Minggu, 10 November 2013

kerangka materi Teori ekonomi miikro (ceteris paribus assumtion)

Teori ekonomi miikro (ceteris paribus)
Neoklasik merupakan teori ekonomi yang lahir pada akhir abad ke-19 yang dipelopori oleh beberapa ilmuwan ekonomi sekaligus matematika dan fisika, yaitu Léon Walras, Carl Menger, dan William Stanley Jevons. Esensi dari teori ekonomi neoklasik adalah teori ini berusaha menjabarkan proses pembentukan harga barang, penentuan cost & revenue suatu produksi (MC, MR, AC, AVC, dan AFC), penentuan distribusi pendapatan dengan menggunakan mekanisme supply dan demand yang berinteraksi dalam ekuilibrium. Teori neoklasik seringkali menggunakan pendekatan marginal dan maximize-profit oriented. 
Alfred Marshall, salah satu bapak ekonomi neoklasik, sering menggunakan kata ceteris paribus dalam ceteris paribus dalam menyelesaikan suatu mekanisme ekonomi. Sampai sekarang, buku teks konvensional pun selalu mengasumsikan teori-teori yang tertulis dengan ceteris paribus. 
Ceteris paribus merupakan bahasa latin yang berarti faktor-faktor lain dianggap tetap. Asumsi ini selalu digunakan oleh Alfred Marshall dalam menentukan partial equilibrium.
Partial Equilibrium adalah kondisi keseimbangan yang hanya memperhatikan suatu jenis pasar, dengan mengabaikan pengaruh pasar-pasar lainnya. Kondisi keseimbangan di pasar tersebut ditentukan oleh interaksi demand dan supply. 
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhyA9RxCHbYttMN_fIvqrrV0teGbN0dzEoBsKaZOEdQZ62BMLaDew5LNS81L0QmFCdkt5dsWlg0vF7kNdPShUe7Esobww6BFwc1BnNqbpHObDt3Kltrn5X4Y2zU1tgwQMnAR7LqfElN2Ag/s320/1.jpg

Dalam interaksinya, demand dan supply dianggap tidak terpengaruh oleh faktor endogen (berupa rasionalitas) dan faktor eksogen (pengaruh harga, tren selera konsumen, dll) karena faktor-faktor tersebut dianggap tetap. Padahal, dalam dunia nyata, banyak sekali variabel yang memengaruhi interaksi kedua pihak tersebut. Asumsi ceteris paribus yang selama ini digunakan cenderung terlalu memudahkan fenomena yang terjadi dalam kondisi sebenarnya. Misalnya saja, buku teks sehari-hari selalu mengatakan bahwa demand curve digambarkan dari kiri atas ke kanan bawah, secara parsial. Demand curve merupakan turunan dari indifference curve dan budget line dari individu. 

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgCVs2HS6ThH5CbobMNXCK43JeNMSyS7RlgRMnjUWQdz43VmUa0EsAYDjrxZeBAwbxxICs5MSnDGGP1Yi4-m70RMbX2MegX95ZNv72ICzpl4KCiBlqmnw72qebUQzkmipxSYNjwxfFJa4w/s320/2.jpg 
Dalam aplikasinya, kurva distribusi pendapatan merupakan aggregrate demand curve. Namun, karena sifat kurva yang parsial dan ceteris paribus, sangat mustahil apabila kita dapat mengagregasi seluruh permintaan karena tiap individu mempunyai sifat dan pengetahuan yang berbeda-beda sehingga bentuk kurva demand yang ada, bisa saja tidak berbentuk monoton dari kiri atas ke kanan bawah. Sehingga, dalam kenyataannya, demand curve yang terbentuk adalah nonpartial curve. 


Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgkqK5JGV1CidxWTyoprdY8PEXX1gTUhemCbvM2hVdkQaTq67qJZigJBqfvpayRF2A5i1NPZ9motJCz3ZZnAKZ2jBSH1SaoNL1rSBbtd83CPqSmXxd2BHbS-zkqcLtqiSon42NgrI4Kv64/s320/3.jpg 

Hal ini juga dapat terjadi di sisi supply curve. Dalam kenyataannya, faktor endogen (berupa modal) dan eksogen (berupa kompetitor dan harga barang lain) tentu memengaruhi pembentukan supply curve yang terbentuk dari kiri bawah ke kanan atas. Namun, variabel-variabel krusial yang harusnya sangat berpengaruh dalam pembentukan supply curve, malah diabaikan secara gampangnya oleh hal ceteris paribus. 

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjKaT6Yutvvoo_hnDPyX6sdnubizEJLC6f7tHzLUi8k_TImYPeXvP-fIYUHO0nuydc40CpLp9_XxhKQD0fg5maUCWkXqBvPSUFSaG8RJ7Psu1JdBOG3trLnA12QJpPQxS5quMkIhSFeTQ8/s320/4.jpg 

Seperti yang diajarkan oleh buku teks konvensional, bahwa supply curve adalah turunan dari marginal cost curve—yang merupakan buah pemikiran dari ekonomi neoklasik. Dalam proses agregasinya pun, tidak bisa kita menganggap bahwa supply curve tersebut mempunyai slope yang konstan. Lagi-lagi, saya akan mengatakan bahwa bisa saja pembentukan supply curve yang terjadi adalah jenis nonpartial curve dalam dunia nyata.

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEghhKpR8xOy3k_zydiJQxEOFaB157uVhEL_2fLLht2VaChhPKWbgv0TUbHjAgn2rqnDSouk3pcsQSUf7993SHxzTwRGPGADVBadQabkssk1FAFmT-ZEdL_V6J5kmdd8IhB6gmunDQw5cuE/s1600/5.jpg 
Nonpartial curve pada dasarnya terbentuk karena variabel-variabel yang tadinya ceteris paribus, diubah menjadi berpengaruh terhadap pembentukan kurva pada kondisi ekuilibrium. Sehingga, apabila kita gabungkan demand dan supply curve di atas, akan terdapat kondisi ekuilibrium majemuk. Kondisi ini mencerminkan bahwa keseimbangan pasar antara supply dan demand tidak hanya dapat terjadi pada satu titik, namun juga dapat terjadi di beberapa titik dalam sekali berinteraksi. Karena, dalam pembentukan ekuilbrium majemuk ini, semua faktor yang berpengaruh tidak dianggap tetap, namun dinamis sesuai dengan kondisi sebenarnya di dunia nyata. 
Apabila kita melihat lagi ke awal halaman, terdapat pengertian ceteris paribus. Tidak selamanya ceteris paribus itu akan ‘bermanfaat’ bagi perkembangan ekonomi. Menurut penulis, ceteris paribus juga dapat menimbulkan bencana, karena bisa saja dalam perumusan suatu kebijakan ekonomi, para ekonom nantinya terlalu menggampangkan dalam pembuatan keputusan karena berbagai variabel yang bergerak dinamis yang seharusnya dianggap krusial terhadap keputusan kebijakan, malah dianggap tetap. 
Selain itu, menurut saya, teori ekonomi neoklasik yang sering digunakan dalam buku teks konvensional harus di-update lagi karena teori-teori tersebut sudah berumur satu abad lebih. Menurut saya, teori ekonomi neoklasik sudah tidak terlalu relevan dengan kondisi zaman sekarang yang semakin dinamis dan mempunyai variabel penentu yang semakin banyak. 
Berbeda dengan bidang ilmu lainnya, mungkin Adam Smith atau Alfred Marshall apabila mereka menggunakan mesin waktu ke abad ke-21, mereka masih dianggap bapak ekonomi karena terlalu lambatnya update ilmu ekonomi yang ada di dunia. Ilmuwan-ilmuwan fisika, kimia, ataupun biologi yang berasal dari satu abad yang lalu bisa saja sudah tidak dianggap lagi sebagai ilmuwan apabila mereka terbang menggunakan mesin waktu ke abad ke-21, karena masing-masing ilmu yang selalu update dengan teori-teori terbaru. 
Ekonomi, secara umum, merupakan disiplin ilmu yang mempunyai banyak masalah yang harus dipecahkan, namun hanya memiliki sedikit model dan rumus untuk memecahkan masalah itu. Sehingga, dapat terjadi ke-bias-an dalam interpretasi masalah karena keterbatasan alat untuk menyelesaikan masalah tersebut. 
Dalam artikel ini, penulis juga ingin menyampaikan bahwa dibutuhkan suatu terobosan baru dalam model ekonomi agar semua variabel yang terkait dalam pembuatan keputusan itu bisa dianggap ada dan bisa masuk ke dalam model, agar prediksi-prediksi kebijakan ekonomi nantinya dapat dibuat seefektif mungkin dan semendekati mungkin terhadap aplikasinya di dunia nyata. 
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN DAN PENAWARAN
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi permintaan terhadap barang dan jasa, antara lain :
- Tingkat pendapatan seseorang/masyarakat
- Jumlah penduduk
- Selera penduduk
- Fluktuasi ekonomi
- Harga barang/komudity yang dituju
- Harga barang subsitusi
- Faktor lain (harapan, hubungan sosial, dan politik)
Besar kecilnya permintaan di tentukan oleh tinggi rendahnya harga, tentu saja hal ini akan berlaku bila faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan tidak ada perubahan (tetap) atau disebut ada dalam keadaan ceteris paribus.
Dalam keadaan seperti itu, berlaku perbandingan terbalik antar harga terhadap permintaan dan perbandingan lurus antara harga dengan penawaran seperti apa yang dikatakan Alfred Marshall. Yang menyebutkan bahwa perbandingan terbalik antara harga terhadap permintaan disebut sebagai hukum permintaan.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi penawaran terhadap barang dan jasa, antara lain :
- Harga barang yang dituju
- Biaya produksi dan ongkos
- Tujuan produksi
- Teknologi yang digunakan
- Harga barang subsitusi
- Lain hal (factor sosial/politik)
Apabila terdapat perubahan harga barang yang dituju, sedangkan factor-faktor yang mempengaruhi penawaran seperti : biaya produksi dan ongkos, tujuan produksi , teknologi yang digunakan, harga barang subsitusi dan lain-lain hal tidak berubah. Maka penawaran akan ditentukan oleh harga, jadi besar kecilnya jumlah barang/jasa yang ditawarkan tergantung pada tinggi rendahnya harga. Menurut Alfred Marshall perbandingan lurus antara harga terhadap penawaran disebut sebagai hukum penawaran.
PERGESERAN PERMINTAAN DAN PENAWARAN
Di dalam ini, terdapat faktor-faktor yang dapat mempengaruhi permintaan dan penawaran, antara lain :
1. Perubahan tingkat pendapatan penduduk
Perubahan pendapatan penduduk (masyarakat) dapat mengubah pola dan jumlah permintaan yang sekaligus mendorong perubahan pada penawaran oleh para produsen penjual. Bila pendapat penduduk bertambah dan harga baranng masih tetap, ada kemungkinan permintaan terhadap barang/jasa meningkat. Kemudian, pertambahan permintaan itu juga akan mengakibatkan berubahnya penawaran, jika barang/jasa yang ditawarkan persediannya menjadi kurang, maka harga barang/jasa akan naik. Pada saat harga akan naik, permintaan kembali menurun dan begitu seterusnya.
2. Perubahan jumlah penduduk
Pertambahan penduduk merupakan factor yang sangat dominan terhadap perubahan permintaan dan penawaran. Bertambahnya penduduk akan menimbulkan bertambahnya kebutuhan berbagai macam barang/jasa, sehingga permintaan akan bertamba. Naiknya permintaan berpengaruh langsung terhadap penawaran barang/jasa. Banyaknya permintaan itu akan menaikkan harga barang/jasa yang ditawarkan, sehingga pada suatu saat permintaan akan menurun kembali, ketika permintaan turun produsen/penjual yang masih memiliki banyak barang/jasa akan menaikkan penjualan dengan menurunkan harga.
3. Selera penduduk
Selera masyarakat sering kali berubah-ubah pada saat tertentu, mereka suka akan mode A dan pada waktu lain menyukai mode B. Begitu juga terhadap makanan, pada musim panas menyukai makanan X dan pada musim lainnya cenderung mengkonsumsi barang Y. Pergeseran permintaan dari satu barang ke barang lain akan berpengaruh juga terhadap pergeseran penawaran keadaan ini akan mengakibatkan naik dan turunnya permintaan, serta naik turunnya harga barng/jasa yang ditawarkan.
4. Faktor lain (harapan, hubungan sosial, dan politik)
Harapan massa, pengaruh hubungan sosial dan keadaan politik, pada saat stabil mengarah pada kemakmuran sehingga masyarakat mampu meningkatkan pendapatan yang pada akhirnya mendorong pada peningkatan permintaan barang/jasa.
5. Harga subsitusi
Adanya barang pengganti (subsitusi) dari suatu barang/jasa dapat mengubah jumlah permintaan, kemudian berpengaruh pada harga dan penawaran. Munculnya barang pengganti yang lebih murah, kemungkinan besar akan mendorong sebagian besar konsumen untuk memilih barang subsitusi tersebut.
Terjadinya pergeseran (kurva) permintaan dan penawaran, disamping karena perubahan-perubahan dari berbagai factor diatas juga mungkin terjadi karena adanya berbagai hal sbb :
- Perubahan teknologi produksi
Tingkat kemajuan teknologi perusahaan menentukan kemampuan cara-cara baru untuk memproduksi dan kemungkinan melakukan efesiensi biaya produksi. Dan teknologi baru produksi barang dapat di tingkatka, sehingga menyebabkan penawaran barang menjadi bertambah.
- Munculnya produsen/penjual baru
Setiap saat akan muncul perusahaan (produsen/penjual baru) akan bertambah.
- Perubahan harga sumber-sumber produksi
Fluktusi harga sumber-sumber produksi kemungkinan akan mangakibatkan naik dan turunnya biaya produksi. Hal ini akan mempengaruhi tingkat harga barang yang di tawarkan.
Berdasarkan kurva diatas. Dapat kita simpulkan bahwa pergaseran kurva permintaan dan penawaran di suatu pasar terjadi karena berbagai factor di luar harga.
Pergeseran Permintaan
Pergeseran permintaan adalah perubahan jumlah barang/jasa yang dibeli lebih banyak/lebih sedikit yang terjadi sebagai akibat pengaruh berbagai factor lain selain harga.
Kenaikan permintaan adalah maningkatnya jumlah barang/jasa yang dibeli sebagai akibat turunnya harga, sedangkan penurunan permintaan adalah penurunan pembelian akibat kenaikan harga.
Pergeseran Penawaran

Pergeseran penawaran adalah perubahan kuantitas barang/jasa yang ditawarkan / dijual, ber (+) / ber (-) , sebagai akibat pengaruh faktor-faktor lain selain harga.
Kenaikan penawaran adalah bertambahnya jumlah barang/jasa yang dijual sebagai akibat penurunan harga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar