BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Di
dunia ini segala sesuatu mengalami suatu perubahan, tidak terkecuali perekonomian dinamika ekonomi
inilah yang menyebakan pertumbuhan, perkembangan dan kemajuan bahkan adapula
yang stagnasi, resesi dan krisis yang berkepanjangan.
Dalam konteks Perkembangan ekonomi di Negara satu dengan Negara yang lain
memiliki tipe-tipe yang berbeda. Perbedaan tersebut terjadi karena berbagai
faktor, diantaranya faktor sumberdaya alam, kapital dan teknologi. Bagi Negara
maju faktor kapital dan teknologi memang lebih berperan dalam membentuk tipe
perkembangan ekonomi, namun faktor sumberdaya alam seperti sector pertanian
juga bias dimanfaatkan sebagai pendorang pembangunan ekonomi sehingga dalam
masalah ini Negara-negara maju lebih mudah dalam pencapaian tipe-tipe
perkembangan ekonomi.
Rentetan historis kejayaan dan perkembangan ekonomi yang telah
dicapai Negara-negara didunia tidak serta merta dapat ditiru oleh Negara-negara sedang
berkembang. Walaupun ada beberapa aspek yang bersamaan, tetapi pada dasarnya
berbeda, baik keadaan maupun tujuanya. Oleh karena itu, timbul suatu
permasalahan bagaimana Negara-negara berkembang mampu menyaingi perkembangan
ekonomi di Negara-negara
maju, inilah yang membuat kajian historis sekiranya perlu untuk di lakukan agar
dapat memfilterisasi kebijakan-kebijakan dalam pengembangan ekonomi yang
berwawasan sosial kedepanya.
B. Rumusan
Masalah Dan Sub Masalah
1. Bagaimana tipe-tipe perkembangan ekonomi?
2. Masalah apa saja yang dihadapi dalam pembangunan ekonomi?
3. Adakah peran pemerintah dalam pembangunan ekonomi?
4. Opsi apa saja yang diambil pemerintah dalam pembangunan
ekonomi?
5. Seperti apa pembangunan ekonomi yang baik?
C. Tujuan
1.
Tujuan khusus penyusunan makalah dengan tata tulis ilmiah ini
merupakan sebagai pelaksanaan tugas mata kuliah “Ekonomi
pembangunan”.
2. Tujuan
umum dalam hal ini Penulis juga berharap agar makalah ini dapat dijadikan landasan
tioritis dan bahan pertimbangan dalam penelitian selanjutnya serta
peningkatan wawasan teman-teman mahasiswa dan masyrakat pada umumnya.
D. Manfaat
1. Manfaat teoritis
a. Dari segi ilmiah penulis tentunya berharap makalah ini
dapat menambah khazanah ilmu pengetahuan sosial dalam hal ini ekonomi serta
Dapat digunakan sebagai landasan dalam penelitian ilmiah yang sejenis.
b. Secara umum penulis juga berharap makalah ini dapat meningkatkan
pengetahuan kita tentang “perkembangan ekonomi” yang
diimplementasika dalam mempengeruhi efektifitas kebijakan-kebijakan ekonomi
kedepanya.
2. Manfaat praktis
a. Manfaat bagi peneliti sekiranya agar dapat menjadi bekal
berupa pengalaman dan pengetahuan serta wawasan dalam penyelesaian tugas-tugas
kuliah kedepanya.
b. Manfaat bagi teman-teman mahasiswa, penulis berharap agar
sekiranya dapat di jadikan bacaan yang menambah wawasan.
E. Ruang Lingkup dan pokus Penelitian
1. Variabel penelitian
Suharsimi Arikunto
(2010:161) berpendapat bahwa; “variabel
adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian dari suatu
penelitian”. (huruf miring dari penulis), sedangkan menurut Sugiyono
(2011:38) menyatakan bahwa; “variabel
penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang di
tetapkan oleh peneliti untuk di pelajari sehigga memperoleh informasi tentang
hal itu kemudia di tarik kesimpulanya”. (huruf miring dari penulis)
Berdasarkan dua
pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan mengenai variable penelitian
merupakan satu atau lebih objek dalam permasalahan yang menarik untuk
dipelajari dan didalami untuk diuji dan ditarik kesimpulanya dengan prosedur
ilmiah yang ada untuk mempersiapkan alternatif pemecahan masalanya.
Ruang ligkup penelitian
ini mengacu pada dua variabel meliputi;
a.
Variabel independen
Sugiyono (2011:39)
menyatakan bahwa “variabel indevenden sering
disebut sebagai variabel stimulus, prediktor, antecedent. Dalam bahasa
indonesia sering di sebut sebagai variabel bebas yang merupakan variabel yang
mempengaruhi atau menjadi sebab perubahanya atau variabel devendent” (huruf
miring dari penulis).
Adapun yang menjadi
variabel independent (X) dalam penelitian ini adalah; “Tipe-tipe Perkembangan”
sebagai (X1).
b.
Variabel devenden
(variabel terikat)
Sugiyono (2011:39)
menyatakan bahwa “variabel dependen
sering di sebut sebagai variabel output, kriteria, konsekuen. Dalam bahasa
indonesia sering disebut variabel terikat atau variabel yang di pengaruhi oleh
variabel bebas” (huruf miring dari penulis)
Adapun yang menjadi
variabel dependent (Y) dalam penelitian ini adalah; “Ekonomi” (Y1).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Tipe Perkembangan
Perkembangan (Development) merupakan suatu proses, perkembangan ini adalah proses yang bersifat kualitatif dan
berhubungan dengan kematangan yang ditinjau dari perubahan yang bersifat
progresif serta sistematis di dalam (Akhmad Sudrajat : 2008)
Jadi dapat di simpulkan bahwa
tipe perkembangan adalah corak yang muncul menjadi karakteristik sebagai akibat
dari perkembangan dalam suatu dinamika.
B. Ekonomi
M. Manulang: Pengertian ekonomi menurutnya adalah suatu ilmu
yang memelajari masyarakat dalam usahanya untuk mencapai kemakmuran, yaitu
keadaan dimana manusia dapat memenuhi kebutuhannya dari segi pemenuhan barang
maupun jasa.
Paul A. Samuelson: Ekonomi merupakan cara-cara yang dilakukan oleh
manusia dan kelompoknya untuk memanfaatkan sumber-sumber yang terbatas untuk
memperoleh berbagai komoditi dan mendistribusikannya untuk dikonsumsi oleh
masyarakat.
Jadi berdasarkan pengertian di atas dapat di tarik kesimpulan bahwa ekonomi adalah ilmu sekaligus pengetahuan tentang
tata cara memenuhi kebutuhan dalam memanfaatkan sumberdaya alam yang terbatas
secara berkelanjutan dan berwawasan linkungan.
C. Kesimpulan
Tipe perkembangan ekonomi adalah upaya untuk melakukan pendekatan ilmiah mengunakan
kajian-kajian historis dengan segala klasifikasi dan karakteristik perkembangan
ekonomi dalam melakukan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan kedepanya.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode
Dan Teknik Pengumpulan Data
Adapun metode yang dipakai oleh penulis
dalam rangka pengkajian ilmiah ini
merupakan metode historis penulis
juga tidak menyangkal bahwa terdapat kutipan-kutipan para ahli yang merupakan
bagian dari metode bibliografi dengan maksud agar lebih releven, jadi dapat disimpulkan metode yang
di pakai penulis merupakan metode historis
sebagai
metode pokok yang didukung oleh metode bibliografi sebagai
metode penunjang.
Jadi Bisa
dikataakan penelitian ini termaksud kedalam penelitian dengan bentuk metode kualitatif
deskriptif dengan kajian historis sebagai pendekatan pokok dan bibliografi sebagai
pendekatan penunjang.
BAB IV
PEMBAHASAN
Tipe perkembangan ekonomi yang telah dicapai Negara-negara
di dunia tidak dapat begitu saja ditiru oleh Negara-negara sedang berkembang.
Walaupun ada beberapa aspek yang bersamaan, tetapi pada dasarnya berbeda, baik
keadaan maupun tujuanya. Gambaran dari tipe-tipe perkembangan ekonomi antara
lain:
A. Perkembangan
Ekonomi Di Negara Barat “Pembangunan Secara Sepontan”
(Spontaneous Development)
Keadaan yang statis pada abad
pertengahan disebabkan oleh faktor-faktor non ekonomis. Faktor-faktor tersebut
diantaranya:
1.
Akumulasi
capital yang didasarkan atas pinjaman yang berbunga terlarang karena alasan
agama dan pinjaman hanya untuk konsumsi bukan produksi.
2.
Struktur
masyarakat didasarkan atas agama dan paham feodal bukan atas nilai matriil dan
ekonomis.
3.
Produksi
dibatasi dan diatur yang berhubungan dengan kualitas dan harga yang disebabkan
karena konsumen masih bersifat lokal dan tidak cukup tersedia transportasi.
Perkembangan perdagangan baru mulai
meluas setelah adanya perang salib dan itupun hanya di daerah Mediteranian saja
di daerah lainya belum memperbaiki keadaan ekonominya karena adanya angggapan
bahwa:
1.
Kegiatan
ekonomi belum merupakan usaha yang penting karena yang dianggap penting adalah
usaha kesenian dan artistic.
2.
Kekayaan
bukanlah hal yang penting tetapi kemiskinan dan penderitaan malah diangggap
dapat menaikkan derajat.
3.
Belum
atau tidak adanya pengertian akan adanya kemungkinan kemajuan.
Namun,anggapan-anggapan tersebut
dapat dirubah oleh Renaisssance, dimana orang mengubah asio ( pikir ) yang
mendoronng perkembangan ilmu pengetahuan untuk kemajuan teknologi. Akhirnya
reformasi ini sedikit demi sedikit dapat mendobrak hal-hal yang dapat
menghalangi adanya perkembangan ekonomi.
Faktor-faktor yang mendorong perkembangan ekonomi antara
lain:
1.
Adanya
penemuan-penemuan didaerah baru,
2.
Kenaikan
produktivitas dibidang pertanian.
Pada mulanya ± abad yang lalu, perubahan
ekonomi sangat lambat hal ini disebabkan karena sulitnya mengubah cara pikir
terutama orang pedalaman. Tapi tak lama kemudian perubahan-perubahan mulai
tampak terlihat dengan semakin banyaknya pengusaha dan terdapatnya perubahan
politik pemerintah
Periode perkembangan yang pesat
mulai terjadi di Eropa Barat dengan adanya revolusi Inggris pada akhir abad
XVIII. Penemuan-penemuan baru dibidang teknologi dalam industri dan pertanian.
Perkembangan yang pesat dalam investasi permulaan industrialisasi adalah adanya
akumulasi capital class entrepreneur yang memperoleh keuntungan dari
perdagangan luar negeri.
Salah satu faktor perkembangan
terpenting untuk perkembangan ekonomi yang sangat pesat ialah adanya kemajuan
dibidang transportasi. Jadi transportasi mendorong produksi industri dan
pertanian untuk pasar nasional dan internasional. Perkembangan tersebut diperlancar
dengan adanya kebebasan berusaha. Perkembangan ini berjalan dengan cepat samapi
perang Dunia I. Konsentrasi pendapatan ada pada klass entrepreneur. Pendapatan
pada umumnya tidak dikonsumsi tetapi diinvestasikan kembali. Keadaan ini
mengakibatkan akumulasi perkembangan yang pesat dalam produksi, produktivitas,
perdagangan luar negeri, dan pendapatan nasional.
Jadi perkembangan ekonomi di Negara
barat pada permulaan memang lambat yang prosesnya memang tidak dapat diduga
tanpa petunjuk dan hanya kadang-kadang dibantu oleh pemerintah.
Modernisasi pertama dapat menaikkan hasil produksinya sehingga dapat mensupply
bahan makanan dan tenaga kerja disektor industri. Akhirnya, kemajuan sebagian
hasil teknologi dapat dilihat dari kenaikakan produksi untuk pasar dalam
kenaikkan produksi dalam pasar dalam negeri dan luar negeri.
Sumber dari perkembangan ini berasal
dari class entrepreneur yang menanamkan kembali keuntunganya,
menyebabkan tabungan dalam negeri yang makin meningkat investasi serta
diimbangi dengan perluasan pasar yang cepat terutama menguntungkan bagi
industri yang memproduksi secara massal.
B.
Perkembangan Ekonomi Jepang “Pembangunan
Yang Di Dorong” (Induced Development)
Perkembangan ekonomi dinegara-negara
Barat dipimpin dan dibiayai oleh sektor swasta. Jepang mengalami perkembangan
ekonomi yang diatur dan dipimpin oleh pemerintah dengan menggunakan kelas
feodal sebagai alat dan dengan bantuan pemerintah menjadikan kelas tersebut
sebagai kelas wiraswasta. Perkembangan ekonomi ditujukan untuk memodernisasi
dan memperkuat kedudukan militer, politik, dan organisasi ekonomi untuk
menanggulangi pengrongrongan dari Barat. Jadi kekuatan merupakan tujuann pokok
pembangunan ekonomi. Struktur social dan system yang lama serta ketaatan kelas
rendah terhadap pemerintahnya.
Jepang tidak mempunyai revolusi
harapan yang menaik (revolution of rising expectation). Untuk masa yang
lama penduduk tetap mempunyai tingkat konsumsi yang rendah. Penduduk pada
umumnya taat dan disiplin, sehingga memudahkan perencanaan pemerintah Jepang
pada waktu itu belum mengalami kelebihan penduduk. Politik pembangunan ekonomi
betul-betul direncanakan dan dilaksanakan sehingga berhasil merealisiasi tujuan
seperti memodernisasi dan mengadakan ekspansi ekonomi.
Pemerintah memelopori dalam mengadakan
investasi baik dalam sektor industri dan perbankan. Pajak-pajak sangat
mendorong untuk mengerjakan tanah secara efisien, dan ternyata produksi
pertanian menanjak dari tahun 1773-1900. Free entreprice (usaha bebas) dianggap
sebagai metode yang paling efisien dalam memodernisasi perekonomian. Pemerintah
mengambil inisiatif (prakarsa) dalam perkembangan industri. Investasi
besar-besaran baik dibidang transpor maupun dibidang industry dasar (besi-baja)
oleh pemerintah adalah menyiapkan jalan untuk investasi swasta. Pemerintah
memelopori pula dibidang perbankan dan pertanian. Bank-bank tidak ragu-ragu
member pinjaman jangka panjang.
Usaha-usaha swasta dengan cepat
dapat mengikuti jejak pemerintah. Pendidikan diperluas dengan bantuan
pemerintah. Jepang merupakan contoh negara yang diperintah oleh kaum feudal
yang telah menyesuaikan diri dibawah pimpinan pemerintah ke perekonomian
kapitalis. Berhasilnya perkembangan ini juga karena faktor psikologi dimana
penduduk tetap disiplin dan taat kepada pemerintah. Pemerintah mengambil
peranan yang sangat penting dan sektor swasta mengikutinya dan kemudian
dapat mengambil alih usaha pemerintah. Biaya-biaya pembangunan dirasakan berat
terutama oleh golongan yang berpendapat rendah seperti petani dan buruh.
C.
Perkembangan Ekonomi Rusia “Perkembangan
Yang Dipaksakan” (Forced Development)
Eropa dan Jepang meskipun ada
bedanya dalam proses perkembangan tapi pada dasarnya mempunyai kesamaan yaitu
keduanya berdasar pada perusahaan swasta dan milik swata. Sedangkan
perkembangan perekonomian Rusia didasarkan pada pemilikan dan pengawasan
pemerintah seluruhnya. Pada revolusi 1917 Partai Komunis Rusia belum mempunyai
blue print (rencana) untuk perkebangan. Politik perekonomian dalam 10 tahun
pertama tampak adanya kurang persiapan. Dengan sistem ini keadan perekonomian
menjadi mundur, produksi di sektor industri dan pertanian turun, sehingga
terjadi bahaya kelaparan pada tahun 1911- 1922. Tahun 1921 diadakan
Kebijaksanaan Ekonomi Baru (New Economic Policy). Ini merupakan suatu
perubahan, dengan diperkenalkan sistem perekonomian campuran. Sedangakn
negara tetap mengawasi dan menguwasai sektor-sektor strategis Vital, yaitu
semua mekanisme berskala besar, industri pertambangan, perbankan, dan monopoli
perdagangan luar negeri. Di bawah sistem ini perekonomian menjadi baik kembali
seperti pada tingkat produksi semula.
Perubahan politik yang dimenangkan
oleh stalin terhadap Trosky, maka ekonomi juga mengalami perubahan. Rencana
lima tahun bertujuan untuk mengubah struktur perekonomian yang bersifat
pertanian menjadi industri. Tujuan lain dicapai dengan kolektivikasi aset
dengan tujuan terutama hendak menghilangkan halangan-halangan yang disebabkan
oleh adanya kepala batu petani perorangan yang telah menjadi kaya di bawah
kebijakan ekonomi baru. Industri terjadi pada periode antara tahun 1927 – 1940
di mana investasi ke sektor industri sebesar 28 – 30% dari pendapatan nasional.
Dan 80% dari investasi tersebut di arahkan ke industri barang-barang kapital.
Akibat produksi barang-kapital lebih besar di banding barang-barang konsumsi
Rencana Pembangunan 5 tahun dimulai tahun 1927/1928. Perkembangan ekonomi di
negara-negara Barat lambat dan membutuhkan sumber-sumber kapital besar serta
pengetahuan teknis yang masak. Kedua faktor tersebut (kapital dan teknologi)
relatif lebih sedikit di negara-negara sedang berkembang. Perkembangan di Jepang
lebih cepat karena semata-mata kebangsaannya, dan semangat tersebut terdapat pula di
negara sedang berkembang. Sedangkan di Rusia perkembangan yang pesat di sektor
industri terutama industri berat dicapai dengan penekanan tingkat konsumsi.
D. Perkembangan
Ekonomi Di Neegara Sedang Berkembang
Masalah
yang dihadapi oleh negara yang sedang berkembang sebenarnya telah dipersoalkan sejak selesainya
perang dunia II. Untuk menyelesaikan masalah tersebut maka diharuskan untuk
mengetahui sebab-sebab terjadinya masalah tersebut kemudian diselidiki
perspektif sejarah bagaimana masalah itu dipersoalkan.
1.
Asal mula ekonomi dualistis ( dual economy )
Unsur
pemikiran pokok yang secara implisit terkandung dalam teori-teori perubahan
struktural dan secara eksplisit telah dinyatakan dalam teori ketergantungan
internasional adalah gagasan adanya sebuah dunia bermasyarakat ganda (a world of dual society). Dualisme (dualism) merupakan konsep yang
menunjukkan adanya jurang pemisah yang kian lama terus melebar antara
negara-negara kaya dan miskin. Pada dasarnya ada empat elemen kunci sebagai
berikut:
(a). Di setiap tempat dan konteks,
selalu saja ada sejumlah elemen “superior” dan sekaligus
elemen “inferior”. Elemen-elemen tersebut hadir secara bersamaan (berkonsistensi) dalam waktu dan tempat yang
sama. Inilah hakekat dari konsep dualisme.
(b). Konsistensi tersebut bukanlah suatu hal
yang bersifat sementara atau transisional, melainkan sesuatu yang bersifat
baku, permanen, atau kronis. Artinya, elemen yang superior memiliki kekuatan
untuk mempertahankan superioritasnya, sedangkan elemen yang inferior tidaklah
mudah untuk meningkatkan posisinya.
(c). Kadar superioritas dan inferioritas
dari masing-masing elemen tersebut bukan hanya tidak menunjukkan tanda-tanda
akan berkurang, tetapi bahkan meningkat sebagai sebuah bentuk kolonialisme.
(d). Hubungan saling keterkaitan antara
elemen-elemen yang superior dengan elemen-elemen lainnya yang inferior tersebut
terbentuk dan berlangsung sedemikian rupa sehingga keberadaan elemen-elemen
superior sangat sedikit atau sama sekali tidak membawa manfaat untuk
meningkatkan elemen-elemen inferior. (Todaro: 1999, 100-101)
Pada
akhir abad 19, negara industri meluaskan kekuasananya hampir ke seluruh dunia.
Semua negara di Asia kecuali Jepang, Afrika serta Amerika Latin menjadi daerah
koloni negara-negara Barat dan USA. Mula-mula mereka datang untuk
berdagang, tetapi kemudian memperoleh
kekuasaan. Dengan demikian mereka dapat memperoleh lebih banyak bahan mentah.
Adapun cara yang dipakai adalah memaksa petani menanam tanaman yang mereka
butuhkan. Hasilnya harus dijual kepada penjajah dengan harga yang telah
ditentukan. Hal ini menekan produksi pertanian bahan makanan.
Produksi
serta ekspor utama negara berkembang adalah produksi primer, yaitu bahan
makanan dan bahan mentah. Semua kesgiatan perekonomian ditujukan untuk ekspor,
sehingga kebutuhan dalam negeri tidak diperhatikan. Kian lama ekspor hanya
mengenai beberapa bahan yang dibutuhkan penjajah saja, yang kadang kala hanya
satu jenis dan jumlahnya tidak banyak. Keadaan ini mengganggu stabilitas
perekonomian karena sangat terpengaruh oleh fluktuasi harga pasar dunia.
Pada
masa itu perekonomian negara sedang berkembang terpadu dengan perekonomian
negara barat. Investasi di negara berkembang oleh negara barat ditujukan untuk
memenuhi kebutuhan mereka sendiri. Investasi yang ditujukan untuk pasar sangat
sedikit. Hal ini agar perekonomian negara sedang berkembang tergantung pada
negara penjajah. Akibat dari politik tersebut permintaan efektif tidak ada,
dikarenakan oleh rendahnya produktivitas dan penghasilan. Keseganan untuk
investasi dikarenakan oleh kebanyakan investasi tersebut berasal dari swasta
yang memilih proyek yang menguntungkan dan produksinya dapat dijual ke pasar
dunia. Kemudian keuntungan yang diperoleh ditransfer ke negeri investor.
Jadi
sifat pokok negara sedang berkembang adalah ekonomi dualistis, yaitu industri
ekspor yang terpadu dengan perekonomian dunia, dan kegiatan yang masih
mempunyai tingkat subsisten(pertanian tradisional dan kerajinan). (Irawan, Suparmoko: 2008, 246-248)
2.
Periode antara perang dunia I dan II “Turunnya
kekuasaan barat”
Dampak perang dunia I dan II bagi
negara berkembang adalah:
(a). Menaikkan permintaan bahan mentah
industri dan makanan dari negara sedang berkembang.
(b). Pengurangan ekspor barang konsumsi
ke negara sedang berkembang.
(c). Hal tersebut mendorong negara
berkembang untuk melaksanakan industrialisasi.
Dengan tujuan supaya tidak tergantung lagi pada luar negeri, agar mampu menampung
pengangguran.
3.
Periode sesudah perang dunia II “ perkembangan
Internasional”
Setelah perang dunia II terjadi
perubahan pandangan tentang perkembangan ekonomi.Negara maju menyadari bahwa
perkembangan ekonomi merupakan tujuan penting. Maka dari itu mereka menaruh perhatian terhadap negara sedang
berkembang. Negara berkembang mengimpor barang konsumsi dan barang capital
untuk keperluan perang dengan pembelian secara kredit. Untuk membantu negara
sedang berkembang negara maju membentuk IBRD ( international bank for
reconstruction and development ) untuk mendorong investasi di negara tersebut.
Kemudian dibentuk FAO ( food and agricultur organization ) dan
ITO ( international trade organization ). Kedua badan
dibentuk dengan memiliki tujuan yang menguntungkan bagi negara yang sedang
berkembang.
Setelah perang dunia II berakhir keadaan negara berkembang
tidak mengalami kemajuan karena devisa yang dimiliki oleh negara berkembang
sedah tidak banyak lagi manfaatnya. Hal tu disebabkan karena harga barang impor
dari Amerika naik sehingga pembangunan ekonomi mengalami kelambatan. Keadaan
ekspor produksi primer mengalami penurunan. Karena adanya persaingan dari
bahan-bahan sintesis. Selain itu, adanya proteksi di negara maju sehingga dasar
tukar dinegara berkembang makin lemah. Bantuan untuk negara sedang berkembang
itu ada tetapi jumlahnya tidak sesuai yang dibutuhkan. Bantuan berupa
capital saja bagi negara berkembang tidaklah efektif tanpa diimbangi dengan
faktor-faktor lain seperti keterampilan manusia dan kemampuam memimpin karena
faktor ini sangat kurang dinegara berkembang.
BAB
V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Keberhasilan Perkembangan ekonomi sebagian besar
tergantung pada pemecahan beberapa masalah pokok yaitu akumulasi kapital dan
penggunaan maksimal dari sumber daya manusia dan sumber daya alam yang tepat
guna untuk meningkatkan serta memperbaiki produksi barang
dan jasa dalam upaya memenuhi kebutuhan regional, nasional maupun
global.
B.
Saran
1. Saran Kritis
Penulis tentunya
juga berkesempatan dalam mengkritisi arah kebijakan dan regulasi pembangunan
ekonomi indonesia yang lebih mengarah pada perekonomian kapitalis, mungkin bisa
ditebak apa yang diinginkan pemerintah adalah peningkatan daya saing indonesia
dalam menghadapi era perdagangan bebas baik secara kwalitas maupun kuantitas
produksi, saya ambilakan contoh jangan jauh-jauh di asia saja indonesia masih
kualahan bersaing dengan cina, india, korea, singapore, malaysia, sehingga menyebabkan
ketimpangan neraca perekonomian, Sekarang apa yang bisa kita banggakan dari
kebijakan ekonomi kita yang seperti sekarang? Pemerintah bisa saja bangga
dengan pertumbuhan ekonomi indonesia yang selama 5 tahun terakhir bercokol
diatas kisaran angka rata-rata 5% dan berita terakhir detik.financial.com meyatakan pertumbuhan ekonomi indonesia
tercatat terbesar kedua di antara negara-negara angota G20 serentak pertanyaan
dan interupsi berhamburan menghampiri menlu Marty Natalegawa dan staf menko
perekonomian yang menghadiri pertemuan KTT G20 itu dan hampir semuanya megarah
pada “tentang bagaimana indonesia melakukannya”.
Tapi itu tidak bisa dijadikan bukti didepan
seluruh rakyat indonesia tentang pembanguna ekonomi kita, hal itu hanya baru
bisa di katakan sebagai peluang karena
sebagian besar produktifitas perekonomian kita hanya ditopang dan ditunjang
oleh arus dana asing atau investasi portofolio melalui SUN (surat utang negara)
dan BEI (bursa efek indonesia) yang disebabkan logarnya regulasi dan kebijakan
hutang luar negeri kita dengan saham dan emiten ungulan yang dikuasai
perusahaan besar dengan prosentase ekspor yang tinggi pada emiten (bahan
mentah) sebagai suplayer faktor produksi industri diluar negeri ataupun prosentase
ekspor yang rendah pada emiten (barang jadi) sebagai akibat dari minimnya
teknologi produksi dan product teknologi.
Sekarang kemana Koperasi kita, kemana BUMN
kita, kanapa semuanya dikuasai swasta, alangkah baiknya apabila ekonomi kita
kembali ditata ulang untuk menegaskan arah kebijakanya dengan konsep pemerataan
ekonomi demi meminamalisasi kesenjangan sosial dan mensejahterakan seluruh
rakyat indonesia sampai pada tingkat akar rumput.
2. Saran
Perbaikan
Dalam kesempanan ini penulis menyarankan
kepada pembaca untuk terlibat dalam proses perbaikan
makalah ini. Sebagaimana yang penulis sadari, Dalam
penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik pada
penelitian, penulisan, materi maupun penyajianya. Namun demikian, penulis telah berupaya dengan
segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai dengan
tepat waktu dan oleh karenanya penulis dengan rendah hati menerima dan berharap
keterlibatan pembaca dengan bersedia memberikan masukan, saran dan usul sebagai
langkah verifikasi dan perbaikan makalah ini
kedepanya karena pembuatan makalah inipun tidak lebih dari sebagai sumbangsih
terhadap kemajuan ilmu pengetahuan.
DAFTAR PUSTAKA
Buku referensi
Drs. Irawan M.B.A
Dkk. “Ekonomi pembangunan” edisi ke-6.
Media online
Detik.finance.com,
Okezone.com, Viva.news.com
Blog dan link
Makalah ekonomi pembangunan (2013) dari:
http://kurniawanbudi04.wordpress.com/2013/05/06/tipe-tipe-perkembangan-ekonomi-makalah-ekonomi-pembangunan/ [24 September
2013 (10:15)]
Artikel tipe-tipe
perkembangan ekonomi (2013) dari:
Artikel tipe-tipe
perkembangan ekonomi (2013) dari:
http://yekopurnomo.blogspot.com/2010/12/tipe-tipe-perkembangan-ekonomi.html [24 September 2013 (10:31)]
Definisi tipe-tipe
(2012) dari:
Definisi perkembangan (2012) dari:
Definisi ekonomi (2013) dari:
http://www.pengertianahli.com/2013/08/pengertian-ekonomi-menurut-para-ahli.html[24 September
2013 (20:15)]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar