Rabu, 04 Juni 2014

Pengaruh Fluktuasi Penawaran Dan Permintaan Terhadap Harga Komoditas Perdagangan Internasional

A. Judul: Pengaruh Fluktuasi Penawaran Dan Permintaan Terhadap Harga Komoditas Perdagangan Internasional
B.     Pendahuluan
“Masalah dalam perekonomian internasional” sebetulnya di dasari oleh dua hal yaitu: “Mekanisme” dan “Regulasi” yang di maksudkan dengan mekanisme adalah mekanisme perdagangan dan mekanisme pembayaran begitupun yang di maksud dengan regulasi yaitu berkaitanya masalah regulasi perdagangan dan regulasi pembayaran, oleh karena regulasi inilah isu yang berkaitan dengan mekanisme dan regulasi ekonomi menjadi hal yang sangat holistic, sehingga jangan heran jika diskusi mengenai mekanisme dan regulasi ekonomi menjadi hal yang sangat massif, terilhami oleh teori ekonomi positif (laba maksimum)  dan di kembangkan oleh teori Absolute Advantage oleh Adam Smith  (1776), Teori Komperatif Adventages oleh David Ricardo (1817), Teori Kompetitif adventages oleh Porter dan Rybenzynski (1890).
C.     Masalah Fluktuasi harga komoditas perdagangan internasional
Dalam kesempatan ini saya merasa terpanggil mebahas masalah yang lebih substantive yaitu mengenai mekanisme dan kebijakan perdagangan yang mengarah pada permasalahan Fluktuasi harga harga komoditas perdagangan internasional (X-M) dengan pendekatan empiris.
Masalahan Fluktuasi harga komoditas perdagangan internasional merupakan masalah yang paling familiar, dalam dinamikanya perubahan tersebut di sebabkan oleh beberapa faktor yaitu:
1.      Peningkatan dan penurunan suplay dan demand komoditi tersebut (mekanism)
Peningkatan suplay yang berlebihan dan tidak terkendali sangat berdampak pada harga suatu komoditas perdagangan internasional, dapat di narasikan dengan suplay karet alam (hasil perkebunan) yang beberapa tahun terakhir terus mengalami perubahan yang cendrung menurun akibat suplay yang berlebihan.
Contoh masalah “Peningkatan suplay dan penurunan demand serta pengaruhnya terhadap harga”: Sebagai informasi baru-baru ini terjadi konflik di negara salah satu penghasil karet terbesar dunia yaitu Thailand sehingga terjadi kebocoran penjualan (Panic selling) oleh produsen di thailand yang terjadi pada saat pemerintah indonesia dan malaysia menahan penjualan akibat over suplay, alhasil penurunah hargapun terjadi akibat peningkatan suplay dan penurunan demand akibat adanya barang pengganti (Substitusi) karena perkembangan teknologi karet sintetic, petani dan penyadap karetpun menjerit karena menahan berat beben inflasi.
Jika kelebihan suplay mengancam pereknomian maka, sudah bukan sebuah fenomena jika penurunan suplay dapat mempengaruhi tingkatan harga dalam sistem mekanisme pasar yang sangat mempengaruhi harga komoditas perdagangan internasional, Saya ingin menarasikan bahwa penurunahan suplay dan peningkatan demand mempengaruhi harga komoditas perdagangan internasional.
Contoh: “Penurunan suplay dan peningkatan demand serta pengaruhnya terhadap harga”: sebagaimana yang kita ketahui beberapa tahun terakhir Negara penghasil minyak dunia sedang di landa konflik yang sangat menghawatirkan. Sebagai informasi beberapa Negara penghasil (ekspor) minyak dunia yang tergabung dalam OPEC (Organization of the Petroleum Exporting Countries) seperti: (a). United Emirates Arab (UEA) dengan Produksi minyak: 3,23 juta barel perhari, Kontribusi ke dunia: 3,6%, Ekspor harian ke AS: 3.500 barel,  Cadangan terbukti: 97,8 miliar barel, (b). Iran dengan Produksi minyak: 4,13 juta barel perhari, Kontribusi ke dunia: 4,6%, Ekspor harian ke AS: 0, Cadangan terbukti: 137 miliar barel, (c). Saudi Arabia dengan Produksi minyak: 11,75 juta barel perhari, Kontribusi ke dunia: 13,24%, Ekspor harian ke AS: 1,42 juta barel, Cadangan terbukti: 262,6 miliar barel dan Berdasarkan data Energy Information Administration (EIA) 2012, salah satu divisi dari Departemen Energi AS, Seperti yang dikutip dari: Detik.finace.com, minggu (31/5/2014), EIA mencatat produksi minyak global mencapai 88,76 juta barrel. Timur Tengah memberi konttribusi tertinggi, sebesar 31%, Amerika Utara 20%, Eropa 11%, Africa, Asia dan Oceania 9%, serta Amerika Tengah dan Selatan 5%.
Yang perlu di garis bawahi adalah data-data produksi dan suplay minyak 2012 seiring perjalanan waktu terus mengalami penurunan angka produksi, Apalagi jika ditambah dengan rencana ditutupnya selat Hormuz oleh Iran akibat konfliknya dengan Amerika dan Uni Eropa. Sama halnya dengan Iran dan libya negara-negara penghasil minyak terbesar di dunia sering kali mengalami gejolak politik yang tak terduga.
Alhasil harga minyak dunia tidak terbendung (tidak terkendali), pemerintah yang negaranya masih memberlakukan subsidi BBM seperti indonesia berteriak karena neraca perekonomian mereka memerah, rakyat berhamburan kejalan-jalan hanya untuk sekedar menjerit dan berorasi, tapi apa yang mau di kata, kita bukan Negara kaya minyak tapi pemerintah terus mendorong investasi mobil murah dan meninggalkan angkuta umum.
Parahnya lagi ini terjadi Seiring dengan cepatnya laju perekonomian global dengan permintaan komoditas minyak terus meningkat dengan harga yang terus melambung, harga minyak semakin tinggi karena suplayanya secara perlahan terus berkurang padahal sector energy adalah primery engine dalam perekonomian industrialism dan kapitalism, sedangkan pemanfaatan inovasi dan energy terbarukan yang di harapkan bias di andalakan sebagai substitusi masih sangat terbatas.
D.    KESIMPULAN
Meskipun tingkat korelasinya sangatlah real tetapi sebenarnya tidak dapat terwakilkan oleh penghitungan-perhitungan index statis karena kita bicara mekinisme yang bersifat dinamis dan juga sulit terilustrasikan dengan index secara tepat oleh “Kurva isocos” dan “Isokuan” karena banyaknya factor dan variable yang harus di ikutsertakan, namun ini di lakukan untuk kepentingan teknis, analisis, ilmiah dan akademis.
Berdasarkan ulasan di atas dapat di simpulkan bahwa Tingkat suplay dan demand di pengaruhi oleh beberapa factor seperti: Memadai atau tidaknya Sarana transfortasi dan logistic, Tersedia atau tidaknya barang substitusi, perkembangan teknologi, Penigkatan tensi politik nasional dan internasional.
Jadi dapat di katakan bahwa dalam tataran ekonomi internasional berdasarkan sudut pandang ekonomis dengan kaitanya terhadap harga, “Peningkatan suplay yang tidak terkendali di tambah dengan demand yang stagnan-penurunan berdampak negative bagi produsen (eksportir) suatu komoditas tertentu dalam perdagangan internasional” dan “Penurunan suplay yang tidak terkendali dengan progress dan peningkatan permintaan berdampak negarive bagi konsumen (importer) dari suatu komoditas perdagangan internasional”. Yang dapat di gambarkan dengan kurvaberikut ini:




















E.     DAFTAR PUSTAKA
Ringkasan ini di kembangkan dari berbagai sumber bacaan seperti buku, artikel dan blog.
BUKU
Nopirin, Ph.D, Ekonomi Internasional. Yogyakarta; BPFE-Yogyakarta, 1997
Sobri, Ekonomi Internasional. Yogyakarta : Badan Penerbit Fakultas Ekonomi UGM.        
Simamora Henry, 2000. Manajemen Pemasaran Internasional. Jakarta: Salemba Empat.
ARTIKEL       
Frieden, Jeffrey A. 2006. “The Established Order Collapses”, dalam Global Capitalism: Its Fall and  Rise in The Twentieth Century. New York: W. W. Norton & Co. Inc, pp. 278-300.
Gilpin, Robert. 1987. “International Money Matters”, dalam The Political Economy of  International Relations. Princeton: Princeton University Press, pp. 118-170.
BLOG
http://finance.detik.com/?ctf fluktuasi harga minyak dunia diakses pada 31 Mei 2014

http://tribun.news.com/?ctf fluktuasi harga karet diakses pada 31 Mei 2014