A. Judul:
Pengaruh Fluktuasi Penawaran Dan Permintaan Terhadap Harga Komoditas
Perdagangan Internasional
B.
Pendahuluan
“Masalah dalam perekonomian internasional”
sebetulnya di dasari oleh dua hal yaitu: “Mekanisme”
dan “Regulasi” yang di maksudkan
dengan mekanisme adalah mekanisme
perdagangan dan mekanisme pembayaran begitupun yang di maksud dengan
regulasi yaitu berkaitanya masalah regulasi
perdagangan dan regulasi pembayaran, oleh karena regulasi inilah isu yang
berkaitan dengan mekanisme dan regulasi ekonomi menjadi hal yang sangat holistic, sehingga jangan heran jika
diskusi mengenai mekanisme dan regulasi ekonomi menjadi hal yang sangat massif, terilhami oleh teori ekonomi positif
(laba maksimum) dan di kembangkan oleh teori Absolute
Advantage oleh Adam Smith (1776), Teori Komperatif Adventages oleh David Ricardo (1817), Teori Kompetitif
adventages oleh Porter
dan Rybenzynski (1890).
C.
Masalah Fluktuasi harga komoditas perdagangan internasional
Dalam
kesempatan ini saya merasa terpanggil mebahas masalah yang lebih substantive yaitu mengenai mekanisme dan
kebijakan perdagangan yang mengarah pada permasalahan Fluktuasi
harga harga komoditas perdagangan internasional (X-M) dengan pendekatan empiris.
Masalahan
Fluktuasi harga komoditas perdagangan internasional merupakan masalah yang paling familiar, dalam dinamikanya perubahan
tersebut di sebabkan oleh beberapa faktor yaitu:
1.
Peningkatan
dan penurunan suplay dan demand komoditi tersebut (mekanism)
Peningkatan suplay yang berlebihan dan tidak terkendali sangat berdampak pada
harga suatu komoditas perdagangan internasional, dapat di narasikan dengan
suplay karet alam (hasil perkebunan) yang beberapa tahun terakhir terus
mengalami perubahan yang cendrung menurun akibat suplay yang berlebihan.
Contoh masalah “Peningkatan suplay
dan penurunan demand serta
pengaruhnya terhadap harga”: Sebagai informasi
baru-baru ini terjadi konflik di negara salah satu penghasil karet terbesar
dunia yaitu Thailand sehingga terjadi kebocoran penjualan (Panic selling) oleh produsen
di thailand yang terjadi pada saat pemerintah indonesia dan malaysia menahan
penjualan akibat over suplay, alhasil
penurunah hargapun terjadi akibat peningkatan suplay dan penurunan demand akibat adanya barang pengganti (Substitusi) karena perkembangan teknologi karet sintetic, petani dan
penyadap karetpun menjerit karena menahan berat beben inflasi.
Jika kelebihan suplay mengancam pereknomian maka, sudah bukan sebuah fenomena jika penurunan suplay dapat mempengaruhi tingkatan
harga dalam sistem mekanisme pasar
yang sangat mempengaruhi harga komoditas
perdagangan internasional, Saya ingin menarasikan bahwa penurunahan suplay dan peningkatan demand mempengaruhi harga komoditas
perdagangan internasional.
Contoh: “Penurunan suplay dan peningkatan
demand serta pengaruhnya terhadap
harga”: sebagaimana yang kita ketahui beberapa tahun terakhir Negara penghasil
minyak dunia sedang di landa konflik yang
sangat menghawatirkan. Sebagai informasi beberapa Negara penghasil (ekspor) minyak dunia yang tergabung
dalam OPEC (Organization
of the Petroleum Exporting Countries) seperti: (a). United Emirates
Arab (UEA) dengan Produksi minyak: 3,23 juta barel perhari, Kontribusi ke dunia: 3,6%, Ekspor harian ke AS: 3.500 barel, Cadangan terbukti: 97,8 miliar barel, (b). Iran dengan Produksi
minyak: 4,13 juta barel perhari,
Kontribusi ke dunia: 4,6%, Ekspor harian ke AS: 0, Cadangan terbukti: 137 miliar barel, (c). Saudi Arabia dengan Produksi minyak: 11,75 juta barel perhari, Kontribusi ke dunia: 13,24%, Ekspor harian ke AS: 1,42 juta barel, Cadangan terbukti: 262,6 miliar barel dan Berdasarkan data Energy
Information Administration (EIA) 2012, salah satu divisi dari Departemen
Energi AS, Seperti yang dikutip dari: Detik.finace.com, minggu
(31/5/2014), EIA mencatat produksi minyak global mencapai 88,76 juta barrel. Timur Tengah memberi konttribusi
tertinggi, sebesar 31%, Amerika Utara 20%, Eropa 11%, Africa, Asia dan Oceania
9%, serta Amerika Tengah dan Selatan 5%.
Yang perlu di garis bawahi
adalah data-data produksi dan suplay minyak 2012 seiring perjalanan waktu terus
mengalami penurunan angka produksi,
Apalagi jika ditambah dengan rencana ditutupnya selat Hormuz oleh Iran akibat konfliknya
dengan Amerika dan Uni Eropa. Sama halnya dengan Iran dan libya negara-negara
penghasil minyak terbesar di dunia sering kali mengalami gejolak politik yang tak terduga.
Alhasil harga minyak dunia
tidak terbendung (tidak terkendali), pemerintah yang negaranya masih
memberlakukan subsidi BBM seperti indonesia berteriak karena neraca
perekonomian mereka memerah, rakyat berhamburan kejalan-jalan hanya untuk
sekedar menjerit dan berorasi, tapi apa yang mau di kata, kita bukan Negara
kaya minyak tapi pemerintah terus mendorong investasi
mobil murah dan meninggalkan angkuta umum.
Parahnya lagi ini terjadi Seiring
dengan cepatnya laju perekonomian global
dengan permintaan komoditas minyak
terus meningkat dengan harga yang terus melambung, harga minyak semakin tinggi
karena suplayanya secara perlahan
terus berkurang padahal sector energy
adalah primery engine dalam perekonomian industrialism
dan kapitalism, sedangkan pemanfaatan
inovasi dan energy terbarukan yang di harapkan bias di andalakan sebagai substitusi masih sangat terbatas.
D.
KESIMPULAN
Meskipun tingkat korelasinya sangatlah real
tetapi sebenarnya tidak dapat terwakilkan oleh penghitungan-perhitungan index statis karena kita bicara mekinisme yang bersifat dinamis dan juga sulit terilustrasikan
dengan index secara tepat oleh “Kurva isocos” dan “Isokuan” karena banyaknya factor dan variable yang harus di ikutsertakan, namun ini di lakukan untuk
kepentingan teknis, analisis, ilmiah
dan akademis.
Berdasarkan ulasan di atas dapat di simpulkan
bahwa Tingkat suplay dan demand di
pengaruhi oleh beberapa factor seperti: Memadai atau tidaknya Sarana transfortasi dan logistic, Tersedia atau tidaknya barang substitusi, perkembangan teknologi,
Penigkatan tensi politik nasional dan
internasional.
Jadi dapat di katakan bahwa
dalam tataran ekonomi internasional berdasarkan sudut pandang ekonomis dengan
kaitanya terhadap harga, “Peningkatan
suplay yang tidak terkendali di tambah dengan demand yang stagnan-penurunan
berdampak negative bagi produsen (eksportir) suatu komoditas tertentu dalam
perdagangan internasional” dan “Penurunan
suplay yang tidak terkendali dengan progress dan peningkatan permintaan
berdampak negarive bagi konsumen (importer) dari suatu komoditas perdagangan
internasional”. Yang dapat di gambarkan dengan kurvaberikut ini:
E.
DAFTAR PUSTAKA
Ringkasan
ini di kembangkan dari berbagai sumber bacaan seperti buku, artikel dan blog.
BUKU
Nopirin, Ph.D, Ekonomi
Internasional. Yogyakarta; BPFE-Yogyakarta, 1997
Sobri, Ekonomi
Internasional. Yogyakarta : Badan Penerbit Fakultas Ekonomi UGM.
Simamora Henry, 2000.
Manajemen Pemasaran Internasional. Jakarta: Salemba Empat.
ARTIKEL
Frieden,
Jeffrey A. 2006. “The Established Order Collapses”, dalam Global
Capitalism: Its Fall and Rise in The
Twentieth Century. New York: W. W. Norton & Co. Inc, pp. 278-300.
Gilpin,
Robert. 1987. “International Money Matters”, dalam The Political
Economy of International Relations. Princeton: Princeton University
Press, pp. 118-170.
BLOG
http://bungsunda88.wordpress.com/2013/10/09/konsep-konsep-ekonomi-internasional/ diakses pada 31 Mei 2014
http://www.bimbingan.org/masalah-ekonomi-internasional-saat-ini.htm diakses pada 31 Mei 2014
http://hehemahita.wordpress.com/2011/09/12/ekonomi-internasional-absolute-advantage-vs-comparative-advantage/ diakses pada 31 Mei 2014
http://putrinyaperwira-fisip09.web.unair.ac.id/artikel_detail-64844-Prinsip%20Ekonomi%20Internasional-Teori%20Keunggulan%20Kompetitif.html diakses pada 31 Mei 2014
http://ekonomi.kompasiana.com/moneter/2013/12/18/analisis-perdagangan-internasional-620227.html diakses pada 31 Mei 2014
http://finance.detik.com/?ctf fluktuasi harga minyak dunia diakses pada 31
Mei 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar