Teori ekonomi miikro (ceteris paribus)
Neoklasik merupakan teori ekonomi yang lahir
pada akhir abad ke-19 yang dipelopori oleh beberapa ilmuwan ekonomi sekaligus
matematika dan fisika, yaitu Léon Walras, Carl Menger, dan William Stanley
Jevons. Esensi dari teori ekonomi neoklasik adalah teori ini berusaha
menjabarkan proses pembentukan harga barang, penentuan cost & revenue suatu
produksi (MC, MR, AC, AVC, dan AFC), penentuan distribusi pendapatan dengan
menggunakan mekanisme supply dan demand yang berinteraksi dalam ekuilibrium.
Teori neoklasik seringkali menggunakan pendekatan marginal dan maximize-profit
oriented.
Alfred Marshall, salah satu bapak ekonomi
neoklasik, sering menggunakan kata ceteris paribus dalam ceteris paribus dalam
menyelesaikan suatu mekanisme ekonomi. Sampai sekarang, buku teks konvensional
pun selalu mengasumsikan teori-teori yang tertulis dengan ceteris
paribus.
Ceteris paribus merupakan bahasa latin yang
berarti faktor-faktor lain dianggap tetap. Asumsi ini selalu digunakan oleh
Alfred Marshall dalam menentukan partial equilibrium.
Partial Equilibrium adalah kondisi keseimbangan yang hanya memperhatikan suatu jenis pasar, dengan mengabaikan pengaruh pasar-pasar lainnya. Kondisi keseimbangan di pasar tersebut ditentukan oleh interaksi demand dan supply.
Partial Equilibrium adalah kondisi keseimbangan yang hanya memperhatikan suatu jenis pasar, dengan mengabaikan pengaruh pasar-pasar lainnya. Kondisi keseimbangan di pasar tersebut ditentukan oleh interaksi demand dan supply.
Dalam interaksinya, demand dan supply
dianggap tidak terpengaruh oleh faktor endogen (berupa rasionalitas) dan faktor
eksogen (pengaruh harga, tren selera konsumen, dll) karena faktor-faktor
tersebut dianggap tetap. Padahal, dalam dunia nyata, banyak sekali variabel
yang memengaruhi interaksi kedua pihak tersebut. Asumsi ceteris paribus yang
selama ini digunakan cenderung terlalu memudahkan fenomena yang terjadi dalam
kondisi sebenarnya. Misalnya saja, buku teks sehari-hari selalu mengatakan
bahwa demand curve digambarkan dari kiri atas ke kanan bawah, secara parsial.
Demand curve merupakan turunan dari indifference curve dan budget line dari
individu.
Dalam
aplikasinya, kurva distribusi pendapatan merupakan aggregrate demand curve.
Namun, karena sifat kurva yang parsial dan ceteris paribus, sangat mustahil
apabila kita dapat mengagregasi seluruh permintaan karena tiap individu
mempunyai sifat dan pengetahuan yang berbeda-beda sehingga bentuk kurva demand
yang ada, bisa saja tidak berbentuk monoton dari kiri atas ke kanan bawah.
Sehingga, dalam kenyataannya, demand curve yang terbentuk adalah nonpartial
curve.
Hal ini juga dapat terjadi di sisi supply curve. Dalam kenyataannya, faktor endogen (berupa modal) dan eksogen (berupa kompetitor dan harga barang lain) tentu memengaruhi pembentukan supply curve yang terbentuk dari kiri bawah ke kanan atas. Namun, variabel-variabel krusial yang harusnya sangat berpengaruh dalam pembentukan supply curve, malah diabaikan secara gampangnya oleh hal ceteris paribus.
Seperti yang diajarkan oleh buku teks
konvensional, bahwa supply curve adalah turunan dari marginal cost curve—yang
merupakan buah pemikiran dari ekonomi neoklasik. Dalam proses agregasinya pun,
tidak bisa kita menganggap bahwa supply curve tersebut mempunyai slope yang
konstan. Lagi-lagi, saya akan mengatakan bahwa bisa saja pembentukan supply
curve yang terjadi adalah jenis nonpartial curve dalam dunia nyata.
Nonpartial curve pada dasarnya terbentuk
karena variabel-variabel yang tadinya ceteris paribus, diubah menjadi
berpengaruh terhadap pembentukan kurva pada kondisi ekuilibrium. Sehingga,
apabila kita gabungkan demand dan supply curve di atas, akan terdapat kondisi
ekuilibrium majemuk. Kondisi ini mencerminkan bahwa keseimbangan pasar antara
supply dan demand tidak hanya dapat terjadi pada satu titik, namun juga dapat
terjadi di beberapa titik dalam sekali berinteraksi. Karena, dalam pembentukan
ekuilbrium majemuk ini, semua faktor yang berpengaruh tidak dianggap tetap,
namun dinamis sesuai dengan kondisi sebenarnya di dunia nyata.
Apabila kita melihat lagi ke awal halaman,
terdapat pengertian ceteris paribus. Tidak selamanya ceteris paribus itu akan
‘bermanfaat’ bagi perkembangan ekonomi. Menurut penulis, ceteris paribus juga
dapat menimbulkan bencana, karena bisa saja dalam perumusan suatu kebijakan
ekonomi, para ekonom nantinya terlalu menggampangkan dalam pembuatan keputusan
karena berbagai variabel yang bergerak dinamis yang seharusnya dianggap krusial
terhadap keputusan kebijakan, malah dianggap tetap.
Selain itu, menurut saya, teori ekonomi
neoklasik yang sering digunakan dalam buku teks konvensional harus di-update
lagi karena teori-teori tersebut sudah berumur satu abad lebih. Menurut saya,
teori ekonomi neoklasik sudah tidak terlalu relevan dengan kondisi zaman
sekarang yang semakin dinamis dan mempunyai variabel penentu yang semakin
banyak.
Berbeda dengan bidang ilmu lainnya, mungkin
Adam Smith atau Alfred Marshall apabila mereka menggunakan mesin waktu ke abad
ke-21, mereka masih dianggap bapak ekonomi karena terlalu lambatnya update ilmu
ekonomi yang ada di dunia. Ilmuwan-ilmuwan fisika, kimia, ataupun biologi yang
berasal dari satu abad yang lalu bisa saja sudah tidak dianggap lagi sebagai
ilmuwan apabila mereka terbang menggunakan mesin waktu ke abad ke-21, karena
masing-masing ilmu yang selalu update dengan teori-teori terbaru.
Ekonomi, secara umum, merupakan disiplin ilmu
yang mempunyai banyak masalah yang harus dipecahkan, namun hanya memiliki
sedikit model dan rumus untuk memecahkan masalah itu. Sehingga, dapat terjadi
ke-bias-an dalam interpretasi masalah karena keterbatasan alat untuk
menyelesaikan masalah tersebut.
Dalam artikel ini, penulis juga ingin
menyampaikan bahwa dibutuhkan suatu terobosan baru dalam model ekonomi agar
semua variabel yang terkait dalam pembuatan keputusan itu bisa dianggap ada dan
bisa masuk ke dalam model, agar prediksi-prediksi kebijakan ekonomi nantinya
dapat dibuat seefektif mungkin dan semendekati mungkin terhadap aplikasinya di
dunia nyata.
FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI PERMINTAAN DAN PENAWARAN
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi permintaan terhadap
barang dan jasa, antara lain :
- Tingkat pendapatan seseorang/masyarakat
- Jumlah penduduk
- Selera penduduk
- Fluktuasi ekonomi
- Harga barang/komudity yang dituju
- Harga barang subsitusi
- Faktor lain (harapan, hubungan sosial, dan politik)
- Jumlah penduduk
- Selera penduduk
- Fluktuasi ekonomi
- Harga barang/komudity yang dituju
- Harga barang subsitusi
- Faktor lain (harapan, hubungan sosial, dan politik)
Besar kecilnya permintaan
di tentukan oleh tinggi rendahnya harga, tentu saja hal ini akan berlaku bila
faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan tidak ada perubahan (tetap) atau
disebut ada dalam keadaan ceteris paribus.
Dalam keadaan seperti itu, berlaku perbandingan terbalik antar harga terhadap permintaan dan perbandingan lurus antara harga dengan penawaran seperti apa yang dikatakan Alfred Marshall. Yang menyebutkan bahwa perbandingan terbalik antara harga terhadap permintaan disebut sebagai hukum permintaan.
Dalam keadaan seperti itu, berlaku perbandingan terbalik antar harga terhadap permintaan dan perbandingan lurus antara harga dengan penawaran seperti apa yang dikatakan Alfred Marshall. Yang menyebutkan bahwa perbandingan terbalik antara harga terhadap permintaan disebut sebagai hukum permintaan.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi penawaran
terhadap barang dan jasa, antara lain :
- Harga barang yang dituju
- Biaya produksi dan ongkos
- Tujuan produksi
- Teknologi yang digunakan
- Harga barang subsitusi
- Lain hal (factor sosial/politik)
- Biaya produksi dan ongkos
- Tujuan produksi
- Teknologi yang digunakan
- Harga barang subsitusi
- Lain hal (factor sosial/politik)
Apabila terdapat perubahan
harga barang yang dituju, sedangkan factor-faktor yang mempengaruhi penawaran
seperti : biaya produksi dan ongkos, tujuan produksi , teknologi yang
digunakan, harga barang subsitusi dan lain-lain hal tidak berubah. Maka
penawaran akan ditentukan oleh harga, jadi besar kecilnya jumlah barang/jasa
yang ditawarkan tergantung pada tinggi rendahnya harga. Menurut Alfred Marshall
perbandingan lurus antara harga terhadap penawaran disebut sebagai hukum
penawaran.
PERGESERAN PERMINTAAN DAN PENAWARAN
Di dalam ini, terdapat faktor-faktor yang dapat mempengaruhi permintaan dan penawaran, antara lain :
1. Perubahan tingkat pendapatan penduduk
Di dalam ini, terdapat faktor-faktor yang dapat mempengaruhi permintaan dan penawaran, antara lain :
1. Perubahan tingkat pendapatan penduduk
Perubahan pendapatan
penduduk (masyarakat) dapat mengubah pola dan jumlah permintaan yang sekaligus
mendorong perubahan pada penawaran oleh para produsen penjual. Bila pendapat
penduduk bertambah dan harga baranng masih tetap, ada kemungkinan permintaan
terhadap barang/jasa meningkat. Kemudian, pertambahan permintaan itu juga akan
mengakibatkan berubahnya penawaran, jika barang/jasa yang ditawarkan
persediannya menjadi kurang, maka harga barang/jasa akan naik. Pada saat harga
akan naik, permintaan kembali menurun dan begitu seterusnya.
2. Perubahan jumlah penduduk
Pertambahan penduduk
merupakan factor yang sangat dominan terhadap perubahan permintaan dan
penawaran. Bertambahnya penduduk akan menimbulkan bertambahnya kebutuhan
berbagai macam barang/jasa, sehingga permintaan akan bertamba. Naiknya
permintaan berpengaruh langsung terhadap penawaran barang/jasa. Banyaknya
permintaan itu akan menaikkan harga barang/jasa yang ditawarkan, sehingga pada
suatu saat permintaan akan menurun kembali, ketika permintaan turun
produsen/penjual yang masih memiliki banyak barang/jasa akan menaikkan
penjualan dengan menurunkan harga.
3. Selera penduduk
Selera masyarakat sering
kali berubah-ubah pada saat tertentu, mereka suka akan mode A dan pada waktu
lain menyukai mode B. Begitu juga terhadap makanan, pada musim panas menyukai
makanan X dan pada musim lainnya cenderung mengkonsumsi barang Y. Pergeseran
permintaan dari satu barang ke barang lain akan berpengaruh juga terhadap
pergeseran penawaran keadaan ini akan mengakibatkan naik dan turunnya
permintaan, serta naik turunnya harga barng/jasa yang ditawarkan.
4. Faktor lain (harapan, hubungan sosial, dan politik)
Harapan massa, pengaruh
hubungan sosial dan keadaan politik, pada saat stabil mengarah pada kemakmuran
sehingga masyarakat mampu meningkatkan pendapatan yang pada akhirnya mendorong
pada peningkatan permintaan barang/jasa.
5. Harga subsitusi
Adanya barang pengganti
(subsitusi) dari suatu barang/jasa dapat mengubah jumlah permintaan, kemudian
berpengaruh pada harga dan penawaran. Munculnya barang pengganti yang lebih
murah, kemungkinan besar akan mendorong sebagian besar konsumen untuk memilih
barang subsitusi tersebut.
Terjadinya pergeseran (kurva) permintaan dan penawaran,
disamping karena perubahan-perubahan dari berbagai factor diatas juga mungkin
terjadi karena adanya berbagai hal sbb :
- Perubahan teknologi produksi
Tingkat kemajuan teknologi perusahaan menentukan kemampuan cara-cara baru untuk memproduksi dan kemungkinan melakukan efesiensi biaya produksi. Dan teknologi baru produksi barang dapat di tingkatka, sehingga menyebabkan penawaran barang menjadi bertambah.
- Munculnya produsen/penjual baru
Setiap saat akan muncul perusahaan (produsen/penjual baru) akan bertambah.
- Perubahan harga sumber-sumber produksi
Fluktusi harga sumber-sumber produksi kemungkinan akan mangakibatkan naik dan turunnya biaya produksi. Hal ini akan mempengaruhi tingkat harga barang yang di tawarkan.
Berdasarkan kurva diatas. Dapat kita simpulkan bahwa pergaseran kurva permintaan dan penawaran di suatu pasar terjadi karena berbagai factor di luar harga.
- Perubahan teknologi produksi
Tingkat kemajuan teknologi perusahaan menentukan kemampuan cara-cara baru untuk memproduksi dan kemungkinan melakukan efesiensi biaya produksi. Dan teknologi baru produksi barang dapat di tingkatka, sehingga menyebabkan penawaran barang menjadi bertambah.
- Munculnya produsen/penjual baru
Setiap saat akan muncul perusahaan (produsen/penjual baru) akan bertambah.
- Perubahan harga sumber-sumber produksi
Fluktusi harga sumber-sumber produksi kemungkinan akan mangakibatkan naik dan turunnya biaya produksi. Hal ini akan mempengaruhi tingkat harga barang yang di tawarkan.
Berdasarkan kurva diatas. Dapat kita simpulkan bahwa pergaseran kurva permintaan dan penawaran di suatu pasar terjadi karena berbagai factor di luar harga.
Pergeseran Permintaan
Pergeseran permintaan
adalah perubahan jumlah barang/jasa yang dibeli lebih banyak/lebih sedikit yang
terjadi sebagai akibat pengaruh berbagai factor lain selain harga.
Kenaikan permintaan adalah maningkatnya jumlah barang/jasa yang dibeli sebagai akibat turunnya harga, sedangkan penurunan permintaan adalah penurunan pembelian akibat kenaikan harga.
Kenaikan permintaan adalah maningkatnya jumlah barang/jasa yang dibeli sebagai akibat turunnya harga, sedangkan penurunan permintaan adalah penurunan pembelian akibat kenaikan harga.
Pergeseran Penawaran
Pergeseran penawaran adalah
perubahan kuantitas barang/jasa yang ditawarkan / dijual, ber (+) / ber (-) ,
sebagai akibat pengaruh faktor-faktor lain selain harga.
Kenaikan penawaran adalah bertambahnya jumlah barang/jasa yang dijual sebagai akibat penurunan harga.
Kenaikan penawaran adalah bertambahnya jumlah barang/jasa yang dijual sebagai akibat penurunan harga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar