Minggu, 02 Maret 2014

ANALISIS LAPORAN EKONOMI KAPUAS HULU TAHUN 2013 (TERPERIVIKASI)

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Perencanaan  pembangunan  ekonomi  suatu  daerah,  memerlukan  bermacam-macam data statistik untuk dasar penentuan strategi dan kebijaksanaan, agar sasaran pembangunan  dapat  dicapai  dengan  baik.  Strategi  dan  kebijaksanaan  pembangunan ekonomi yang telah diambil pada masa-masa lalu perlu dipantau dan dievaluasi hasilhasilnya. Berbagai data statistik yang merupakan ukuran kuantitas mutlak diperlukan untuk  memberikan  gambaran  tentang  keadaan  pada  masa  yang  lalu  dan  masa  kini, serta sasaran-sasaran yang akan dicapai pada masa yang akan datang.
Pada  hakekatnya,  pembangunan  ekonomi  adalah  serangkaian  usaha  dan kebijaksanaan  yang  bertujuan  untuk  meningkatkan  taraf  hidup  masyarakat, memperluas  lapangan  kerja,  memeratakan  pembagian  pendapatan  masyarakat, meningkatkan hubungan ekonomi dari sektor primer ke sektor sekunder dan tersier.
Dengan kata lain, arah pembangunan ekonomi adalah mengusahakan agar pendapatan masyarakat  naik  secara  mantap,  dan  dengan  tingkat  pemerataan  yang  sebaik mungkin.  Dengan  kata  lain,  pembangunan  ekonomi  hendaklah  diupayakan pertumbuhan yang berkualitas.
Untuk  mengetahui  tingkat  dan  pertumbuhan  pendapatan  masyarakat,  perlu disajikan data Statistik Pertubuhan ekonomi serta unsur, elemen dalam pertubuhanya secara berkala dan substanstif, untuk digunakan sebagai bahan perencanaan pembangunan regional khususnya di bidang ekonomi.
1.2.Rumusan Masalah Dan Sub Masalah
1.2.1.      Mampukah pertumbuhan ekonomi mencerminkan pembangunan asfek sosial melalui pendidikan, birokrasi, kepemerintahan didaerah kabupaten kapuas hulu?
1.2.2.      Sejauhmana tingkat korelasi SDM  dan SDA sebagai pembentuk Fundamental ekonomi didaerah kabupaten kapuas hulu?
1.2.3.      Pengaruh Pembangunan ekonomi dalam index pertumbuhan ekonomi didaerah kabupaten kapuas hulu?

1.3.Tujuan
1.3.1.      Tujuan khusus penyusunan laporan dengan tata tulis ilmiah ini merupakan sebagai pelaksanaan tugas mata kuliah “Ekonomi pembangunan”.
1.3.2.      Tujuan umum dalam hal ini Penulis juga berharap agar makalah ini dapat dijadikan landasan tioritis dan bahan pertimbangan dalam penelitian selanjutnya serta peningkatan wawasan teman-teman mahasiswa dan masyrakat pada umumnya.
1.4.Manfaat
1.4.1.      Manfaat teoritis
a.       Dari segi ilmiah penulis tentunya berharap makalah ini dapat menambah khazanah ilmu pengetahuan sosial dalam hal ini ekonomi serta Dapat digunakan sebagai landasan dalam penelitian ilmiah yang sejenis.
b.      Secara umum penulis juga berharap makalah ini dapat meningkatkan pengetahuan kita tentang “pembangunan ekonomi” yang diimplementasika dalam mempengeruhi efektifitas kebijakan-kebijakan ekonomi kedepanya.
1.4.2.      Manfaat praktis
a.       Manfaat bagi peneliti sekiranya agar dapat menjadi bekal berupa pengalaman dan pengetahuan serta wawasan dalam penyelesaian tugas-tugas kuliah kedepanya.
b.      Manfaat bagi teman-teman mahasiswa, penulis berharap agar sekiranya dapat di jadikan bacaan yang menambah wawasan.
1.5.Maksud, dan Kegunaan Data pertumbuhan ekonomi
1.5.1.      Maksud
a.       Tingkat pertumbuhan ekonomi; Penyajian angka pendapatan regional atas dasar harga konstan akan menunjukkan  laju  pertumbuhan  ekonomi  suatu  daerah,  baik  secara  menyeluruh  maupun sektoral. Laju  pertumbuhan  ekonomi  merupakan  suatu  indikator  ekonomi  yang biasanya  digunakan  untuk  menilai  sampai  seberapa  jauh  keberhasilan pembangunan suatu daerah dalam periode tertentu.
b.      Tingkat kemakmuran daerah; Angka  pendapatan  per  kapita  dapat  digunakan  untuk  membandingkan  tingkat kemakmuran suatu daerah dengan daerah lain serta peningkatannya setiap tahun.
c.       Tingkat inflasi dan deflasi; Penyajian  pendapatan  regional  atas  dasar  harga  konstan  bersama-sama  dengan harga berlaku dapat digunakan sebagai indikator untuk melihat tingkat inflasi dan deflasi.
d.      Gambaran struktur perekonomian; Berdasarkan  angka-angka  yang  disajikan  secara  sektoral  bisa  dilihat  struktur perekonomian suatu daerah. Dengan demikian dapat diketahui kekuatan ekonomi suatu  daerah  terletak  di  sektor  pertanian,  sektor  perdagangan,  atau  sektor  yang lain.
Dari  keterangan  diatas,  maka  angka  pendapatan  regional  mampu menggambarkan  kegiatan  ekonomi  yang  berlangsung  di  suatu  daerah  pada  saat  tertentu. Kegiatan  ini  baik  menyangkut  struktur  ekonomi  beserta  keterkaitannya  dengan komponen-komponennya maupun gambaran ekonomi pada masa lalu.
1.5.2.      Sajian index atau angka berguna sebagai;
a.       Dasar pembuatan proyeksi dan perencanaan ekonomi masa datang.
b.      Alat bantu untuk mengukur keberhasilan pembangunan.
c.       Umpan balik terhadap perencanaan yang telah dibuat.
d.      Bahan  masukan  pembuatan  evaluasi  pembangunan  baik  sektoral  maupun regional.
1.6.Metode dan pokus Penelitian
1.6.1.      Metode dan Pengumpulan Data
Adapun metode yang dipakai oleh penulis dalam rangka pengkajian ilmiah ini merupakan metode historis penulis juga tidak menyangkal bahwa terdapat kutipan-kutipan para ahli yang merupakan bagian dari metode bibliografi dengan maksud agar lebih releven, jadi dapat disimpulkan metode yang di pakai penulis merupakan metode historis-realistis sebagai metode pokok yang didukung oleh metode bibliografi sebagai metode penunjang.
Jadi Bisa dikataakan penelitian ini termaksud kedalam penelitian dengan bentuk metode kualitatif deskriptif dengan kajian historis sebagai pendekatan pokok dan bibliografi sebagai pendekatan penunjang.
1.6.2.      Pokus dan variabel penelitian
Suharsimi Arikunto (2010:161) berpendapat bahwa; “variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian dari suatu penelitian”. (huruf miring dari penulis), sedangkan menurut Sugiyono (2011:38) menyatakan bahwa; “variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang di tetapkan oleh peneliti untuk di pelajari sehigga memperoleh informasi tentang hal itu kemudia di tarik kesimpulanya”. (huruf miring dari penulis)
Berdasarkan dua pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan mengenai variable penelitian merupakan satu atau lebih objek dalam permasalahan yang menarik untuk dipelajari dan didalami untuk diuji dan ditarik kesimpulanya dengan prosedur ilmiah yang ada untuk mempersiapkan alternatif pemecahan masalanya.
Ruang ligkup penelitian ini mengacu pada dua variabel meliputi;
a.       Variabel independen
Sugiyono (2011:39) menyatakan bahwa “variabel indevenden sering disebut sebagai variabel stimulus, prediktor, antecedent. Dalam bahasa indonesia sering di sebut sebagai variabel bebas yang merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahanya atau variabel devendent” (huruf miring dari penulis).
Adapun yang menjadi variabel independent (X) dalam penelitian ini adalah; “EKONOMI” sebagai (X1).
b.      Variabel devenden (variabel terikat)
Sugiyono (2011:39) menyatakan bahwa “variabel dependen sering di sebut sebagai variabel output, kriteria, konsekuen. Dalam bahasa indonesia sering disebut variabel terikat atau variabel yang di pengaruhi oleh variabel bebas” (huruf miring dari penulis)
Adapun yang menjadi variabel dependent (Y) dalam penelitian ini adalah; “PEMBANGUNAN” (Y1).








BAB II
SEJARAH, KEPEMERINTAHAN DAN GEOGRAFIS
2.1.Sejarah Kabupaten Kapuas Hulu
Gambar 2.1
http://www.kapuashulukab.go.id/image/Tugu_01%20copy.jpg
Sejumlah pegunungan yang membentang di Kabupaten Kapuas Hulu, serupa Schwaner dan Muller, ternyata diabadikan dari nama sejumlah pelaku ekspedisi berkebangsaan asing pertengahan abad XIX di daerah itu.
Wilayah perbatasan antara Kapuas dan Mahakam merupakan salah satu wilayah yang paling terpencil di Borneo. Di sebelah timur, daerah Mahakam Hulu, yang terisolasi oleh jeram-jeram yang sangat berbahaya, di mana suku Kayan-Mahakam, suku Busang termasuk sub suku Uma Suling dan lain-lain serta suku Long Gelat sebuah sub suku dari Modang menempati daratan-daratan yang subur, sedangkan suku Aoheng mendiami daerah berbukit-bukit. Di sebelah barat, daerah Kapuas Hulu dengan kota niaga kecil Putussibau, dikelilingi oleh desa-desa Senganan, Taman dan Kayan. Lebih ke hulu lagi, dua desa kecil Aoheng dan Semukng. Di antara keduanya, sebuah barisan pegunungan yang besar mencapai ketinggian hampir 2000 meter didiami oleh suku nomad Bukat atau Bukot dan Kereho atau Punan Keriu, serta suku semi nomad Hovongan atau Punan Bungan.
Orang asing pertama yang mencapai dan melintasi pegunungan ini adalah Mayor Georg Muller, seorang perwira zeni dari tentara Napoleon I yang sesudah Waterloo masuk dalam pamongpraja Hindia Belanda. Mewakili pemerintah kolonial, ia membuka hubungan resmi dengan sultan-sultan di pesisir timur Borneo. Pada tahun 1825, kendati Sultan Kutai enggan membiarkan tentara Belanda memasuki wilayahnya, Muller memudiki Sungai Mahakam dengan belasan serdadu Jawa. Hanya satu serdadu Jawa yang dapat mencapai pesisir barat. Berita kematian Muller menyulut kontroversi yang berlangsung sampai tahun 1850-an dan dihidupkan kembali sewaktu-waktu setiap kali informasi baru muncul. Sampai tahun 1950-an pengunjung-pengunjung daerah itu pun masih juga menanyakan nasib Muller.
Bahkan sampai hari ini hal-hal sekitar kematian Muller belum juga terpecahkan. Diperkirakan Muller telah mencapai kawasan Kapuas Hulu dan dibunuh sekitar pertengahan November 1825 di Sungai Bungan, mungkin di jeram Bakang tempat ia harus membuat sampan guna menghiliri Sungai Kapuas. Sangat mungkin bahwa pembunuhan Muller dilakukan atas perintah Sultan Kutai, disampaikan secara berantai dari satu suku kepada suku berikutnya di sepanjang Mahakam dan akhirnya dilaksanakan oleh sebuah suku setempat, barangkali suku Aoheng menurut dugaan Nieuwenhuis. Karena Muller dibunuh di pengaliran Sungai Kapuas, dengan sendirinya sultan tidak dapat dituding sebagai pihak yang bertanggungjawab. Bagaimanapun, ketika ekspedisi Niewenhuis berhasil melintasi daerah perbatasan hampir 70 tahun kemudian, pada hari nasional Perancis tahun 1894, barisan pegunungan ini diberi nama Pegunungan Muller. Menjelang pertengahan abad XIX, Belanda telah berhasil menguasai daerah-daerah.
2.2.Kepemerintahan
Kabupaten Kapuas membawahi 17 kecamatan, 204 desa/kelurahan yang terdiri dari 190 desa dan 14 kelurahan. Bila dilihat dari jumlah desa/kelurahan berdasarkan kategori desa/kelurahan, jumlah desa swadaya sebanyak 44 desa/kelurahan, desa swakarya sebanyak 61 desa/kelurahan dan desa swasembada sebanyak 59 desa/kelurahan. Dari jumlah 204 desa/kelurahan, yang masih berstatus desa terpencil sebanyak 6 desa/kelurahan atau 2,94 persen dan desa tertinggal sebanyak 52 desa/kelurahan atau 25,49persen.
Berdasarkan data tahun 2010 seluruh desa dan kelurahan aparat/perangkat desa dan kelurahan sudah terisi semuanya, yaitu jumlah kepala desa sebanyak 190 orang, sekretaris desa sebanyak 160 orang, staf desa sebanyak 950, sedangkan jumlah lurah sebanyak 14 orang dan sekretaris kelurahan sebanyak 14 orang.
Sumber; http://kapuaskab.bps.go.id/index.php/en/login/pemerintahan Published on Tuesday, 27 September 2011.
2.2.1.      Kepemimpinan Kabupaten Kapuas Hulu
Berdasarkan Undang-undang Darurat nomor 3 tahun 1953 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II di Kalimantan, maka pada tanggal 13 Januari 1953 terbentuk Kabupaten Daerah Tingkat II Kapuas Hulu dengan ibukota Putussibau. Bupati pertama yang menjabat adalah JC. Oevang Oeray (1951-1955), berikut dilanjutkan oleh Anang Adrak (1955-1956).
Daftar Kepala Daerah/Pemerintahan
Kabupaten Kapuas Hulu Tahun 1951 – 2008
Tabel 2.1
No
NAMA
JABATAN
MASA BHAKTI
1.
J.C. OEVANG OERAY
WK. WEDANA
1951
2.
J.C. OEVANG OERAY
ACT. BUPATI
1951
3.
ANANG ADRAK
BUPATI
1951 – 1955
4.
J.C. RANGKAP
PATIH / ACT.BUPATI
1956
5.
RM. SOETOMO K. KUSUMO
BUPATI
1956 – 1957
6.
ADE M. DJOHAN
BUPATI
1957 – 1959
7.
G.M. SALEH
PATIH / PD. BUPATI
1957 – 1959
8.
J.R. GILING
PD. BUPATI KDH
1959 – 1960
9.
ANASTASIUS SYAHDAN
BUPATI KDH
1965 – 1967
10.
ABANG SYAHDANSYAH
- Sda -
1967 – 1975
11.
H. M. ALI AS, SH
- Sda -
1975 – 1980
12.
A. SATIF
- Sda -
1980 – 1985
13.
Drs. H.A.M. DJAPARI
- Sda -
1985 – 1990
14.
Drs. H.A.M. DJAPARI
- Sda -
1990 – 1995
15.
JACOBUS F. LAYANG BA. SH
- Sda -
1995 – 2000
16.
Drs. H. TAMBUL HUSIN
Kepala Daerah
2000 – 2005
17.
Drs. H. BUNYAMIN SOLIHIN
Penjabat Bupati
2005
18.
Drs. H. TAMBUL HUSIN
Kepala Daerah
2005 – 2010
19.
A.M NASIR SH.MH
Kepala daerah
2010– sekarang
Sumber: pemerintah kabupaten kapuas hulu 2012
2.3.Geografis
2.3.1.      Letak Dan Luas Wilayah
Kabupaten Kapuas merupakan salah satu dari 14 Kabupaten/Kota yang ada di wilayah Propinsi Kalimantan Tengah. secara astronomi terletak antara 0,50 Lintang Utara sampai 1,40 Lintang Selatan dan antara 111,400 Bujur Barat sampai 114,100 Bujur Timur dengan Ibukota Putussibau. Adapun Batas-Batas Wilayah Kabupaten Kapuas Hulu adalah sebagai berikut:
a.       Sebelah Utara  : Berbatasan dengan Serawak (Malaysia Timur)
b.      Sebalah Barat :  Berbatasan dengan Kabupaten Sintang
c.       Sebelah Timur :  Berbatasan dengan Provinsi Kaltim dan Kalimantan Tengah
d.      Sebelah Selatan :  Berbatasan dengan Kabupaten Sintang dan Provinsi Kalimantan Tengah.
Secara umum Kabupaten Kapuas Hulu memanjang dari arah Barat ke Timur, dengan jarak tempuh terpanjang ±240 Km dan melebar dari Utara ke Selatan ±126,70 Km serta merupakan Kabupaten paling Timur di Provinsi Kaliamantan Barat. Jarak tempuh dari Ibukota Provinsi adalah ±657 Km melalui jalan darat, ±842 Km melalui jalur aliran sungai kapuas dan ± 1,5 jam penerbangan udara.
Luas Wilayah Kabupaten Kapuas Hulu seluruhnya adalah 29.842 Km2  yang merupakan 20,33 % dari luas wilayah Provinsi Kalimantan Barat (146.807 Km2). Secara Administratif Surat Keputusan Bupati Kapuas Hulu Nomor 143 Tahun 2007, Kabupaten Kapuas Hulu di bagi menjadi 25 Kecamatan, 4 Kelurahan, 208 Desa dan 547 Dusun.
2.3.2.      Keadaan Iklim
Kabupaten Kapuas pada umumnya termasuk daerah beriklim trofis dan lembab dengan temperatur berkisar antara 21 – 23 derajat Celsius dan maksimal mencapai 36 derajat Celsius. Intensitas penyinaran matahari selalu tinggi dan sumber daya air yang cukup banyak sehingga menyebabkan tingginya penguapan yang menimbulkan awan aktif/tebal. Curah hujan terbanyak jatuh pada bulan April, dengan rata-rata 1525 mm tiap bulannya, sedangkan bulan kering/kemarau jatuh pada Juni sampai dengan September.
Sumber; http://kapuaskab.bps.go.id/index.php/en/login/keadaan-iklim Published on Tuesday, 27 September 2011.



BAB III
POTENSI YANG BERNILAI EKONOMI
3.1.Potensi Sumberdaya Manusia
Menurut BPS (2008), jumlah penduduk di Kab. Kapuas Hulu sebanyak 213.760 jiwa, yang tersebar di 23  kecamatan dengan kepadatan penduduk sebesar 7 jiwa/km2. Penduduk terbanyak berada di Kec. Putussibau Utara dengan jumlah penduduk sebesar 17.338 jiwa (7.745 KK), sedangkan jumlah penduduk terendah di Kecamatan Puring kencana sebesar 2.994 jiwa (628 KK). Komposisi penduduk sebagian besar berada di kelompok umur muda yaitu 20-39 tahun (35,12%) dan sedangkan kelompok umur terendah berada kelompok lansia (>65 tahun) sebsar 4,43%.
Luas wilayah dan Jumlah Penduduk Kabupaten Kapuas Hulu
Tabel 3.2
No
Kecamatan
Luas Wilayah (Km2)
Jumlah Penduduk
1
Silat Hilir
1.177,10
3,94
2
Silat Hulu
1.061,80
3,56
3
Hulu Gurung
432,90
1,45
4
Bunut Hulu/Pengkadan
1.118,14
3,75
5
Mentebah
781,26
2,62
6
Bika
1.069,00
3,58
7.
Kalis
1.184,00
3,97
8
Putussibau Selatan
5.352,30
19,94
9
Embaloh Hilir
1.869,10
6,26
10
Bunut Hilir
844,10
2,83
11
Boyan Tanjung
824,00        
2,76
12
Batu Datu
531,20
1,78
13
Embau
422,50
1,42
14
Selimbau
999,24
3,3,5
15
Suhaid
620,56
2,08
16
Seberuang
573,80
1,92
17
Semitau
562,70
1,89
18
Empanang
357,25
1,20
19
Puring Kencana
448,55
1,50
20
Badau
700,00
2,35
21
Batang Lupar
1.332,90
4,47
22
Embaloh Hulu
3.457,60
11,59
23
Putussibau
4.122,00
13,81
Sumber : Kantor Statistik Kab. Kapuas Hulu, 2010
3.2.Pendidikan
Gambaran umum keadaan pendidikan di Kabupaten Kapuas tercermin dari jumlah sekolah, murid dan guru. Jumlah sekolah TK sebanyak 147 buah, guru 390 orang dan murid sebanyak    4.181 orang pada tahun 2009. Tahun 2010, jumlah SD Negeri dan Swasta sebanyak 390 buah, guru sebanyak   2.736 orang dan murid berjumlah  40.714 orang, dengan rata-rata/perbandingan murid dan guru SD sekitar 14,88 murid per guru.
Pada strata Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri dan Swasta berjumlah 86 buah sekolah, jumlah guru sebanyak 1.085 orang dan murid/siswa sebanyak 9.667 orang, dengan jumlah kelas sebanyak 465 buah kelas. Sedangkan untuk Sekolah Menengah Umum Negeri dan Swasta sebanyak 25 buah sekolah, guru sebanyak 636 orang dan murid/siswa sebanyak 5.886 orang.
Dibidang kesehatan pada tahun 2010 pembangunan prasarana kesehatan untuk masyarakat seperti puskesmas/puskesmas pembantu, posyandu sudah menjangkau seluruh kecamatan. Jumlah tenaga dokter sebanyak 38 (dokter umum) orang,  jumlah dokter bila dibandingkan dengan banyaknya penduduk memperlihatkan ratio yang belum ideal yaitu dengan perbandingan 1 orang dokter menangani sekitar 8.669 orang penduduk.
3.3.Penduduk dan tenaga kerja
Jumlah penduduk Kabupaten Kapuas tahun 2010 sekitar 329.440 orang, yang terdiri dari 167.937 orang penduduk laki-laki atau 50,98 persen dan 161.503 orang penduduk perempuan atau 49,02 persen. Tingkat kepadatan penduduk Kabupaten Kapuas rata-rata sebanyak 21,96 orang per kilometer persegi. Kecamatan terpadat penduduknya adalah Kecamatan Silat yaitu rata-rata 507,43 orang per kilometer persegi dan yang terjarang penduduknya adalah di Kecamatan  Mandau Talawang yaitu rata-rata 4,05 orang per kilometer persegi.
Pemekaran Wilayah Kabupaten Kapuas pada tahun 2002 yang terdiri dari tiga Kabupaten yaitu Kapuas, Pulang Pisau  dan Gunung Mas yang  berarti diikuti pula oleh jumlah penduduk terpecah menjadi tiga Kabupaten. Jumlah penduduk yang disajikan dalam publikasi ini, dari tahun 1999 sampai tahun 2010, diambil berdasarkan 17 kecamatan hasil pemekaran Wilayah Kabupaten Kapuas pada tahun 2008.
Sumber; http://kapuaskab.bps.go.id/index.php/en/login/penduduk-dan-tenaga-kerja Published on Tuesday, 27 September 2011.
3.4.Kepercayaan
Kehidupan beragama di Kabupaten Kapuas Hulu berkembang dengan pesat, meskipun demikian dimamika tersebut dapat dapahami secara seksama sehingga menciptakan suasana dan kondisi yang kondusif dengan didasarkan adanya hubungan yang harmonis dan dinamis yang meningkatkan nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang maha Esa. Peningkatan kerukunan umat beragama diarahkan agar dapat dapat mendukung kemajuan pembangunan, dimana agama berperan sebagai motivator dan dinamisator yang dapat meningkatkan tata nilai kehidupan antar umat beragama. Perluasan sarana dan prasarana ibadah diharapkan dapat meningkatkan kualitas keimanan dan ketaqwaan umat serta toleransi antar beragama dalam kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan Data dari Data dari Kantor Departemen Agama Kabupaten Kapuas Hulu tanggal 30 November 2007 sebagian besar masyarakat Kapuas Hulu memeluk Agama Islam yang berjumlah 116.824 orang. Pemeluk Agama Khatolik sebanyak 74.019 orang dan Agama Kristen Protestan sebanyak 17.089 orang dan Agama Hindu sebanyak 22 orang serta Agama Budha sebanyak 54 orang.
Jumlah Pemeluk Agama Di Kabupaten Kapuas Hulu
Tahun 2007
Tabel 3.3

NO
KECAMATAN
A G A M A
ISLAM
KATHOLIK
PROTESTAN
HINDU
BUDHA
1.
Putussibau Utara
15.154
11.270
1.570
13
0
2.
Putussibau Selatan
9.711
8.927
725
0
13
3.
K a l i s
3.082
3.925
621
0
0
4.
B i k a
530
5.360
997
0
0
5.
Mentebah
2.980
1.256
2.323
0
1
6.
Bunut Hulu
7.451
1.421
403
0
0
7.
Bunut Hilir
7.542
1.370
167
0
0
8.
Boyan Tanjung
5.583
335
0
2
0
9.
Pengkadan
8.217
0
0
0
0
10.
Hulu Gurung
10.598
0
0
0
0
11.
Jongkong
9.104
374
12
0
10
12.
Embaloh Hilir
2.475
6.652
547
0
5
13.
Embaloh Hulu
168
4.634
410
0
0
14.
Selimbau
10.469
149
1.229
0
0
15.
Semitau
1.684
3.736
482
0
26
16.
Suhaid
5.081
1.101
1.282
0
0
17.
Seberuang
234
7.283
755
5
0
18.
Batang Lupar
749
2.143
1.988
2
0
19.
B a d a u
2.033
1.741
405
0
0
20.
Empanang
248
1.765
698
0
0
21.
Puring Kencana
179
2.865
0
0
0
22.
Silat Hilir
9.207
3.587
1.974
0
0
23. 
Silat Hulu
3.815
4.418
1.320
0
0
116.294
74.019
17.089
22
54
PERSENTASE
56,05
35,68
8,24
0,01
0,03
JUMLAH
207.478
Sumber : Kantor Departemen Agama Kab. Kapuas Hulu,  November 2007
3.5. Keragaman Budaya
Kebudayaan Daerah Kapuas Hulu terdiri dari dua etnis besar yaitu Dayak dan Melayu yang memiliki tradisi seni dan budaya serta peninggalan sejarah purbakala yang mempunyai daya tarik tersendiri sebagai salah satu obyek wisata dan juga sebagai unsur penunjang terciptanya Sapta Pesona Industri Pariwisata.
Keunikan seni budaya masyarakat Dayak dan Melayu yang tumbuh dan berkembang secara tradisional yang mempunyai karakteristik tersendiri yang masih bersifat alami, namun disisi lain adanya beberapa nilai tertentu yang mengalami kondisi krisis akibat pengaruh arus globalisasi dan budaya asing tetapi tidak mengurangi dari norma-norma adat istiadat budaya kedua etnis tersebut.
Adapun jenis-jenis budaya Dayak dan Melayu yang terdapat di Kabupaten Kapuas Hulu yang dapat di jadikan sebagai obyek wisata antara lain:
(1). Atraksi seni yang dikelola oleh 69 buah sanggar dengan jumlah seniman sebanyak 1.223 Orang terdiri dari: Seni Musik, Seni Teater, Seni Sastra, Seni Rupa, Seni Kriya Dayak dan Melayu baik tradisional maupun non-tradisional. Upacara adat/ritual adat baik dari suku Dayak maupun suku Melayu yang sangat unik yaitu:
a. Dari suku Melayu berupa : Tarian Jepin, Syair, Pantun, Qasidah dan Hadrah yang sering digunakan pada Upacara Adat dalam menyambut tamu tertentu baik itu pejabat negara maupun daerah serta juga di gunakan pada saat upacara adat pesta perkawinan.
b. Dari suku Dayak berupa:
1. Baranangis dari suku Dayak Embaloh.
2. Nyonjoan dari suku Dayak Embaloh.
3. Mandung  dari suku Dayak Taman.
4. Bejande, Betimang dan Bedudu dari suku Dayak Kantuk.
5. Dange’ dari suku Dayak Kayan mendalam.
6. Ngajat dan Sandauari dan Gawai Kenalang dari suku Dayak Iban.
7. Desa kerajinan/ sentra seni rupa yang terdapat hampir di semua kecamatan seperti: Tenun Ikat Tradisional, Anyam-Anyaman, Manik-manik, Ukir-Ukiran, Tameng, Lukisan dan Pandai Besi.
8. Perkampungan tradisional dengan ciri khas rumah tinggal yang masih tradisional berupa Rumah Adat Betang Panjang serta pemukiman tradisional masyarakat Melayu Kapuas Hulu: Rumah Adat Betang Panjang yang masih Unik dari Suku Dayak antara lain: Rumah Adat Betang Panjang Malapi Patamuan, Rumah Adat Betang Panjang Semangkok, Rumah Adat Betang Panjang Sungai Uluk Palin, Rumat Adat Betang Panjang Bukung.
Cagar Budaya Peninggalan Bersejarah
 Kabupaten Kapuas Hulu
Tabel 3.4

No
JENIS PENINGGAL
L O K A S I
1
Situs Purbakala
Nanga Balang
2
R. Betang Sawe/suai
Suai
3
R. Betang Melapi 1-5
Desa Malapi
4
R. Betang Inko’ Tambe
Inko’ Tambe
5
R. Sayut
Desa Sayut
6
R. Betang lunsa Hilir
Lunsa Hilir
7
R. Betang Lunsa Hulu
Lunsa Hulu
8
R. Betang Semangkok 1-2
Desa Semangkok
9
R. Betang sibau Hilir
Desa Sibau Hilir
10
R. Betang Sibau Hulu
Desa Sibau Hulu
11
R. Betang Sei Uluk Palin
Desa Palin
12
R. Betang Benua Tengah
Desa Benua Tengah
13
R. Betang Panjang Na. Nyabau
Desa NangaNyabau
14
R. Betang Baligundi
Desa sibau Hulu
15
R. Betang Panjang Bukung
Bukung
16
R. Betang Panjang Sei Utik
Sei Utik
17
R. Betang Insanak
Desa Insanak
18
R. Betang Panjang Sei Uluk Palin
Sei Uluk Palin
19
R. Duka Tradisional Surambi
Desa Semangkok
20
Makam Tokoh Pahlawan Mara Juang
Makam Pahlawan Marah Juang
21
Gereja Tua Bersejarah St Fedelis
Sejiram
22
Batu Kapal
Riam Mengelai
23
Masjid Tua Baiturrahim
Nanga Bunut
24
Masjid Jami Selimbau
Selimbau
25
Batu Puja
Semitau
26
Danau Sentarum
Danau Sentarum
Sumber : Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kab. Kapuas Hulu
3.6.Potensi Sumberdaya Alam
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : 259/Kpts-II/200 tanggal 23 Agustus 2000 tentang Penunjukkan Kawasan Hutan dan Perairan Kalimantan Barat, luas kawasan hutan yang ada di Kabupaten Kapuas Hulu berdasarkan fungsinya disajikan pada tabel 2.2 sebagai berikut:
Luas Kawasan Hutan di Kabupaten Kapuas Hulu
Tabel 3.5
No
Fungsi Kawasan hutan
Luas (Ha)
%
1
Hutan Produksi (HP)
171.082,27
5,52
2
Hutan Produksi Terbatas (HPT)
481.623,31
15,54
3
Hutan Lindung (HL)
815.236,00
26,31
4
Hutan Produksi Konversi (HPK)
107.470,29
3,47
5
Taman Nasional
939.329,00
30,31
6
Areal Penggunaan Lainnya
583.892,00
18.84
Jumlah
3.098.632,87
100
Sumber : Disbunhut Kab. Kapuas Hulu, 2010
3.6.1. Plora
Kesedian hutan kapuas hulu adalah bagian dari jantung dunia yang sangat memungkinkan untuk dimanfaat secara ekonomis, dalam hal ini adalah untuk mengali potensi alam secara optimal dalam pembangunan, mulai dari potensi wisata alam sampai pada hutan hujan tropis yang di tumbuhi jutaan spesies plora yang dapat dimanfaatkan sebagai tanaman hias dan obat, tapi tentunya sangat diperlukan peran pemerintah dan masyrakat dalam mengatur regulasi dan implementasi serta penegakan hukum untuk menghindari agar tidak terjamah oleh tangan-tangan yang tidak betangung jawab karena banyak mata tertuju pada potensi dan mengincar hutan kita untuk dinikmati manfaatnya secara pribadi dan golongan.
Adapun salah satu contoh potensi wisata alam yang paling familiar dikalangan pencinta alam dunia dari kapuas hulu adalah;
(1). Taman nasional Danau sentarum
Gambar 3.2
Image 2
Taman Nasional Danau Sentarum merupakan salah satu obyek wisata yang ada di kabupaten kapuas hulu yang telah diakui oleh dunia internasional. Secara geografis terletak antara 045'-0102’ Lintang Utara dan 11157'-11220’ Bujur Timur. Taman Nasinal Danau Sentarum terletak di Kecamatan Semitau, Kecamatan Batang Lupar, Kecamatan Badau, dan Kecamatan Selimbau.
Keadaan topografi Taman Nasional Danau Sentarum pada umumnya dataran rendah dengan cekungan yang terendam air. Ketinggian berkisar 50-100 m dpl.
Secara umum, di kawasan Taman Nasional Danau Sentarum terdapat beberapa type hutan rawa, antara lain : hutan rawa kerdil, hutan rawa terhalang, hutan rawa Kawi - Kamsia, hutan rawa tegakan, hutan rawa Ramin - Mentangur - Kunyit, selain hutan rawa terdapat pula hutan tepian yang didominasi jenis rengas Gluta rengas, hutan perbuktian yang didominasi oleh jenis Dipterocarpacea, dan hutan kerakas.
Taman Nasional Danau Sentarum memiliki berbagai jenis satwa liar yang sangat beranekaragam, dan diantaranya adalah : Pongo pygmaeus (Pongo Pygmaeus), Siamang/ungka (Hylobates muelleri), Kera ekor panjang (Macaca fascicularis), Bekantan (Nasalis larvatus), Babi hutan (Sus Barbatus), Beruang madu (Helarctos malayanus), Bajing (Callosciurus notatus), Layang-layang (Hirundapus giganteus), dan berbagai jenis ikan seperti : Arowana (Sclerophages formosus), Linut (Sundasalanx cf. Microps), Seluang (Rasbora spp.), Belida (Notopterus borneensis), Baung (Mystus nemuzus), Tebirin (Belodontichthys dinema), dan masih banyak lagi yang hingga saat ini belum diketahui nama ilmiahnya.
Disamping keadaan alamnya sendiri yang potensial sebagai tempat wisata juga terdapat beberapa obyek yang dapat dinikmati, antara lain : pemandangan/panorama alam danau yang luas dan tenang, gejala alam, nilai dan sejarah.
Kawasan Taman Nasinal Danau Sentarum dapat dicapai dengan menggunakan bis umum menuju Kabupaten Sintang 8 km atau dengan pesawat udara 1 jam dan dari Sintang ke Semitau 4 jam pakai speed boat, dari Semitau ke pusat lapangan 1,5 jam dengan speed boat 40 HP. Waktu kunjungan bisa setiap saat dan tidak tergantung pada cuaca.
3.6.2.       Pauna
Banyak pauna yang terdapat di hutan kapuas hulu seperti yang sudah disinggung diatas tapi yang paling terkenal karena diincar para kolektor ikan hias dunia khususnya cina dan hongkong adalah;
(1). Arowana (Sclerophages formosus)
Gambar 3.3
Image 1
Arwana atau yang bernama ilmiah Scleropages formosus dikenal juga dengan berbagai nama lokal seperti : Ikan Naga, Barramundi, Saratoga, Pla Tapad, Kelesa, Siluk, Kayangan, Peyang, Tangkeleso, Aruwana / Arowana, tergolong sebagai ikan predator yang juga termasuk dalam kelompok ikan primitif yang berevolusi lebih dari 10 juta tahun.
Fosil ikan ini ditemukan diberbagai tempat dan diduga berumur antara 10-60 juta tahun (tergantung pada spesies dan tempatnya). Arwana digolongkan dalam famili Osteoglosidae, memiliki karakteristik badan memanjang, sirip dubur terletak jauh di belakang badan.
Arwana Asia umumnya memiliki warna keperak-perakan. Ada empat variasi warna yaitu Arwana hijau ditemukan di Vietnam, Birma, Thailand, dan Malaysia, warna emas dengan ekor merah ditemukan di Indonesia, dan warna emas ditemukan di Malaysia. Di Kalimantan Barat ditemukan arwana berwarna merah, sedangkan di Sumatera Selatan berwarna hijau putih.
Habitat ikan ini pada tepian sungai yang ditumbuhi pepohonan seperti pohon engkana, putat, rasau, dan entangis. dimana pepohonan tersebut memiliki akar di dasar sungai dengan batang pohon di dalam air, tetapi daun-daunnya rimbun ke atas. Di habitat seperti inilah ikan-ikan arwana berada, berkembang biak, dan bersembunyi.
Di Kalimantan Barat, ikan ini banyak dijumpai di Kabupaten Kapuas Hulu Kecamatan Slimbau, di daerah banjiran yang banyak hutan rawang dan dasar tanahnya berkapur. Sedangkan di Sumatera Selatan ditemukan di daerah rawa banjiran yang dasar tanahnya bergambut.







BAB IV
PEREKONOMIAN KABUPATEN KAPUAS HULU
Pembangunan  yang  dilaksanakan  di  Kabupaten  Kapuas  Hulu  tentunya  mengacu pada  Rencana  Pembangunan  Jangka  Panjang  (RPJP),  Rencana  Pembangunan Jangka Menengah  (RPJM),  dan  Rencana  Kegiatan  Tahunan  (RKT)  yang  telah  ditetapkan.
Tujuan pembangunan baik di bidang ekonomi maupun pembangunan di bidang sosial, kesemuanya ditujukan agar ada perubahan ke arah yang lebih baik. Potret pembangunan ekonomi  di  Kabupaten  Kapuas  Hulu  pada  tahun  2011–2012  yang  terekam   pada pertumbuhan  ekonomi  menunjukkan  tanda  positif,  meningkat  bila dibandingkan pertumbuhan ekonomi pada tahun 2009–2010  yang lalu.
4.1. Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan  ekonomi  suatu  daerah  dapat  menjadi  salah  satu  tolok  ukur keberhasilan  pembangunan  suatu  daerah.  Dalam  kurun  waktu  tiga  tahun terakhir,  laju  pertumbuhan  ekonomi  kabupaten  Kapuas  Hulu  memperlihatkan trend  yang  cukup  baik.  Pertumbuhan  ekonomi  Kabupaten  Kapuas  Hulu  pada tahun  2012  tercatat  5,61  persen  naik  kurang  lebih  1,05  point  dibanding pertumbuhan ekonomi tahun 2011  yang mencapai  4,56  persen.  Sedangkan pada periode 2008–2009  dan  periode  2009–2010  menguat masing-masing 0,15  point dan  0,74  point.  Indikator  ini  menunjukkan  bahwa  kinerja  pembangunan ekonomi  di  kabupaten  paling  timur  Kalimantan  Barat  mengala mi  peningkatan yang  cukup  berarti,  walaupun  pola  pertumbuhan  ekonomi  Kabupaten  Kapuas Hulu  cenderung  lamban,  namun  tiap  tahunnya  terus  menerus  mengalami kenaikan.
Kinerja perekonomian Kabupaten Kapuas Hulu pada tahun 2012  ditandai dengan  pertumbuhan  positif  yang  terjadi  diseluruh  sektor  ekonomi.  Sektor bangunan  adalah  sektor  dengan  pertumbuhan  tertinggi  mencapai  9,14  persen, diikuti oleh  sektor perdagangan, hotel, dan restoran  sebesar  8,30  persen,  sektor jasa  7,18  persen,  dan  sektor  keuangan,  persewaan,  dan  jasa  perusahaan  6,69 persen.  Sedangkan sektor  dengan pertumbuhan terendah adalah sektor  industri pengolahan  sebesar  2,87  persen,  sektor  ini  mengalami  peningkatan  1,11  point dibandingkan tahun 2011  yang tercatat sebesar 1,76 persen.
Masih  dalam  kurun  waktu  yang  sama  2011–2012,  sektor  ekonomi  yang kinerjanya  menurun  adalah  sektor  pertanian  (-0,67  point),  dan  pengangkutan dan  komunikasi  (-1,46  point).  Penurunan  kinerja  sektor  pertanian  disebabkan karena  menurunnya pertumbuhan  subsektor  tanaman  bahan  makanan  dan subsektor  kehutanan,  masing-masing  turun  sebesar  3  point  dan  1,33  point.
Menurunnya  luas  panen,  produksi  padi  dan  luas  areal  hutan  yang  meyempit berdampak secara langsung pada kinerja sektor pertanian. Selain kedua  sektor di atas, sektor ekonomi  di  Kabupaten  Kapuas Hulu  mengalami  laju pertumbuhan positif jika dibandingkan tahun sebelumnya.Jika  kita  analisis  lebih  jauh  tentang  kontribusi  masing-masing  sektor ekonomi terhadap total pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kapuas Hulu, tercatat bahwa  di  tahun  2012,  penyumbang  terbesar adalah  sektor  perdagangan,  hotel, dan  restoran  mencapai  1,54  persen,  kemudian  diikuti  sektor  bangunan  1,35 persen,  dan  sektor  pertanian  1,22  persen.  Sumber  pertumbuhan  ekonomi  yang lain adalah sektor jasa-jasa  sebesar  0,70  persen  dan  sektor  keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan sebesar 0,36 persen.Bila  dibandingkan  dengan  pertumbuhan  ekonomi  Provinsi  Kalimantan Barat,  angka  pertumbuhan  Kabupaten  Kapuas  Hulu  masih  di  bawah  angka provinsi. Tahun 2012  tercatat angka pertumbuhan provinsi sebesar 5,83  persen, turun 0,14 point dibandingkan tahun 2011 sebesar 5,97 persen.
Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Kapuas Hulu Tahun 2008–2012
Grafik 4.1
Sumber; Katalog BPS: 9302008.6108
Berdasarkan data diatas mengunakan analisis statis, rata-rata pertumbuhan ekonomi kapuas hulu 0,515 jadi forecast pertumbuhan ekonomi 2013 akan mengalami penigkatan 0515 basis point pada kisaran angka 6,125.
4.2. Struktur Ekonomi
Struktur  perekonomian  kabupaten  Kapuas  Hulu  dapat  dikatakan  tidak mengalami  perubahan  yang  cukup  berarti  selama  5  tahun  terakhir  ini  seperti terlihat  pada  grafik  3.2.1.  Walaupun  terus  tejadi  penurunan  kontribusi  setiap tahunnya, sektor pertanian masih tetap menjadi pemimpin  (leading sector)  dari sektor-sektor yang lainnya pada tahun 2012.
Peranan  sektor  pertanian  pada  tahun  2012  didominasi  oleh  sub  sektor tanaman  bahan  makanan  sebesar  12,37  persen.  Kontribusi  terbesar  kedua  di sektor pertanian disumbangkan oleh sub sektor kehutanan sebesar  6,81  persen, disusul sub sektor perikanan sebesar 5,60  persen. Untuk sub sektor perkebunan dan peternakan masing-masing menyumbang kontribusi terhadap PDRB sebesar 4,88 persen dan 2,82 persen.
           Struktur Perekonomian Kabupaten Kapuas Hulu Tahun 2012
Diagram 4.1
Sumber; Katalog BPS: 9302008.6108

Peranan  sektor  bangunan  menempati  urutan  kedua  pada  pembentukan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Kapuas Hulu. Kontribusi sektor ini  dari tahun ke tahun menunjukkan trend  yang meningkat. Pada tahun 2011  tercatat  23,44  persen,  kemudian  meningkat  menjadi  24,42  persen  pada tahun 2012.
Kontribusi terbesar ketiga tahun 2012  diberikan oleh sektor perdagangan, hotel  dan  restoran  dengan  kontribusinya  sebesar  16,13  persen.  Pemberi  share terbesar untuk sektor ini disumbangkan oleh sub sektor perdagangan besar dan eceran yang mencapai angka 15,83 persen. Untuk sektor lain selain ketiga sektor di atas, hanya memberikan kontribusinya di bawah 13 persen.
4.3. Laju Inflasi
Inflasi menjadi salah satu indikator untuk melihat stabilitas ekonomi  suatu daerah, karena  dapat  menggambarkan  naik  turunnya  harga.  Keadaan  ekonomi yang makin stabil ditunjukkan oleh perkembangan laju inflasi yang  kecil. Inflasi yang  tinggi  berarti  juga  terjadinya  perubahan  harga  yang  tajam  dan  akan menyebabkan penurunan daya beli masyarakat.
Berdasarkan indeks harga implisit PDRB dapat dilihat besarnya laju inflasi pada  tingkat  produsen  secara  umum.  Dengan  melihat  tabel  3.3.1  berikut  ini, dapat  diambil  kesimpulan  bahwa  tingkat  harga  pada  level  produsen  secara umum  dari  tahun  2008  sampai  tahun  2012  cenderung  berfluktuasi  persentase peningkatan  maupun  penurunannya.  Pada  tahun  2012  tingkat  harga  produsen mengalami peningkatan dari tahun 2011, mencapai 6,56 persen.







Indeks Harga Implisit dan Laju Inflasi ADH Produsen, Kabupaten Kapuas Hulu dan Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2008 – 2012
Tabel 4.6

Kapuas hulu
Kalimantan barat
Tahun
Indek harga
 Implisit
Laju inflasi
Harga produsen (%)
Indek harga
 implisit
Laju inflasi
Harga produsen (%)
2008
176,45
11,53
179,06
7,01
2009
188,30
6,71
188,76
5,41
2010 (‘)
200,74
6,61
199,68
5,78
2011 (*)
212,44
5,83
208,03
4,19
2012 (**)
226,38
6,56
220,58
6,03
Sumber; Katalog BPS: 9302008.6108
Dari  tabel  3.3.1  di  atas,  dapat  dibandingkan  laju   inflasi  pada  tingkat produsen  Kabupaten  Kapuas  Hulu  dengan  laju  inflasi  Provinsi  Kalimantan Barat. Pada tahun 2008 hingga tahun 2012, laju inflasi atas dasar harga produsen di bumi Uncak Kapuas  lebih tinggi  dibandingkan dengan laju inflasi atas dasar harga produsen di  Kalimantan Barat secara umum.
4.4. Pendapatan Regional Perkapital
Salah  satu  cara  untuk  melihat  tingkat  kemakmuran  suatu  daerah  adalah dengan melihat  pendapatan  perkapita  di  daerah  tersebut.  Pendapatan  perkapita ini  diperoleh  dengan  cara  membagi  nilai  PDRB  dengan  jumlah  penduduk pertengahan tahun.
Pada tabel 3.5.1 dapat dilihat dari tahun 2008  sampai 2012, apabila dinilai dengan  rupiah,  nilai  PDRB  perkapita  Kapuas  Hulu  menunjukkan  trend  yang terus naik.  Sama halnya bila dinilai dengan kurs dollar  Amerika Serikat, PDRB perkapita kabupaten  Kapuas Hulu angkanya  bergerak naik. Hal  ini disebabkan oleh  kenaikan  nilai  tukar  rupiah  terhadap  dollar  Amerika  Serikat   pada  tahun 2012.

PDRB Perkapita Kabupaten Kapuas Hulu Tahun 2008 – 2012
Tabel 4.7
Tahun
Penduduk
Pertengahan
Tahun
PDRB
Perkapita (Berlaku)
Rp.
US$
Kurs Tengah
US$ Thdp
Rupiah di BI
2008
212 088
9 080 374,25
951,32
9 545,05
2009
216 051
9 864 684,23
969,32
10 176,95
2010 (‘)
222 160
10 681 538,46
1 187,12
8 997,86
2011 (*)
223 782
11 733 861,22
1 349,16
8 697,10
2012 (**)
225 581
13 099 764,63
1 400,30
9 354,96
Sumber; Katalog BPS: 9302008.6108
Keterangan:  Jumlah penduduk berdasarkan DAU




















BAB: V
PENUTUP
A.    Kesimpulan
       Keberhasilan Perkembangan ekonomi sebagian besar tergantung pada pemecahan beberapa masalah pokok yaitu akumulasi kapital dan penggunaan maksimal dari sumber daya manusia dan sumber daya alam yang tepat guna untuk meningkatkan serta memperbaiki produksi barang dan jasa dalam upaya memenuhi kebutuhan regional, nasional maupun global.
B.     Saran

Dalam kesempanan ini penulis menyarankan kepada pembaca untuk terlibat dalam proses perbaikan makalah ini. Sebagaimana yang penulis sadari, Dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik pada penelitian, penulisan, materi maupun penyajianya. Namun demikian, penulis telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai dengan tepat waktu dan oleh karenanya penulis dengan rendah hati menerima dan berharap keterlibatan pembaca dengan bersedia memberikan masukan, saran dan usul sebagai langkah verifikasi dan perbaikan makalah ini kedepanya karena pembuatan makalah inipun tidak lebih dari sebagai sumbangsih terhadap kemajuan ilmu pengetahuan.

1 komentar:

  1. Hahah.. membingungkan. Ini membicarakan Kab. Kapuas Hulu Prop.Kalimanatan Barat tapi kok ambil Sumber; http://kapuaskab.bps.go.id. Itu kan situs Kab. Kapuas Prop. Kalimantan Tengah. Gak relevanlah bro..

    BalasHapus