Minggu, 10 November 2013

PENDAPATAN NASIONAL DALAM PERSFEKTIF EKONOMI MAKRO

Bab 1
Pendahuluan
Sejak tahun 1930-an,ilmu ekonomi telah di bagi kedalam dua bagian,yaitu mikro ekonomi dan makro ekonomi. Mikro ekonomi adalah cabang ilmu ekonomiyang menelaah perilaku dari unit-unit ekonomi individual seperti rumah tangga(households),perusahaan(firms), dan struktur industry. Perhatiannya lebih di fokuskan pada besar-besaran seperti : output atau harga dari produk tertentu,jumlah tenaga kerja yang di pekerjakan oleh perusahaan tertentu,penerimaan atau pendapatan dari perusahaan atau rumah tangga atau keluarga tertentu,dan sebagainya. Sebaliknya, makro ekonomi merupakan cabang ilmu ekonomi yang menelaah perilaku dari perekonomian atau tingkat kegiatan ekonomi secara keseluruhan (aggregate), termasuk didalamnya faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja perekonomian atau kegiatan ekonomi agregat tersebut.
            Singkatnya, makro ekonomi kini telah muncul dan berkembang sebagai salah satu cabang ilmu ekonomi yang berdiri sendiri. Ada beberapa kejadian atau peristiwa yang mendorong muncul dan berkembangnya ilmu atau analisis makro ekonomi, yaitu :
            Pertama, adalah adanya usaha dari para ahli statistic ekonomi untuk mengumpulkan dan mensistimasitasi berbagai data aggregate dalam rangka untuk menyediakan landasan ilmiah bagi kepentingan penelitian makro ekonomi.
            Kedua, adanya usaha untuk melakukan identifikasi yang lebih hati-hati menyangkut siklus bisnis atau konjungtur sebagai suatu fenomena yang terjadi berulang.
            Ketiga, adalah timbulnya depresi besar ekonomi pada tahun 1929-1933 yang ditandai dengan meningkaynya tingkat pengangguran dari hanya 3,2 persen pada tahun 1929 menjadi 24,9 persen pada tahun 1933.
            Keempat, adalah terbitnya buku karya john maynard Keynes yang berjudul the general theory of employment,dimana di dalam buku tersebut Keynes mengemukakan suatu teori yang menunjukan bahwa pengangguran bisa saja terjadi untuk jangka waktu yang lama atau bahkan dalam jangka waktu yang tidak terbatas.
Singkatnya Keynes di anggap sebagai ekonom baru yang telah menciptakan suatu revolusi didalam pemikiran atau teori ekonomi.
2. Produk Nasional Netto
            Produk nasional netto merupakan ukuran lain dari output netto (barang – barang dan jasa – jasa) yang dihasilkan oleh suatu perekonomian, dimana hanya memperhitungkan investasi netto. Artinya penyusutan tidak ikut diperhitungkan. Jadi. Penyusutan atau depresiasi disini merupakan faktor yang membedakan antara GNP dan NNP. Per definisi, penyusutan atau depresiasi adalah biaya – biaya yang dikeluarkan untuk menggantikan peralatan yang rusak selama penggunaan dalam tahun yang bersangkutann. Oleh karenanya, penyusutan atau depresiasi sering disebut juga sebagai investasi penggantian. Secara sistematis, produk nasional netto (NNP) dapat dirumuskan sebagai berikut:
NNP = GNP – D
3. pendapatan Nasional
            Pendapatann nasional (NI) sering pula digunakan sebagai suatu ekspresi umum yang sinonim dengan GNP atau NNP. Namun demikian di dalam perhitungan pendapatan nasional, istilah pendapatan nasional memiliki pengertian yang lebih khusus. Pendapatan nasional adalah pendapatan agregat yang diperoleh oleh faktor – faktor produksi. Dengan perkataan lain, pendapatan nasional mengukur pendapatan agregat yang diterima oleh faktor – faktor produksi sebelum pajak langsung dan pembayaran transfer.
            Jadi, pendapatan nasional adalah produk nasional netto dikurangi pajak tidak langsung (IBT)  dan kewajiban bukan pajak, pembayaran transfer oleh sektor bisnis, ditambah subsidi pemerintah dan dikurangii lagi dengan surplus yang diperoleh perusahaan atau badan usaha milik negara (BUMN). Secara matematis, pendapatan nasional dapat dirumuskan sebagai berikut:
 GNI = NNP – IBT
4. Pendapatan Perorangan
            Pendapatan perorangan (PI) merupakan pendapatan agregat yang secara aktual diterima oleh seseorang atau rumah tangga. Langkah pertama dalam menghitung pendapatan perorangan (PI) adalah mengeluarkan atau mengurangkan unsur – unsur yang termasuk di dalam NI, tetapi tidak diterima oleh rumah tangga. Pertama adalah keuntungan perusahaan yang menggambarkan pendapatan bagi perusahaan. Kedua adalah kontribusi – kontribusi untuk jaminan sosial yang dibayarkan dari pendapatan seseorang atau rumah tangga, sehingga dikeluarkan dari PI, dan ketiga adalah bunga netto yang tidak dibayarkan kepada individu atau rumah tangga, sehingga tidak perlu dimasukkan ke dalam PI. Langkah selanjutnya adalah menambahkan pendapatan yang diterima oleh seseorang atau rumah tangga, tetapi belum dimasukkan ke dalam definisi GNP, NNP, ATAU NI
PI = NI – ( CPT + UCP + SIT ) + ( Div + Tr )
Keterangan:
CPT = pajak keuntungan perusahaan
UCP = laba perusahaan yang tidak dibagikan
SIT = pajak jaminan sosial
Div = dividen
Tr  = pembayaran transfer
5. Pendapatan Disposable
            Pendapatan disposable adalah jumlah pendapatan yang secara aktual tersedia bagi seseorang atau rumah tangga untuk dibelanjakan atau digunakan, baik untuk konsumsi (C) atau tabungan (S). Pendapatan disposable ini merupakan konsep penting karena mengukur pendapatan bersih setelah dikenakan pajak.
DI = PI – Ptax
Keterangan:
Ptax = pajak perorangan
2.4. Pendekatan Dalam Perhitungan Pendapatan Nasional
2.4.1.  Pendekatan Pengeluaran
             Pendekatan pengeluaran adalah suatu pendekatan dimana produk nasional atau produk nasional atau produk domestik bruto diperoleh dengan cara menjumlahkan nilai pasar dari seluruh permintaan akhir atas output yang dihasilkan di dalam perekonomian, diukur pada harga pasar yang berlaku.
Y = C + I + G + ( X – M )
Keterangan :
Y = Pendapatan Nasional
C = konsumsi
I = Investasi
G = pengeluaran pemerintah
X = ekspor
M = impor
a.       Pengeluaran konsumsi rumah tangga
Pengeluaran konsumsi rumah tangga adalah total nilai pasar dari barang – barang dan jasa – jasa yang dibeli oleh rumah tangga dan institusi – institusi nir laba dan nilai dari barang – barang dan jasa yang diterima oleh mereka sebagai pendapat. Pengeluaran konsumsi rumah tangga terdiri atas tiga komponen utama yaitu : pengeluaran untuk barang – barang tahhan lama seperti mobil, mesin cuci dll.

b.      Pengeluaran investasi
Pengeluaran investasi atau pembentukan modal domestik bruto adalah total nilai pasar dari pembelian bangunan – bangunan yang baru dihasilkan dan peralatan – peralatan tahan lama milik produsen, ditambah nilai perubahan di dalam volume persediaan yang diimiliki atau dikuasai oleh perusahaan.

c.       Pengeluaran pemerintah untuk barang – barang dan jasa
Pengeluaran pemerintah untuk barang – barang dan jasa mencakup berbagai pengeluaran yang dilakukan oleh pemerintah, baik pusat maupun daerah dan jenisnya meliputi pengeluaran pemerintah baik untuk menambah perangkat keras militer untuk kepentingan negara, pengeluaran untuk membayar gaji pegawai, dll.

d.      Pengeluaran ekspor netto
Pengeluaran ekspor netto adalah nilai pasar ekspor barang – barang dan jasa – jasa dikurangi dengan nilai pasar impor barang – barang dan jasa – jasa.
2.4.2.  Pendekatan Pendapatan
            Unsur – unsur atau jenis – jenis pendapatan sebagai berikut:
·         Kompensasi untuk pekerja
·         Keuntungan perusahaan
·         Pendapatan usaha perorangan
·         Pendapatan sewa
·         Bunga netto
2.4.3.  Pendekatan Produksi
            Dengan pendekatan produksi nasional atau produk domestik bruto diperoleh dengan menjumlahkan nilai pasar dari seluruh barang dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai sektor di dalam perekonomian.
2.5.  Beberapa Identitas Penting Dalam Makroekonomi
1.  Model Dua Sektor
          Dalam model makroekonomi dua sektor, yang hanya terdiri atas sektor rumahtangga dan sektor bisnis, identitas yang dianggap penting adalah:
Y = C + I
Y = S + C
C + I =Y = C + S
I = Y – C = S
2.  Model Makro Empat Sektor
                   Dalam model makro 4 sektor dimana terdapat sektor pemerintah dan luar negeri.
Y = C + I + G + Xn
Yd = Y + Tr – T
2.6. Produk Nasional Bruto : Nominal versus Rill
     Produk nasional bruto nominal adalah produk nasional ytang dihitung menurut harga pasar yang berlaku dan belum disesuaikan dengan perubahan yang terjadi dalam tingkat harga atau tingkat inflasi, karenanya sering pula dinamakan sebagai produk nasional yang belum disesuaikan.
2.7. Keterbatasan GNP sebagai Ukuran Kesejahteraan Ekonomi
   Ada dua alasan yang diberikan yang diberikan untuk tidak memasuki aktivitas nonmarket ke dalam GNP, yaitu: sulit untuk menentukan nilai jasa atau pelayanan yang dilakukan orang untuk diri mereka sendiri karena kualitas pelayanan itu  sangat bervariasi, dan ahli ekonomi mendapat kesulitan untuk menentukan aktivitas nonmarket mana yang harus dimasukkan ke dalam GNP.
Bab 3
Perdebatan Antara Klasik dan Keynes

3.1  Pandangan kaum klasik
Gagasan utama yang penting dari kaum klasik adalah menyangkut pandangan mereka yang mengatakan bahwa tingkat output dan harga keseimbangan hanya bisa dicapai kalau perekonomian berada pada tingkatkesempatan kerja penuh dan keseimbangan dengan tingkat kerja penuh itu hanya bisa dicapai melalui bekerjanya mekanisme pasar yang bekerja secara bebas.
Keyakinan dari kaum Klasik bahwa di dalam perekonomian akan selalu terwujud keadaan keseimbangan dengan tingkat kesempatan kerja penuh itu dilatar belakangi oleh keyakinan mereka akan tiga hal berikut :
Pertama, bahwa suatu perekonomian pasar itu memiliki kekuatan – kekuatan atau diibaratkan sebagai suatu mekanisme yang memiliki kemampuan self – correcting atau self – adjusting atau self – regulating, yang dapat membawa perekonomian tersebut kepada kondisi yang diinginkan.
Kedua, bahwa hukum pasar dari Jean Baptist Say, yang mengatakan bahwa penawaran akan menciptakan permintaan sendiri, selalu berlaku bagi perekonomian secara keseluruhan.
Ketiga, bahwa tingkat harga dan upah di dalam perekonomian adalah cukup fleksibel, artinya harga – harga barang dan upah tenaga kerja sewaktu – waktu dapat dengan cepat disesuaikan.
3.2  Pandangan Keynes
keynes mengatakan bahwa tidak terdapat kecendrungan secara otomatis atau ilmiah bagi perekonomian untuk menuju kearah keseimbangan dengan kesempatan kerja penuh. Untuk menunjukan hal ini Keynes menunjukan beberapa kelemahan dari pandangan kaum klasik dengan mengatakan bahwa penurunan di dalam tingkat bunga tidak akan secara otomatis mendorong investasi bisnis secara memadai untuk mewujudkan kesempatan kerja penuh.
Pendapat lain dari Keynes adalah menyangkut peranan uang. Kalau di dalam makro ekonomi klasik, uang itu dianggap netral dalam arti tidak mempunyai pengaruh terhadap peubah – peubah sektor rill seperti output dan kesempatan kerja, maka dalam model makroekonominya Keynes, uang merupakan peubah yang cukup penting karena menentukan tingkat output dan kesempatan kerja.
Anggaran pemerintah juga merupakan instrumen yang penting di dalam model makronya Keynes, yaitu dalam rangka untuk mengatur permintaan agregat di dalam perekonomian. Jika perekonomian berada di bawah full employment, maka permintaan agrregat dapat ditingkatkan/ dinaikan dengan meningkatkan pengeluaran pemerintah ( G ) atau menurunkan pajak ( T ) atau tingkat pajak (t).
Singkatnya Keynes tidak percaya bahwa perekonomian akan selalu berada pada kondisi keseimbangan dengan kesempatan kerja penuh. Selain itu, keynes juga tidak percaya bahwa mekanisme pasar itu akan selalu dapat bekerja dengan baiik, sehingga menjamin perekonomian itu selalu dalam kondisi yang diharapkan.
BAB 4
PERKEMBANGAN PEMIKIRAN DALAM MAKROEKONOMI MODERN PASCA KEYNES
            Keynes mengembangkan suatu teori yang bersifat revolusioner yang mencoba menjelaskan sebab – sebab timbulnya depresi besar pada tahun 1929 dan menawarkan suatu resep kebijakan. Visi ekonomi dari keynes boleh dikatakan sangat bertolak belakang dengan pendapat kaum klasik, dimana dalam pandangan keynes kekuatan – kekuatan atau mekanisme koreksi yang bersifat otomatis adalah begitu lemah dan lamban, dan perekonomian dianggapnya sebagai sesuatu yang penuh dengan ketidakstabilan dan ketidakpastian sehingga atas dasar itu menurut Keynes intervensi pemerintah adalah sangat perlu dan merupakan suatu keharusan.
4.1  Aliran Keynesian
Adapun gagasan – gagasan yang utama atau penting dari aliran Keynesian adalah sebagai berikut:
·           Perekonomian pasar pada dasarnya adalah tidak stabil dan kegiatan ekonomi banyak diliputi ketidakpastian.
·           Kekuatan – kekuatan koreksi otomatis yang ada di dalam perekonomian bekerjanya sangat lemah dan lamban.
·           Kebijakan manajemen permintaan agregat yang diskresioner merupakan sesuatu yang penting atau perlu. Dalam hal ini pemerintah hendaknya sselalu siaga untuk campur tangan apabila perekonomian menunjukan tanda – tanda akan terjadinya resesi.
4.2  Aliran Moneteris
Bagi kaum moneteris, jumlah uang beredar merupakan faktor penentu yang utama dari tingkat kegiatan ekonomi dan harga – harga di dalam suatu perekonomian. Dalam jangka pendek, jumlah uang beredar mempengaruhi tingkat output dan kesempatan kerja, sedangkan dalam jangka panjang jumlah uang beredar mempengaruhi tingkat harga atau inflasi.
Adapun gagasan – gagasan pokok ( main ideas) aliran moneteris yang dianggap penting diantaranya adalah:
1.      Sektor atau perekonomian swasta ( private economy) pada dasarnya adalah stabil. Dalam hal ini mereka bertitik tolak dari teori kuantitas uang dari kaum klasik yang mengatakan bahwa peubah – peubah kecepatan perputaran uang (V) dan output (Y) dari persamaan identitas MV =  PY adalah konstan. Sehingga apabila terjadi perubahan di dalam peubah M yang menggambarkan jumlah uang beredar (money supply, atau yang dalam pembahasan lebih lanjut digunakan Ms sebagai singkatan dari Money supply), hanya akna menyebabkan perubahan dalam peubah tingkat harga (P).
2.      Kebijakan makroekonomi diskresioner atau aktif seperti kebijakan fiskal dan moneter hanya akan membuat keadaan perekonomian menjadi lebih buruk. Bahkan secara ekstrim mereka mengatakan bahwa “ kebijakan makroekonomi yang aktif itu lebih merupakan kegiatan dari masalah, dan bukan bagian dari solusi. Dengan perkataan lain, kaum moneteris merekomendasikan kepada para pembuat kebijakan untuk menggunakan aturan – aturan yang tetap, seperti aturan pertumbuhan moneter yang konstan, aturan anggaran berimbang, tanpa harus disertai campur tangan aktif dari pemerintah, dan sebagainya.
3.      Seperti halnya dengan kaum klasik, kaum moneteris berpendapat bahwa harga – harga dan upah dalam perekonomian adalah relatif fleksibel, yang akan menjamin keadaan keseimbangan di dalam perekonomian selalu bisa diwujudkan.
4.      Jumlah uang beredar merupakan faktor penentu yang sangat penting dari tingkat kegiatan ekonomi secara keseluruhan.
Berbagai pendapat atau gagasan kaum moneteris di atas memiliki dua implikasi kebijakan yang penting, yaitu:
·         Bahwa stabilitas di dalam pertumbuhan jumlah uang beredarlah yang merupakan kunci dari stabilitas makroekonomi aktif yang menimbulkan fluktuasi dalam pertumbuhan jumlah uang beredar yang menjadi penentu kestabilan makroekonomi.
·         Bahwa kebijakan fiskal itu sendiri memiliki pengaruh sistematis yang sangat kecil, baik terhadap pendapat nasional rill maupun pendapat nasional nominal, dan bahwa kebijakan fiskal bukanlah suatu sarana atau alat stabilisasi yang efektif.
Apabila dicermati secara mendalam, maka antara aliran Keynesians terutama dari neo – Keynesian dengan moneteris terdapat beberapa perbedaan yang cukup mendasar, diantaranya adalah :
Pertama, kedua aliran tersebut tidak sependapat menyangkut kekuatan atau faktor yang mempengaruhi permintaan agregat (AD). Kaum moneteris percaya bahwa permintaan agregat hanya atau terutama dipengaruhi oleh jumlah uang beredar terhadap permintaan agregat tersebutadalah stabil dan dapat diprediksikan. Selain itu, kaum moneteris juga percaya pada percaya bahwa pengaruh dari perubahan – perubahan yang bersifat otonom di dalam peubah kebijakan fiskal terhadap output dan harga – harga adalah tidak berarti, meskipun disertai dengan perubahan di dalam peubah moneter. Sebaliknya, para ekonom Keynesians percaya bahwa dunia ini jauh lebih kompleks daripada itu.
Kedua, adalah menyangkut perilaku penawaran agregat. Para ahli akonomi dari kelompok Keynesians lebih menekan pada kelemahan harga dan upah. Sebaliknya kelompok Moneteris berpikir bahwa para ekonom Keynesians terlalu membesar – besarkan kelemahan upah dan harga dalam perekonomian, dan percaya bahwa kurva penawaran agregat jangka pendek sangat curam, jauh lebih curam dibandingkan dengan yang diasumsikan oleh kaum Keynesians.
4.3  Aliran Makroekonomi Klasik Baru
Adapun hakekat atau esensi dari aliran makroekonomi klasik baru tersebut adalah asumsi bahwa pasar akan terus menerus berada dalam keseimbangan. Selain itu aliran ini juga mengasumsikan adanya ekspektasi yang rasional dari para pelaku , dalam arti dibentuk berdasarkan informasi ekonomi yang relevan.
Seperti halnya dengan aliran moneteris, para pendukung aliran makroekonomi klasik baru juga cendrung bersikap konservatif, yang mengharapkan peran yang relatif kecil dari kebijakan pemerintah yang aktif di dalam perekonomian.
Dalam garis besarnya, pandangan – pandangan dari aliran makroekonomi klasik baru dapat diringkas sebagai berikut:
1.      Perekonomian pasar pada dasarnya adalah stabil
2.      Fleksibilitas upah dan harga akan menciptakan sifat – sifat koreksi secara otomatis yang kuat
3.      Dalam membentuk ekspektasi, para pelaku ekonomi selalu menggunakan setiap informasi relevan yang tersedia pada mereka dengan efisien dan tidak akan membuat kesalahan yang bersifat sistematik atau berulang
4.      Uang adalah netral. Perubahan – perubahan yang bersifat antisipatif di dalam jumlah uang beredar hanya akan mempengaruhi tingkat harga dan tidak memiliki dampak terhadap sektor rill dari perekonomian.
5.      Kebijakan stabilisasi. Hal ini terjaadi karena setiap perubahan dalam kebijakan makroekonomi yang bersifat diskresioner dapat diantisipasi oleh para pelaku ekonomi.
4.4  Aliran Makroekonomi Sisi Penawaran
Para pepndukung aliran makroekonoomi sisi penawaran juga membenarkan adanya campur tangan pemerintah di dalam perekonomian. Hal ini menurut mereka penting karena dapat mendorong masyarakat untuk bekerja keras, menabung dan menginvestasikan uangnya, yang pada akhirnya dapat meningkatkan produktivitas dan penawaran agregat di dalam perekonomian.
Secara garis besar, ada sebelas proposisi yang sering dikategorikan sebagai proposisi dari aliran makroekonomi sisi penawaran, yaitu:
·         Penawaran merupakan unsur penting dari analisis ekonomi
·         Peningkatan penawaran output total penting bagi kesejahteraan individu dan ketahanan sosial
·         Penawaran output bergantung pada penawaran atau ketersediaan sumber daya alam atau inputs
·         Penawaran sumber daya dan output total dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah
·         Penawaran sumber daya juga dipengaruhi oleh sistem perpajakan
·         Penurunan di dalam pajak akan membuat pendapatan nasional menjadi lebih tinggi daripada kalau tidak terjadi penurunan pajak, dan oleh karena itu kehilangan penerimaan sebagai akibat dari penurunan pajak akan menjadi lebih kecil daripada jika pendapatan nasional tidak didorong untuk meningkat
·         Penurunan pajak akan menaikan pendapatan nasional dengan jumlah yang lebih besar daripada penurunan pajak
·         Penurunan pajak akan meningkatkan penerimaan pajak total
·         Penurunan pajak, yang tidak diikuti dengan penurunan pengeluaran pemerintah
·         Penuruna di dalam tarif pajak yang tidak diikuti dengan penurunan pengeluaran pemerintah akan meningkatkan output rill meskipun akan menurunkan penerimaan pajak secara keseluruhan
·         Penurunan pajak merupakan cara terbaik untuk menjinakan masalah inflasi adalah sisi penawaran
4.5  Aliran Makroekonomi Keynesian Baru
Salah satu unsur penting yang menjadi perhatian dari aliran Keynesian baru ini adalah menyangkut persoalan kekakuan harga dan upah. Dalam arti aliran ini berusaha untuk menjelaskan mengenai sebab – sebab terjadinya kekakuan harga dan upah di dalam perekonomian.
Berkaitan dengan persoalan kekakuan upah tersebut, ada beberapa model yang mencoba memberi penjelasan, diantaranya adalah sebagai berikut:
1.      Model Kontrak kerja
2.      Model “Insider – Outsider”
3.      Model Kontrak Implisit
4.      Model upah efisien
Sedangkan menyangkut kekakuan harga dapat dikemukakan beberapa penjelasan sebagai berikut:
1.      Persaingan monopolistik
2.      Model biaya menu
BAB 5
Analisis Penentuan Pendapatan Keseimbangan
5.1    Penentuan Pendapatan Dalam Model Makro Dua Sektor
Dalam analisis pendapatan nasional keseimbangan untuk model makro 2 sektor ini ada beberapa asumsi yang perlu diperhatikan, yaitu:
a.       Upah uang dan harga dianggap sebagai peubah eksogen.
b.      Tingkat suku bunga dianggap fixed karena sisi moneter dari perekonomian tidak dimasukan
c.       Sektor luar negeri tidak dimasukkan atau diabaikan
d.      Tidak terdapat sektor pemerintah
e.       Sektor bisnis dan rumah tangga diperhatikan dalam model ini
1)        Fungsi Konsumsi
2)        Fungsi Tabungan
3)        Fungsi Investasi
4)        Penentuan Pendapatan Keseimbangan
a.       Pendekatan penawaran agregat – permintaan agregat
Dengan menggunakan pendekatan ini kita dapat menentukan tingkat pendapatan keseimbangan. Penawaran agregat (AS) menggambarkan output barang – barang dan jasa –jasa dari suatu negara, sedangkan permintaan agregat menggambarkan permintaan masyarakat terhadap barang – barang dan jasa – jasa tersebut agar pendapatan berada pada tingkat keseimbangannya.
b.      Pendekatan Tabungan – Investasi
Berdasarkan pendekatan tabungan – investasi, agar pendapatan berada dalam tingkat keseimbangannya, maka syaratnya investasi harus sama dengan tabungan (I=S). Kondisi ini tentu saja hanya bisa diterapkan untuk satu perekonomian tertutup sederhana (model dua sektor).
5)        Analisis Pengganda
          Sedikitnya ada tiga kegunaan dari analisis pengganda yaitu sebagai berikut:
Pertama, ia menunjukan bahwa suatu perubahan di dalam pengeluaran otonom mempunyai pengaruh atau dampak yang lebih besar atas perekonomian.
Kedua, dengan membandingkan pengganda yang diturunkan dari berbagai model, suatu saat dapat dibandingkan berbagai implikasi dari model – model tersebut.
Ketiga, dengan mengestimasikan pengganda untuk berbagai peubah fiskal dan moneter, maka dimungkinkan untuk mengestimasikan keefektifan dari kebijakan fiskal dan moneter tersebut.
5.2    Penentuan Pendapatan dalam Model Makro Tiga Sektor
     Model makroekonomi tiga sektor ini didasarkan atas beberapa asumsi sebagai berikut:
1.      Upah uang dan harga adalah tetap kaku
2.      Tingkat bunga adalah tetap
3.      Sektor bisnis membelanjakan seluruh dari penghasilan mereka kepada rumah tangga
4.      Perekonomian adalah tertutup, yang berarti tidak terdapat sektor perdagangan luar negeri
     Asumsi yang merupakan tambahan atau modifikasi terhadap asumsi yang sudah dikemukakan sebelumnya adalah:
5.      Terdapat sektor pemerintah yang membeli barang – barang jadi dan jasa di dalam perekonomian
6.      Pendapatan disposable adalah sama dengan pendapatan nasional dikurangi pajak
7.      Penerimaan pajak untuk sementara diasumsikan sebagai peubah eksogen/otonom dan tidak terdapat pembayaran transfer oleh pemerintah
8.      Pemerintah bisa menjalankan suatu anggaran berimbang, surplus atau defisit
5.2.1   Pengeluaran Pemerintah, Pajak dan Tingkat Pendapatan Keseimbangan
       Pengeluaran pemerintah disini dianggap sebagai peubah eksogen, dalam arti nilainya ditentukan oleh faktor di luar model.
a.       Pendekatan penawran agregat (AS) = permintaan agregat (AD)
b.      Pendekatan tabungan + pajak = investasi + pengeluaran pemerintah
5.2.2  Pengganda Pengeluaran Pemerinatah Dan Pajak
                 Kenaikan di dalam pengeluaran pemerintah (G) akan meningkatkan pendapatan, sedangkan kenaikan di dalam pajak (T) akan mempunyai dampak yang sebaliknya terhadap pendapatan. Untuk mengestimasi perubahan di dalam salah satu dari peubah eksogen tersebut (G atau T), kita dapat menurunkan pengganda untuk kedua tersebut.
5.2.3 Pengganda Anggaran Berimbang
       Pengganda anggaran berimbang ini dapat digunakan untuk mengestimasikan dampak secara simultan perubahan di dalam perubahan pemerintah (G) dan perubahan di dalam pajak (T). Untuk mengetahui besarnya perubahan di dalam pendapatan yang terjadi sebagai akibat dari perubahan di dalam anggaran belanja, maka kita perlu menambahkan perubahan di dalam pendapatan yang terjadi akibat perubahan pengeluaran pemerintah, yang besarnya = kGxΔG, dan perubahan di dalam pendapatan yang disebabkan oleh perubahan di dalam pajak, yang besarnya = kTxΔT
5.2.4 Pajak Sebagai Fungsi Dari Pendapatan
       Dalam bagian ini, pajak tidak lagi diasumsikan sebagai suatu peubah eksogen, tetapi dianggap sebagai peubah endogen dimana besar kecilnya atau nilainya ditentukan oleh peubah – peubah yang ada di dalam model yang digunakan, dalam hal ini tergantung  pada paubah pendapatan. Dalam hal ini diasumsikan bahwa pajak berubah secara positif dengan tingkat pendapatan.
5.2.5 Kebijakan Fiskal
       Seperti telah dikemukakan sebelumnya, pengeluaran pemerintah dan pajak – pajak mempunyai dampak terhadap permintaan agregat dari barang – barang dan jasa – jasa di dalam perekonomian. Jadi keduanya bisa diubah – ubah besarnya untuk mencapai tujuan – tujuan ekonomi dari masyarakat. Penggunaan pengeluaran pemerintah dan pajak untuk mencapai tujuan makroekonomi tertentu tersebut disebut kebijakan fiskal.
       Sebagai contoh, katakanlah di dalam perekonomian terjadi pengangguran (unemployment) atau terdapat defllationary gap atau recessionary gap, maka untuk mengurangi pengangguran atau untuk menghilangkan deflationary gap tersebut, pemerintah mungkin bisa menaikan pengeluarannya (G) atau menurunkan penerimaan pajak (T).
5.3    Penentuan Pendapatan Dalam Model Makro Empat Sektor
          Di dalam membangun model makroekonomi empat sektor ini, diasumsikan bahwa:
1.      Perekonomian adalah terbuka dimana terdapat perdagangan luar negeri
2.      Penerimaan pajak adalah terdiri dari pajak lump – sum
3.      Penerimaan pajak tidak bergantung pada tingkat pendapatan nasional, dan tidak terdapat pembayaran transfer
BAB 6
Konsumsi dan Investasi
6.1 Konsumsi
          Selama ini pengeluaran konsumsi diasumsikan merupakan fungsi dari pendapatan disposable. Namun demikian, dalam perkembangannya lebih lanjut konsumsi juga dianggap merupakan fungsi dari peubah – peubah lainnya seperti halnya dengan pendapatan disposable. Dalam bagian ini akan dibahas berbagai teori tentang konsumsi yang mencoba menjelaskan faktor – faktor apa saja yang menentukakn atau mempengaruhi konsumsi tersebut.
6.1.1 Teori Pendapatan Absolut Tentang Konsumsi
                 John Maynard Keynes lewad bukunya yang berjudul the general theory of employment, interest, and money, yang terbit pertama kali pada tahun 1936 mengemukakan suatu teori konsumsi yang disebut teori pendapatan absolut tentang konsumsi atau yang lebih terkenal dengann hipotesis pendapatan absolut. Teori konsumsi dari Keynes tersebut didasarkan atas hukum psikologi yang mendasar tentang kkonsumsi, yang mengatakan apabila pendapatan mengalami kenaikan, maka konsumsi juga akan mengalami kenaikan, tetapi dengan jumlah yang lebih kecil. Hukum psikologi tentang konsumsi tersebut kemudian diterjemahkan ke dalam fungsi konsumsi sebagai berikut :
       Y = a + bYd (a>0, 0<b<1)
6.1.2 teori pendapatan relatif tentang konsumsi
                 Teori konsumsi yang dikemukakan oleh james S. Duesanberry dalam bukunya yang berjudul Income, Saving, and the Theory of Consumer Behavior (1949) yang dikenal sebagai teori pendapatan relatif tentang konsumsi atau lebih terkenal dengan hipotesis pendapatan relatif , lebih menekankan pada pendapatan relatif daripada pendapatan absolut sebagaimana dikemukakan Keynes sebelumnya. Selain itu, teori ini mengatakan bahwa pengeluaran konsumsi dari individu atau rumah tangga tidak bergantung pada pendapatan tertinggi yang pernah dicapai seseorang sebelumnya.
                 Menurut Duesenberry pengeluaran konsumsi seseorang atau rumah tangga bukanlah fungsi dari pendapatan absolut, tetapi fungsi dari posisi relatif sseorang di dalam pembagian pendapatan di dalam masyarakat. Artinya pengeluaran konsumsi individu tersebut bergantung pada pendapatannya relatif terhadap pendapatan individu lainya di dalam masyarakat. Dalam kaitan ini, Duesenberry menyebutkan ada dua karakteristik penting dari perilaku konsumsi rumah tangga yaitu adanya sifat saling ketergantungan diantara rumahtangga, dan tidak dapat diubah sepanjang waktu. Saling ketergantungan (interdependensi) disini menjelaskan mengapa rumah tangga yang berpendapatan rendah cendrung memiliki APC yang lebih tinggi daripada rumah tangga berpendapatan tinggi. Hal ini terjadi karena rumah tangga yang berpendapatan rendah telah terkena apa yang oleh Duesenberry di sebutnya sebagai efek demonstrasi,dimana masyarakat berpendapatan rendah cendrung menaikan pengeluaran.
6.1.3. Teori Siklus kehidupan tentang Konsumsi
       Teori konsumsi yang di kembangkan Albert  Ando, Franco Modigliani, dan Richard Brumberg, yang di kenal dengan teori siklus kehidupan tentang konsumsi atau yang lebih terkenal dengan hipotesis siklus kehidupan(life-cycle hypothesis atau di singkat dengan LCH)3 ini merupakan penyempurnaan dari teori pendapatan absolute(AIH) dan teori pendapatan relative(RIH) yang telah di kemukakan sebelumnya. Ada dua penyempurnaan yang di lakukan oleh LCH ini atas AIH dan RIH. Pertama, adalah bahwa LCH ini perhatian utamanya adalah pada perilaku maksimisasi utilitas individual. Dan yang kedua,kekayaan secara eksplisit dimasukan di dalam keputusan konsumsi.
6.1.4.  Teori pendapatan permanen tentang konsumsi
        Teori konsumsi yang di kembangkan oleh Milton Friedman di dalam bukunya yang berjudul  A Theory  of  the Consumption Function (1957) atau yang di kenal dengan teori pendapatan permanen tentang konsumsi atau yang terkenal dengan hipotesis pendapatan permanen (permanent income hypothesis atau disingkat PIH), mengemukakan bahwa pengeluaran konsumsi sekarang (current  consumption) bergantung pada pendapatan sekarang (current  income) dan pendapatan yang di perkirakan di masa yang akan dating (anticipated future income). Friedman mempostulatkan bahwa konsumsi adalah proposional terhadap pendapatan,dan dinyatakan sebagai berikut :
       Cp  = kYp                                  …………………………………………………………………6.4
Dimana Cp = konsumsi permanen,Yp adalah pendapatan permanen dan k adalah factor proporsionalitas (k > 0) yang menunjukan proporsi dari Yp yang di konsumsi. Pendapatan permanen adalah pendapatan rata-rata yang di harapkan diterima seseorang selama masa hidupnya,baik dari kekayaan manusia (human wealth) maupun kekayaan bukan manusia (nonhuman wealth atau physical wealth) yaitu baik expected labor income (pengembalian atau return terhadap human wealth atau human capital) dan expected earning dari pemilikan asset (nonhuman wealth).
6.1.5.  Teori konsumsi dari kaldor
       Sesuai namanya, teori ini di kembangkan oleh seorang ahli ekonomi dari Universitas Cambridge yaitu Nicholas Kaldor. Dengan perkecualian RIH,teori-teori konsumsi modern umumnya mengonsentrasikan pada analisis time series dan memperlakuakn distribusi pendapatan dan analisis cross-section sebagai sesuatu yang memang sudah begitu adanya atau sesuatu yang tidak perlu di persoalkan.
6.2.   Investasi
       Joseph Alois  Schumpeter membedakan investasi kedalam investasi terpengaruh (induced investment) yaitu investasi yang besar kecilnya sangat tergantung atau di pengaruhi oleh perubahan didalam pendapatan nasional,volume penjualan,keuntungan perusahaan,dan lain-lain.
6.2.1.  Teori Akselerator
       Teori akselerator ini memusatkan perhatiannya pada hubungan antara permintaan akan barang modal dan permintaan akan produk akhir,dimana permintaan akan barang modal dilihat sebagai permintaan turunan dari permintaan akan barang atau produk akhir.
6.2.2.  Teori dana internal
       Teori dana internal (internal funds theory of investment) ini mengatakan bahwa stok capital yang  di inginkan dan juga investasi, bergantung pada tingkat keuntungan. Beberapa penjelasan tentang hal ini telah di kemukakan oleh sejumlah ahli di antaranya adalah Jan Tinbergen yang mengatakan bahwa keuntungan yang terjadi (realized profits) secara akurat merefleksikan keuntungan yang di harapkan, maka investasi adalah berhubungan secara positif dengan realized profits.
6.2.4.  Teori Neoklasik
       Teori neoklasik tentang investasi (neoclassical theory of investment) ini merupakan teori tentang akumulasi capital optimal. Menurut teori ini, stok capital yang di inginkan ditentukan oleh output  dan harga dari jasa capital relative terhadap harga output. Harga jasa capital pada gilirannya bergantung pada harga barang-barang modal,tingkat bunga, dan perlakukan pajak atas pendapatan perusahaan. Jadi, menurut teori ini perubahan di dalam output atau harga dari jasa capital relative terhadap harga output akan mengubah atau mempengaruhi stok capital yang di inginkan dan juga investasi.
6.2.5.  Teori q dari tobin

       Teori ini di kemukakan oleh James T obin salah seorang ekonom pemenang hadiah nobel beberapa tahun yang silam. Teori investasi dari tobin tersebut mengemukakan bahwa stok capital yang di inginkan (desired capital stock) dan juga investasi berhubungan positif dengan q, yaitu rasio nilai pasar (market value) dari modal terpasang (installed capital) perusahaan dengan biaya pengganti (replacement cost) dari modal terpasang perusahaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar