tumbuh kesadaran dari dalam untuk melaksanakan kebijakan lingkungan.
    D.    Peran Masyarakat
    Partisipasi dan peran masyarakat terhadap masalah lingkungan adalah sebagai berikut:
    1.      Meningkatkan kesadaran akan hidup bersih, sehat dan sejahtera.
    2.      Preferensi konsumsi yang memberikan insentif bagi pengembangan produk yang bernuansa lingkungan.
    3.      Adanya kesadaran masyarakat yang tinggi terhadap masalah lingkungan akan meningkatkan peran masyarakat dalam memperbaharuhi kebijakan pemerintah.

    E.     Peran Pendidikan
    Partisipasi masyarakat terhadap masalah lingkungan merupakan faktor utama dalam mendorong percepatan program pembangunan berkelanjutan. Beberapa faktor yang menyebabkan masyarakat dan konseptor pembangunan melakukan pembangunan melakukan tindakan yang tidak memperhatikan lingkungan adalah :
    1.      Rendahnya pengetahuan dasar
    2.      Keahlian
    3.      Penelitian dan data
    4.      Teknologi




    BAB 16
    PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM YANG BERTANGGUNG JAWAB

    I. Pendahuluan
                Sumber daya alam merupakan sumber daya yang mempunyai demensi ruang dan waktu. Kelangkaan sumber daya alam dan kerusakan lingkungan akan dirasakan oleh banyak orang atau bersifat global.
    II. Isu Kerusakan  Lingkunan Global
                Pertumbuhan berbagai sektor industri semakin pesat merupakan mesin pendorong bagi pembangunan ekonomi. Lebih lanjut Shaw (1991) menyatakan bahwa faktor pokok yang menyebabkan kemerosotan kualitas lingkungan secara global adalah teknologi yang mencemari (polluting technologi). Faktor kunci penyebab merosotnya kualitas lingkungan seperti:
    Teknologi, Pencemaran, konsumsi mewah, dan Limbah
    Kecepatan pertubuhan penduduk
    Kebijakan yang kurang tepat
    Faktor merosotnya kualitas lingkungan
     






    kemiskinan
    Kerawanan sosial
       




    A.    Memanasnya Suhu Bumi
    Meningkatnya suhu bumi juga akan berpengaruh terhadap iklim dan cuaca sehingga akan mempengaruhi terhadap produktivitas budidaya pertanian, peternakan dan perikanan akibat terjadinya kekeringan atau kebanjiran diberbagai tempat. Meningkatnya suhu bumi tersebut disebabkan oleh meningkatnya lapisan gas, terutama CO2 yang menyelubungi bumi.
    B.     Lapisan Ozon Yang Berkurang
    Lapisan ozon berfungsi untuk menahan 99% radiasi sinar ultra violet (UVB) yang berbahaya bagi kelangsungan makhluk hidup. Kondisi lapisan ozon sekarang ini semakin menipis dan bahkan diberbagai tempat telah terjadi lubang-lubang ozon. Rusaknya lapisan ozon disebabkan bahan kimia seperti halon ( terutama untuk pemadam kebakaran) CFC yang dihasilkan oleh aerosol (gas penyemprotan minyak wangi), dan dan mesi pendingin.
    C.    Hujan Asam
    Hujan asam adalah turunnya berbagai benda, berupa cairan, uap air, asap, kabut atau debu ke bumi dengan PH dibawah 5,6. Terjadinya hujan asam disebabkan gas SO2, NO2, CO2,.
    D.    Perencanaan Limbah dan Bahan Berbahaya
    Pencemaran adalah masuknya zat, benda mahkluk hidup atau energi (daya) ke dalam sumber daya yang menyebabkan menurunnya fungsi sumber daya yang bersangkutan.
    E.     Menurunnya Kualitas dan Kuantitas Sumber Daya Alam
    Menurunnya kualitas sumber daya alam di Indonesia yang cukup parah terjadi pada sumber daya air baik air tawar maupun air laut. Merosotnya kualitas dan kuantitas sumber daya alam akan terjadi karena pemanfaatannya melampaui kemampuan sumber daya alam bersangkutan.
    III. Konsep Pengelolaan Sumber Daya Alam Yang Bertanggung Jawab
                Secara umum pengelolaan sumber daya alam yang bertanggungjawab dapat diartikan proses pengelelolaan sumber daya alam yang sesuai dengan kebutuhan saat ini tanpa mengurangi kebutuhan generasi akan datang. Sedangkan menurut Soerjani (1997), meningkatkan masalah lingkungan dapat diatasi denagn cara melengkapi kemampuan teknologi yang semakin meningkat dengan mmeningkatkan kearifan.
    A.    Etika Ilmu penetahuan dan Teknologi
    Menurut tahapannya, etika lingkungan dapat berwujud dalam lima yaitu:
    a)      Egoisme
    b)      Humanisme
    c)      Sentientisme
    d)     Vitalisme
    e)      Altruisme
    Dengan etika lingkungan, tidak hanya mengimbangi hak dengan kewajiban terhadap lingkungan, tetapi juga membatasi tingkah laku dan upaya untuk mengendalikan berbagai kegiatan.
    B.     Etika Pembangunan dan Teknologi
    Urutan dari etika ilmu pengetahuan dan teknologi adalah sebagai berikut (Soerjani, 1997):
    1.      Kejujuran dan objektifitas
    2.      Pengabdian iptek yang perlu lebih memperhatikan kepentingan berbagai pihak dari lapisan masyarakat
    3.      Penyelesaian masalah dan dampak lingkungan dari pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi itu sendiri

    C.    Etika Pembangunan
    Manusia sebagai pelaku pembangunan, perlu mengetahui etika pembangunan. Etika pembngaunan menurut Salim (1986) adalah:
    a)      Pembangunan adalah ibadah kepada Allah SWT
    b)      Pembangunan kegiatan mengejar kemajuan lahiriah dan kepuasan batiniah
    c)      Dalam melaksanakan pembangunan
    IV. Pengelolaan Sumber Daya Alam yang Bertanggung Jawab Menurut Konsep Islam
                Kerusakan alam akibat perbuatan manusia tersebut mengisyaratkan kepada manusia untuk kembali kejalan yang benar, khususnya dalam pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan.
    A.    Pengelolaan lingkungan dalam Islam
    Manusia telah dipilih oleh Allah sebagai khalifah di muka bumi ini yang telah menerima amanat dan bertanggungjawab untuk membangun dan memakmurkan bumi beserta isinya, seperti yang tercantum dalam Al-Qur’an surat Huut ayat 61: “dia Allah telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu sebagai pemakmurnya”. Islam setidaknya mengajarkan dua konsep pengelolaan sumber daya alam yaitu konsep efesiensi dan konsep kehati-hatian (ramah lingkungan).












    BAB 17
    ISO 14000 DAN SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN

    I. Pendahuluan
                Konsep ini merupakan konsep yang menggunakan pendekatan standarisasi mutu lingkungan bagi produsen barang maupun jasa, standarisasi mutu lingkungan tersebut disebut ISO 14000.
    II. Apa Iso 14000?
    A.    International Organization for Standardization (ISO)
    ISO (International organization for standardization) merupakan sebuah badan federasi internasional yang yang berkedudukan di Jenewa, Swiss. ISO merupakan sebuah badan organisai non pemerintah yang didirikan pada tahun1974. Hasil utama dari ISO adalah persetujuan internasional yang diterbitkan sebagai standar internasional.
    B.     Terbentuk ISO 14000
    Dengan adanya berbagai dimensi dan corak masalah lingkungan yang dihadapi dalam pengelolaan lingukungan hidup, lahirlah berbagai pendekatan berbeda-beda. Untuk menciptakan sistem pengelolaan lingkungan yang baik maka muncul ISO 14000. Untuk itu, lingkup dari ISO 14000 mencakup bahan baku dari perangkat dan sistem pengelolaan lingkungan (SPL). Cikal bakal munculnya ISO 14000 diawali dengan munculnya BSI yang memperkenalkan manajeman standar kedua dengan mengeluarkan BS 7750.
    Kategori ISO 14000 dapat dirinci menjadi beberapa bagian, yakni ISO 14000-001, ISO 14000-012, ISO 14031, ISO 14041-44 dan ISO 14020-24, seperti pada gambar standar ISO 14000.


    Standar ISO 14000

    Penilaian “siklus hidup” produk ISO 14000-44
    Label lingkungan ISO 14020-24
    Evaluasi Produk
    Produk Linkungan ISO 1420-24

    Petunjuk dan spesifikasi pengelolaanlingkungan ISO 14000-001
    Standar audit lingkungan ISO 14000-012
    Kinerja lingkunan ISO 14031
    Evaluasi Organisasi
     







    III. Pentingnya ISO 14000 Bagi Lingkungan
                Perdebatan mengenai masalah lingkungan hidup dalam hubungannya dengan pembangunan ekonomi bukan hanya disebabkan dari faktor dalam negeri, tetapi juga dipengaruhi oleh faktor perdaganga internasional.
                Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Esty (1994), hambatan perdagangan internasional yang disebabkan oleh persoalan linkungan terdiri dari:
    1.      Sanksi perdagangan
    2.      Larangan impor terhadap produk yang merusak lingkungan
    3.      Restri impor
    4.      Pajak dan tarif diferensial
    5.      Persuasi diplomatik

    IV. Pentingnya ISO Bagi Indonesia
                Hasil penelitian Goelm (1996) menunjukkan bahwa sruktur Indonesia telah berubah berdasarkan intensitas input (factor intensity). Intensitas input tersebut dikelompokkan menjadi lima kategori yaitu:
    a.       NRI (natural resource intencive)
    b.      ULI (unskilled labour intensive)
    c.       PCI (physical capital intensive)
    d.      HCI (human capital intensive)
    e.       TI (technological intensive)
    V. Implikasi ISO 14000
                Ecolabeling ini di satu sisi dapat dipakai sebagai alat untuk lebih meningkatkan kualitas pengelolaan sumber daya alam (misalnya hutan) yang berkesinambungan, dan di sisi lain bisa digunakan sebagai peringatan dunia terhadap sasaran ekspor yang semakin demending. Di sisi impor era ecolabeling yang merugikan produsen Negara berkembang ini diperburuk oleh keadaan pollution havens.
    Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Impor Dirty Products
    Variabel Independent
    1984
    1991
    Konstanta
    0,87
    1,01
    Ekspor
    0,33a
    0,55a
    Cadangan devisa
    0,15b
    0,21a
    Nilai tukar
    -0,35a
    -0,27a
    Nilai tambah industry
    -0,41
    -0,22b
    Perbedaan harga dunia dan domestic
    -0,63b
    0,58
    Tariff impor
    -0,27a
    -0,39a
    RCA impor
    0,69b
    0,75a
    Perbedaan standar lingkungan
    0,52
    0,31b
    Jumlah observasi
    108
    108
    Koefesien determinasi
    0,35
    0,45

    Keterangan:
    ·         a signifikan pada level 95%
    ·         b signifikan pada level 90%

Tidak ada komentar:

Posting Komentar