LAPORAN HASIL DISKUSI KELOMPOK "WIRAUSAHA WANITA"
PERTANYAAN
1. Mengapa faktor sosial budaya dan adat istiadat merupakan faktor penghambat bagi wanita untuk wirausaha ? (ishak)
PERTANYAAN
1. Mengapa faktor sosial budaya dan adat istiadat merupakan faktor penghambat bagi wanita untuk wirausaha ? (ishak)
2. apa penyebab perbedaan wanita wirausaha
dan pria wirausaha ? (nurul hidayah)
3. bagaimana cara mengajak wanita untuk mau
wirausaha agar uangnya tidak habis sia-sia seperti arisan ,jalan-jalan dan lain-lain ? ( Desi ratna sari )
4. jelaskan mengapa wirausaha wanita
mengalami kendala permodalan (saparida)
JAWAB:
1. Karena Wanita secara kodrati diakui secara sosial dan dipercaya sebagai budaya adalah sebagai ibu rumah tangga yang bertanggung jawab dalam urusan rumah tangga dan masih ada saja sebagian orang yang menggangap wanita yang bekerja di luar atupun bekerja sebagai wirausaha (sudah memiliki suami) sebagai sesuatu yang tidak etis, sekali lagi ini masalah niat atau motivasi seseorang sebagai wirausaha, bukan masalah etis tidaknya, setidaknya tujuan yang baik harus di capai dengan cara yang baik tanpa melupakan tanggung jawab terhadap rumah tangga. Sebagai contoh: Bila anak atau suami sakit, ia harus memberikan perhatian penuh, dan ini akan mengganggu aktivitas usahanya. Jalannya bisnis yag dilakukan oleh wanita tidak sefleksibel yang dilakukan oleh laki-laki. Wanita tidak bebas melakukan perjalanan ke luar kota, mengadakan lobby, acara makan malam, dan sebagainya. Juga anggapan/kebiasaan dalam suatu rumah tangga bahwa suamilah yang memberi nafkah, suami yang bekerja, maka sulit juga berkembangnya usaha menjadi besar begitu maksudnya.
1. Karena Wanita secara kodrati diakui secara sosial dan dipercaya sebagai budaya adalah sebagai ibu rumah tangga yang bertanggung jawab dalam urusan rumah tangga dan masih ada saja sebagian orang yang menggangap wanita yang bekerja di luar atupun bekerja sebagai wirausaha (sudah memiliki suami) sebagai sesuatu yang tidak etis, sekali lagi ini masalah niat atau motivasi seseorang sebagai wirausaha, bukan masalah etis tidaknya, setidaknya tujuan yang baik harus di capai dengan cara yang baik tanpa melupakan tanggung jawab terhadap rumah tangga. Sebagai contoh: Bila anak atau suami sakit, ia harus memberikan perhatian penuh, dan ini akan mengganggu aktivitas usahanya. Jalannya bisnis yag dilakukan oleh wanita tidak sefleksibel yang dilakukan oleh laki-laki. Wanita tidak bebas melakukan perjalanan ke luar kota, mengadakan lobby, acara makan malam, dan sebagainya. Juga anggapan/kebiasaan dalam suatu rumah tangga bahwa suamilah yang memberi nafkah, suami yang bekerja, maka sulit juga berkembangnya usaha menjadi besar begitu maksudnya.
2. penyebab paling mendasar adalah masalah
kodrati, sosial budaya serta kebiasaan.
Sebagai contoh:
Secara kebiasaan: Dalam hal modal usaha, pria
pengusaha lebih leluasa memperoleh modal usaha karena karena mental pria lebih
teruji maklum mental dan intuisi modal penting dalam berbisnis, sedangkan wanita pengusaha memperoleh
sumber modal dari tabungan, harta pribadi, dan pinjaman pribadi.
Secara Kodrati: Dalam hal karakteristik
kepribadian wanita pengusaha memiliki sifat toleransi, fleksibel, kreatif,
antusias, dan mampu berhubungan dengan lingkkungan masyarakat namun masalah
negatifnya adalah keterbatasan waktu dan fleksibilitas serta mobilitas karena
dituntut untuk mengurusi rumah tangga yang dipercaya sebagai budaya.
Secara sosialiti: Bentuk usaha yang dibuka
pengusaha pria lebih banyak ragamnya, sedangkan pada pengusaha wanita
kebanyakan berhubungan dengan pekerjaan rumah tangga, pendidikan, serta bisnis
jasa.
3. Pelatihan dan peningkatan wawasan kepada wanita-wanita.
Wanita Yang ingin terjun ke dunia usaha hendaknya
membanyak bergaul dengan komunitas-komunitas yang produktif dengan mengurangi pergaulan yang
tidak produktif, agar banyak memperoleh saran, kritikan, informasi, edukasi,
motivasi bahkan insfirasi sebagai penopang kelangsungan usahanya. Sebagai
contoh adalah seminar-seminar yang dipelopori oleh IWAPI( ikatan wanita
wirausaha indonesia), dan seminar-seminar, kuliah umum, ekonomi dan bisnis lain.
Sebenarnya hal ini tidak hanya bisa dilakukan
oleh organisasi maupu kelompok, namun hal ini juga bisa di lakukan oleh orang
individu, dari suami dan dari orang-orang terdekat serta belajar langsung dari
pengalaman orang telah sukses di dunia wirausaha.
4. Dari sisi permodalan wanita lebih sulit
jika dibandingkan pria dalam berwirausaha, kendala permodalan merupakan hal
bisa digeneralisir bagi semua orang yang ingin memulai usaha, tapi khusus untuk
wanita ini perlu di pahami secara substantif, dikatakan lebih terkendala dari
sisi permodalan karena kita memiliki pembanding yaitu pria wirausaha. Bukan
bermaksut untuk memngangkat masalah gender kedalam pemahaman bisnis, namun ini
akan sangat nyata terlihat ketika diambil contoh: seorang wanita membawa
proposal mengajukan kredit untuk modal usaha kepada instansi, iming-iming
mendapatkan pinjaman modal pihak instansi malah terang-terangan meragukan
produktifitas seorang wanita wirausaha tersebut dengan interview dan tinjauan
mendalam, karena kembali lagi kepada pertimbangan instansi tersebut dalam
menimalisir risiko ialah fisikologi menyangkut mental, profesionalisme serta
tekanan dalam rumah tangga dan sebagainya, bukan hanya sebatas masalah fisik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar