BAB II
PERMINTAAN DAN PENAWARAN
A.
Permintaan ( D )
Hubungan terbalik
antara jumlah barang yang diminta dengan harga, artinya jika terjadi kenaikan
harga maka akan diikuti dengan penurunan jumlah barang yang diminta ( ceteris
paribus ).
Ceteris paribus adalah
beberapa faktor yang dianggap mempengaruhi, diabaikan atau tidak berubah.
Berikut faktor yang mempengaruhi
permintaan selain harga, yaitu :
1.
Selera
dan preferensi, mempunyai hubungan yang positif, artinya jika selera dan
preferensi meningkat maka pada tingkat harga yang sama akan terjadi kenaikan
kurva permintaan.
2.
Harga
dari barang lain yang berhubungan, artinya jika barang tersebut adalah barang
substitusi maka kenaikan kenaikan harga barang substitusinya menyebabkan
terjadinya kenaikan kurva permintaan. Tetapi jika barang tersebut komplementer
maka menyebabkan terjadinya penurunan kurva permintaan.
3.
Perubahan
harga pada masa yang akan datang, jika harga meningkat pada masa yang akan
datang ( ceteris paribus ) maka menyebabkan kurva permintaan bergeser kekanan
atas.
4.
Perubahan
pendapatan, maka menyebabkan bergesernya kurva permintaannya juga, artinya
setiap harga tertentu terjadi perubahan jumlah permintaan.
5.
Perubahan
jumlah konsumen, jika jumlah konsumen semakin banyak maka kurva permintaan akan
bergeser ke kanan atas.
Berikut
gambar kurva untuk faktor – faktor diatas :
Qd2
Qd1
Qd3
B. Kurva
permintaan pasar
Permintaan pasar
adalah gabungan dari permintaan beberapa individu, sebagai contoh permintaan
jeruk oleh 3 individu yaitu A,B,dan C denagn pendapatan sebesar Rp. 10.000.000.
Jika digambarkan dalam bentuk tabel maka dapat digambarkan sebagai berikut :
NO
|
P
|
Qa
|
Qb
|
Qc
|
å abc
|
A
|
1000
|
90
|
85
|
95
|
270
|
B
|
2000
|
80
|
75
|
85
|
240
|
C
|
3000
|
70
|
65
|
75
|
210
|
D
|
4000
|
60
|
55
|
65
|
180
|
E
|
5000
|
50
|
45
|
55
|
150
|
Jika
digambarkan dengan kurva maka :
0 50 100 150 200 250 300 Qd
C. Penawaran ( S )
Hubungan lurus antara
jumlah barang yang ditawarkan dan harga, artinya jika terjadi kenaikan harga
maka akan diikuti dengan kenaikan jumlah barang yang ditawarkan ( ceteris
paribus ).
Berikut faktor yang
mempengaruhi kurva penawaran selain harga, yaitu :
1.
Perubahan
teknologi, adanya perbaikan teknologi akan menyebabkan proses produksi menjadi
lebih efisien sehingga pada harga yang sama dapat diproduksi jumlah –yang lebih
besar. Kurva bergeser kekanan.
2.
Perubahan
dari harga sumber daya yang relevan, adanya penurunan harga sumber daya akan
menyebabkan ongkos produksi menurun sehingga kurva penawaran akan bergeser
kekanan
3.
Perubahan
dari harga barang alternatif yang mempergunakan sumber daya yang sama, jika
harga barang A naik maka penggunaan sumber daya untuk barang A naik, sehingga
sumber daya yang dipergunakan untuk memproduksi barang B menjadi berkurang, akibatnya kurva
penawaran bergeser ke kiri.
Berikut
kurva dari faktor yang mempengaruhi penawaran :
S2:
kurva penawaran meningkat
S3 S1 S2
Keseimbangan
Permintaan dan Penawaran
Diartikan terjadinya
kesesuaian antara jumlah yang ditawarkan dengan jumlah yang diminta pada
tingkat harga tertentu. Untuk mengetahui titik keseimbangannya dapat ditemukan
dengan mengunakan perbandingan persamaan antara Qd=Qs atau dengan gambar kurva
serta pedekatan tabel.
Contoh
pendekatan tabel :
P
|
Qd
|
Qs
|
1000
|
300
|
100
|
2000
|
200
|
200
|
3000
|
100
|
300
|
Analisis : pada harga Rp 2000, permintaan dan
penawaran akan suatu produk sama ( ekuilibrium ) yaitu dengan jumlah 200 unit.
Contoh
pendekatan kurva :
0 100 200 300 Q
Analisis
: titik keseimbangan terjadi pada E dengan harga Rp 2000 dan permintaan dan
penawaran sebesar 200 unit.
Contoh
pendekatan persamaan Qd=Qs :
Terlebih
dahulu kita harus mengetahui persamaannya, hal ini dapat diketahui dengan cara :
Menentukan
persamaan permintaan ( D ) :
P2
- P1 Q2-Q1
2000
– 1000 200 - 300
1000 -100
-100P
+ 100.000 = 1000Q – 300.000
-1000Q
= 100P – 400.000
Qd = -0,1P + 400
Menentukan
persamaan penawaran ( S ) :
P2
- P1 Q2-Q1
2000
– 1000 200 - 100
1000 100
100P
– 100.000 = 1000Q – 100.000
-1000Q
= -100P
Qs = 0,1P
Titik
keseimbangan :
Qd = Qs
-0,1P
+ 400 = 0,1P
-0,2P = -400
P = 2000 sedangkan Q = 0,1( 2000
) = 200
Analisis
: jumlah kesembangan permintaan dan penawaran terletak pada jumlah 200 unit
pada harga Rp. 2000.
E. Surplus Konsumen dan Surplus
Produsen
Surplus
konsumen
Didefinisikan sebagai
keuntungan yang diperoleh konsumen karena membayar harga yang lebih rendah dari
harga yang dapat mereka bayar.
Surplus produsen
Didefinisikan sebagai
keuntungan yang diperoleh produsen karena memperoleh harga yang lebih tinggi
dari harga produsen bersedia untuk menjual.
F. Ceiling Price
dan floor price
Ceiling price adalah
harga tertinggi yang berlaku atau yang ditetapkan oleh pemerintah tetapi masih
lebih rendahdari harga keseimbangan, tujuannya untuk menolong konsumen.
Berikut grafik ceiling price pada
saat gagal panen :
dd
dd1
Q
Analisis : saat gagal
panen maka keseimbangan terjadi pada harga yang tinggi ( karena permintaan
lebih besar dari penawaran ) sehingga pemerintah perlu menetapkan harga yang
berlaku masih tetap dibawah harga keseimbangan. Jika fungsi permintaandd dan
fungsi penawaran ss maka titik keseimbangan adalah h, jika ceiling price yang
ditetapkan oleh pemerintah setinggi cp akan kita temukan kelebihan permintaan
sebesar ab. Untuk mengatasi hal ini pemerintah dapat menambah supply beras
sehingga kurva penawaran akan bergeser menjadi ss1, atau penjatahan sistem
kupon yang berarti konsumen mendapatkan lebih sedikit dengan bergesernya kurva
permintaan menjadi dd1.
Floor price
didefinisikan sebagai harga terendah yang ditetapkan oleh pemerintah tetapi
masih lebih tinggi dari harga keseimbangan yang berlaku, dengan tujuan untuk
menolong produsen.
Berikut grafik ceiling price pada
saat musim panen :
d h g
a
s Q
Jika sekarang musim
panen dimana produksi berlimpah maka keseimbangan akan terjadi pada titik yang
sangat rendah yaitu : titik g. Harga ini jauh dari harapan sehingga pemerintah
perlu menetapkan harga setinggi fp. Pada tingkat harga demikian maka jumlah
yang diminta oleh konsumen menjadi lebih rendah yaitu sebesar oa. Disini
terjadi kelebihan penawaran sebesar as. Untuk mengatasi kelebihan ini maka
pemerintah dapat melakukan melauli dua cara yaitu :
1.
Kelebihan
penawaran dibeli pemerintah, atau
2.
Pemerintah
memsubsidi harga jual setinggi g-fp sehingga kelebihan penawaran dapat
dinikmati oleh konsumen.
Jika cara pertama
yang dilakukan maka jumlah yang dibayar konsumen sebesar oacf sedangkan
pembelian oleh pemerintah sebesar aszf. Jika cara kedua yang dipakai maka
jumlah yang dibayar konsumen sebesar osdg, sedangkan pengeluaran pemerintah (
berupa subsidi untuk konsumen ) sebesar gzcd. Antara cara satu dan dua jika
dibandingkan dapat disimpulkan sebagai berikut :
1.
Bagi
produsen penerimaannya akan sama
2.
Bagi
konsumen cara dua tentu lebih disukai
3.
Bagi
pemerintah besarnya jumlah dikeluarkan tergantung dari elastisitas permintaan.
Jika permintaan
bersifat elastis, maka lebih disukai oleh pemerintah ( lebih sedikit
dikeluarkan ) dengan menggunakan cara subsidi. Sebaliknya jika permintaan
bersifat inelastis maka cara yang dipakai adalah pembelian kelebihan (
baningkan daerah cdhf dengan ahgs, jika cdhf lebih besar maka berarti biaya
subsidi lebih besar.
Dibayar konsumen = odgs Dibayar konsumen = odgs
Diterima produsen = oszc Diterima produsen = oszc
G.
Prinsip Umun Tentang Analisis Permintaan dan Penawaran
Pada bagian ini kita akan
perhatikan beberapa aplikasi dan perluasan dari analisis permintaan idan
penawaran dasar. Aplikasi ini memfokuskan pada dampak intervensi pemerintah
pada keseimbangan pasar. Campur tangan yang umum adalah pajak.
Pajak dalam hal ini dilambangkan
dengan T
Berikut rumus untuk menentukan
besarnya pajak :
tk = Pt – Pe Tk
= tk (Q) tr = t – tk Tp = tp (Q) T = ( tk + tr ) (Q)
tk = besarnya pajak perunit yang dibayar
konsumen
tr = besarnya pajak perunit yang dibayar
produsen
Tk
= total pajak yang harus
dibayar konsumen
Tr = total pajak yang harus dibayar produsen
T = total pajak yang diterima pemerintah
Contoh
:
Diketahui
persamaan : Pd = 20 - Q dan Ps = 5 + 2Q serta keseimbangan sebelum pajak ( 15 ;
5 ) dan pajak sebesar Rp 2 / unit.
Tentukan
:
1.
Harga
dan jumlah keseimbangan setelah pajak
2.
Besarnya
pajak perunit & total yang harus dibayar konsumen & produsen
3.
Total
pajak yang diterima oleh pemerintah
4.
Kurva
sebelum pajak dan sesudah pajak
Jawab
:
1.
Pd
= 20 - Q + 2 Ps = 5 + 2Q
+ 2
Qd
= Qs
22 – Q
= 7 + 2Q
-3Q = -15
Q = 5
P
= 22 – Q
P
= 22 – 5
P
= 17
Jumlah
keseimbangan antara D dan S adalah pada jumlah 5 unit dengan harga Rp 17
2.
Besar
pajak perunit & total yang harus dibayar konsumen & produsen adalah
tK = Pt – Pe
tK = 17 – 15 = Rp 2 (
konsumen )
tP = t – tK
tP = 2 – 2 = Rp 0 (
produsen )
TK = tK (Q)
TK = 2 (5) = Rp 10 (
konsumen )
TP = tP (Q)
TP = 0 (5) = Rp 0 (
produsen )
3.
Total
pajak yang diterima oleh pemerintah
T = ( tK + tP ) (Q)
= ( 2 + 0 ) (5) = Rp 10 ( pemerintah )
4.
Kurva
: Pd=0 (0;20)&(20;0), Ps=0 (0;-2,5)&(5;0)
18 Et
16 E
14
12 Pst Ps Pd
Pdt
10
8
6
4
2
2
4
H. Analisis Cobweb
Dipergunakan untuk mengetahui
bagaimana keseimbangan pasar terjadi pada barang – barang produksi pertanian.
Sebagaimana diketahui barang pertanian mengalami keterlambatan waktu untuk
menyesuaikan diri dengan permintaan di pasar, hal ini terutama sekali
disebabkan oleh kuatnya pengaruh lingkungan iklim dan sebagainya. Jadi dalam
analisis cobweb kita melihat produksi di tahun muka sangat tergantung pada
harga yang terjadi pada saat ini, sehingga dapat kita tuliskan :
Qdst = f(Pt-1)
Qdst = jumlah yang ditawarkan pada tahun t
Pt-1 = harga pada tahun t-1
Tidak ada komentar:
Posting Komentar